masih sering digunakan secara berlebihan atau bahkan disalahgunakan. Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotika tersebut.
Banyak antibiotika yang dahulu digunakan untuk infeksi tertentu saat ini sudah tidak efektif lagi terhadap infeksi tersebut dan menyebabkan
ketidakrasionalan penggunaan obat. Oleh karena itu perlu adanya pemantauan penggunaan antibiotika dengan mengetahui pola penggunaan dan jenis antibiotika
yang paling sering digunakan pada pengobatan infeksi dapat dihindari resistensi dan efek samping obat yang tidak diinginkan serta ketidakrasionalan penggunaan
obat dapat ditekan seminimal mungkin. Dalam menentukan besarnya kebutuhan akan perbekalan kesehatan
apoteker dituntut mampu metode yang paling tepat dalam melakukan perencanaan kebutuhan perbekalan kesehatan sehingga dana dan tenaga dapat dimanfaatkan
secara optimal.
1.2 Tujuan
- Mengetahui besarnya biaya pemakaian alat kesehatan pasien askes sosial
dan pasien tidak mampu di lantai V dan VI Instalasi Rawat Inap Teratai RSUP Fatmawati pada bulan Januari dan Februari 2008
- Mengetahui antibiotika yang paling sering digunakan pasien yang dirawat
di lantai V dan VI Instalasi Rawat Inap Teratai RSUP Fatmawati pada bulan Januari dan Februari 2008
Nilsya Febrika Zebua: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Depo Farmasi Rawat Inap Teratai RSUP Fatmawati
Depo Farmasi Teratai berada di bawah tanggung jawab Wakil Kepala III. Sumber daya manusia terdiri dari 26 orang, yang terdiri dari asisten apoteker 16
orang, juru resep 3 orang dan petugas administrasi 4 orang dan 3 orang di bagian sistem informasi rumah sakit.
Depo Farmasi Teratai memberikan pelayanan obat pada pasien rawat inap di lantai I ruang bersalin, lantai II ruang kebidanan dan bayi, lantai III ruang
anak, lantai IV ruang bedah, mata, THT dan paru, lantai V ruang penyakit dalam, syaraf dan jantung, lantai VI ruang demam berdarah kelas III.
Pasien yang dilayani di depo farmasi Teratai adalah pasien mampu, tidak mampu, askes, asuransi lain dan pasien karyawan RSUP Fatmawati. Pasien
mampu merupakan pasien yang mampu membayar resep secara tunai. Pasien tidak mampu termasuk TMD Tidak Mampu Daerah dan TMLD Tidak Mampu
Luar Daerah pembayarannya dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu oleh pemerintah melalui jaminan pemeliharaan kesehatan dengan pengajuan klaim dari
RSUP Fatmawati ke Badan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk pasien TMD dan klaim ke Dana Resque Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk
TMLD. Pasien karyawan RSUP Fatmawati merupakan tenaga kerja yang belum diangkat sebagai pegawai tetap rumah sakit.
Pasien Askes ada dua macam, yaitu askes sosial untuk Pegawai Negeri Sipil dan askes sukarela untuk non Pegawai Negeri Sipil. Untuk pasien askes,
obat dilayani oleh depo farmasi rawat inap teratai, dimana obat yang dilayani
Nilsya Febrika Zebua: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
adalah obat yang tercantum dalam DPHO Daftar Plafon Harga Obat Askes. Apabila diperlukan obat di luar DPHO Askes, obat dilayani apabila pasien
keluarga menandatangani pernyataan bersedia membayar di luar DPHO Askes.
2.2 Alat Kesehatan