BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Metabolisme Normal Besi
Besi merupakan komponen penting dalam sintesis hemoglobin, mioglobin dan beberapa enzim
heme dan metaloflavoprotein. Jalur transpor utama besi
dijelaskan dalam gambar 2.1.
6
Gambar 2.1. Jalur utama transpor besi.
9
2.1.1 Proses pemakaian besi
Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008.
USU e-Repository © 2008
Besi merupakan salah satu mineral yang sangat banyak diperlukan dalam proses metabolisme. Setiap harinya dibutuhkan 1 – 4 mg besi dari makanan untuk
mepertahankan keseimbangan besi di dalam tubuh. Organ tubuh yang paling berperan dalam merespons saat terjadi keseimbangan negatif kandungan besi
tubuh adalah usus halus pada segmen duodenum dan yeyunum. Pada saat yang sama, usus juga dapat menghentikan transpor besi saat simpanan besi melebihi
kebutuhan metabolisme.
6,9
2.1.2. Transpor besi
Setelah diserap usus, besi akan berikatan dengan transferrin
yaitu suatu protein pembawa besi menuju jaringan yang membutuhkan. Sedikitnya dibutuhkan 3 mg
besi dalam sirkulasi darah yang berikatan dengan transferrin. Kegiatan ini berulang 10 kali perhari dan dibutuhkan lebih kurang sebanyak 25-30 mg besi per hari untuk
dibawa ke sumsum eritroid melalui reseptor eritroid yang matang yang disebut transferrin receptor Tfr
. Bentuk agregat besi-Tfr akan melepas besi dalam vakuola intrasitoplasma dalam sel eritroid. Setelah besi dilepas di dalam
sitoplasma, Tfr dibawa kembali ke permukaan sel, kemudian besi yang dilepas
Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008.
USU e-Repository © 2008
dibawa ke dalam mitokondria untuk keperluan sintesis heme atau disimpan sebagai ferritin.
3,9
Hasil akhir dari jalur transpor ini menggunakan 80-90 cadangan besi
dalam hemoglobin dari eritrosit baru yang beredar di sirkulasi darah dalam jangka waktu hidup 100-120 hari. Setelah ini, 10-20 prekursor eritrosit ini akan
dihancurkan sel-sel retikuloendotelial untuk digunakan kembali. Selain itu, sekitar 1 eritrosit yang bersikulasi akan juga akan dihancurkan setiap hari setelah
mencapai jangka akhir waktu hidup eritrosit. Kedua proses ini mengembalikan 25- 30 mg besi setiap hari oleh sel retikuloendotelial sumsum dan limpa. Melalui
proses ini, besi dibawa kembali oleh transferin menuju sumsum eritroid untuk membentuk sel eritrosit baru. Dibutuhkan 1 mg besi oleh tubuh kita untuk
mengganti kehilangan besi dari proses deskuamasi sel epitel kulit, saluran cerna dan saluran kemih.
9
Pada tahap akhir biosintesis heme, besi akan berikatan dengan
protoporfirin
.
Jika terjadi defisiensi besi, salah satu rantai protoporfirin yaitu protoporfirin-IX tidak dapat berikatan dengan besi untuk membentuk heme pada
tahap akhir biosintesis heme, dan menyebabkan protoporfirin bergabung dengan
Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008.
USU e-Repository © 2008
seng untuk membentuk molekul yang lebih stabil ikatannya yaitu free erythrocyte
zinc protoporphyrin ZPP selama siklus hidup eritrosit.
9,11-14
2.2 Defisiensi besi