Budi Satrio : Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal, 2010.
terlaksananya penegakan hukum di bidang pasar modal. Bapepam dapat meminta bantuan penyidikan kepada polisi untuk menggeledah, menangkap
pihak yang diduga kuat melakukan tindak pidana di bidang pasar modal,
94
selain itu polisi dapat diminta bantuan memberikan petunjuk dalam kegiatan penyidikan yang dilakukan penyidik PPNS Bapepam. Selain Nota
Kesepahaman Bersama Memory of Understanding antara Bapepam dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia Polri, Bapepam juga mengadakan Nota
Kesepahaman Bersama dengan pihak Kejaksaan Republik Indonesia pada tanggal 27 Mei 1997, terutama dalam rangka mewujudkan asas peradilan yang
sederhana, cepat, dan biaya ringan, khususnya pada tahap proses penyidikan dan penuntutan perkara tindak pidana di bidang pasar modal.
95
94
Nota Kesepahaman Bersama antara Bapepam dengan Kejaksaan Rl, Pasal 8
95
Ibid, Pasal 102 ayat 2
3. Sanksi Dalam Tindak Pidana Pasar Modal
Sanksi-sanksi yang diterapkan oleh Bapepam di dalam Tindak Pidana Pasar Modal dalam penegakan hukum di bidang pasar modal ini, bapepam
didukung pula dengan adanya sanksi-sanksi yang dapat diterapkannya, dan terdapat 3 macam sanksi yaitu:
a. Sanksi Administratif b. Sanksi Pidana
c. Sanksi Perdata
Budi Satrio : Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal, 2010.
Sanksi Administratif dalam Undang-Undang Pasar Modal diatur dalam Pasal 102, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, pihak yang mempunyai
wewenang untuk menjatuhkan sanksi administratif terhadap pelanggaran hukum dipasar modal adalah Bapepam karena oleh Undang-Undang Pasar
Modal telah diberi kewenangan tersebut. Pihak yang dapat dijatuhkan sanksi administratif tersebut adalah:
96
1. Kejahatan dengan ancaman hukuman maksimum 10 tahun penjara dan
denda maksimum 15 miliar rupiah. Ini dikenakan kepada siapa saja yang melakukan kejahatan-kejahatan di bidang pasar modal, yaitu melakukan
perbuatan tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 ayat 1, Pasal 70, dan Pasal 98 Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1995. a. Pihak yang memperoleh izin dari Bapepam;
b. Pihak yang memperoleh persetujuan dari Bapepam; c. Pihak yang melakukan pendaftaran kepada Bapepam.
Apabila dilihat dari beratnya ancaman hukuman maka sanksi pidana dalam pasar modal dapat dibagi dalam 4 kategori, baik itu kejahatan maupun
pelanggaran, yaitu:
2. Kejahatan yang diancam dengan maksimum 5 tahun penjara dan denda
maksimum 5 miliar rupiah. Dijatuhkan terhadap kejahatan Pasal 2, Pasal
96
Abraham Bastari, Problematik Penegakan Hukum di Pasar Modal, PPH Newsletter No.48Maret2002, hal.16
Budi Satrio : Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal, 2010.
13, Pasal 18, Pasal 30, Pasal 34, Pasal 43, Pasal 48, Pasal 50 dan Pasal 64 dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
3. Kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara maksimum 3 tahun dan
denda maksimum 5 miliar rupiah. Dijatuhkan terhadap kejahatan Pasal 73 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan setiap
pihak yang sengaja bertujuan menipu atau merugikan pihak lain atau menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan,
mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk
emiten dan perusahaan publik Pasal 107 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
4. Pelanggaran yang diancam dengan hukuman kurungan maksimum 1 tahun
dan denda maksimum 1 miliar rupiah. Hukuman seperti ini dijatuhkan terhadap pelanggaran Pasal 32, Pasal 42 dan Pasal 100 dari Undang-
Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
4. Kordinasi Dengan Sub Sistern Penuntutan Oleh Bapepam