Pembelian Penyimpanan dan penataan

2.3.4 Target yang akan dicapai

Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita dalam suatu usaha maupun sasaran target yang akan dicapai. Untuk menjaga kelangsungan hidup apotek, target yang direncanakan harus tercapai. Pencapaian target ditentukan oleh kebijakan Apoteker dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan apotek. Upaya yang dilakukan dapat berupa manajemen personil, pengadaan perbekalan yang bonafit serta memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan.

2.4 Pengelolaan Obat Perbekalan Farmasi

Pengelolaan obatperbekalan farmasi di apotek akan mempengaruhi kelengkapan, harga, pelayanan dan persediaan obat serta keuangan yang pada akhirnya akan menentukan citra suatu apotek. Masalah pengelolaan yang dimaksud adalah segala pekerjaan yang mengarah terjaminnya ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber daya manusianya. Perencanaan pengadaan obat perbekalan farmasi lainnya, akan dapat lebih terarah dan efesien bila dilakukan oleh tenaga yang terlatih yang didukung oleh wawasan-wawasan ilmu yang terkait. Di lapangan, perencanaan pengadaan perlu didukung oleh data analisis pasar antara lain jumlah penduduk, susunan demografi, kondisi sosial ekonomi dan geografis, masalah kesehatan di lingkungan sekitar, persepsi masyarakat terhadap kesehatan dan pola penggunaan obat.

2.4.1 Pembelian

Dewi Iriyani Sinaga : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma 90 Kisaran, 2009 USU Repository © 2008 Secara umum komoditi di apotek dapat berupa obat, bahan obat dan alat kesehatan yang pengadaannya dilakukan sewaktu pembelian. Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan. Pengadaan perbekalan farmasi harus direncanakan dengan baik untuk mendapatkan jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan menghindari terjadinya kekosongan perbekalan farmasi. Untuk barang yang laku keras fast moving disediakan dalam jumlah banyak sedangkan untuk barang yang kurang laku slow moving disediakan dalam jumlah yang terbatas sehingga dapat melayani penjualan obat dengan resep dan penjualan obat tanpa resep. Dalam proses pembelian, banyak pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Salah satu pertimbangan tersebut yakni pengadaan yang mengarah pada terjaminnya ketersediaan obat yang tepat baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Misalnya perlu diperhatikan keabsahan sumber, jaminan kualitas, pelayanan purna jual, jangka waktu pelayanan dan sebagainya.

2.4.2 Penyimpanan dan penataan

Untuk kegiatan penyimpanan difokuskan pada tujuan agar tetap terjaminnya kualitas obat sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai yang ditetapkan. Hal ini memerlukan wawasan pendukung yang memadai serta tenaga yang cukup terlatih. Dewi Iriyani Sinaga : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma 90 Kisaran, 2009 USU Repository © 2008 Prosedur dan administrasi penyimpanan barang persediaan diatur dengan memperhatikan sistem First In First Out FIFO, First Expired First Out FEFO berdasarkan abjad, bentuk sediaan, efek farmakologi dan golongan obat.

2.4.3 Penjualan Pelayanan