Latar Belakang Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW (Red Cell Distribution Width) Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia nutrisional menurut WHO 1968 didefinisikan sebagai suatu keadaaan dimana kandungan hemoglobin lebih rendah dari nilai normal sebagai akibat dari berkurangnya satu atau lebih nutrien penting tanpa memandang penyebab defisiensi. Salah satu bentuk anemia nutrisional yang banyak ditemukan adalah anemia defisiensi besi. Anemia ini merupakan bentuk anemia yang paling sering ditemukan, terutama di negara yang sedang berkembang. Menurut WHO pada pertemuan INACG 2000 International Nutritional Anemia Consultative Group , 80 penduduk dunia menderita defisiensi besi, 30 penduduk dunia menderita anemia, dan lebih dari setengahnya merupakan anemia defisiensi besi. ADB lebih sering ditemukan di negara yang sedang berkembang sehubungan dengan kemampuan ekonomi yang terbatas, masukan protein hewani yang rendah dan infestasi parasit yang merupakan masalah endemik. 1,2 Zat besi dibutuhkan untuk berbagai macam proses di dalam tubuh seperti : pembentukan hemoglobin berperan dalam penyimpanan dan pengangkutan oksigen, pembentukan beberapa enzim yang berperan dalam metabolisme 1 Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 oksidatif, sintesis DNA, neurotransmitter dan proses katabolisme. Kekurangan besi mempunyai dampak yang merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, menurunkan daya tahan tubuh dan menurunkan konsentrasi belajar. 3,4 Berdasarkan hasil SKRT Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1992, prevalensi ADB pada anak balita di Indonesia adalah 55,5. Penelitian yang dilakukan IDAI, pada 1000 anak sekolah di 11 propinsi ditemukan prevalensi anemia sebanyak 20-25 . Jumlah anak yang mengalami defisiensi besi tanpa anemia jauh lebih banyak. 3 Diagnosa banding anemia pada anak sangat luas, tetapi akan dapat lebih dipersempit jika pada anemia ditemukan mikrositer. ADB dan talasemia minor adalah penyebab anemia mikrositer tersering. Tidak ada pemeriksaan tunggal untuk pemeriksaan defisiensi besi dengan atau tanpa anemia. Baku emas pemeriksaan defisiensi besi adalah tes langsung biopsi sumsum tulang dengan pengecatan Prussian blue. Tapi tes ini terlalu invasif untuk dikerjakan rutin, sehingga dipilih tes indirek pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan biokimia darah. Pemeriksaan darah lebih mudah tersedia dan murah dibandingkan pemeriksaan biokimia. Sementara itu pemeriksaan biokimia berguna untuk menegakkan diagnosa anemia pada saat sebelum anemia timbul. 5,6 Cara lain Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 untuk menentukan adanya ADB adalah dengan trial pemberian preparat besi untuk melihat respons hemoglobin. Prosedur ini sangat mudah, praktis, sensitif, dan ekonomis terutama pada anak beresiko tinggi menderita ADB, dengan kriteria jika dengan pemberian preparat besi 6 mgkg BBhari selama 3-4 minggu terjadi peningkatan kadar hemoglobin 1-2 mgdL, maka dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan menderita ADB. 3,5,6 Pada daerah Mediterrannia, Asia dan Afrika, ADB dapat dibedakan dengan talasemia minor dengan menggunakan indeks Mentzer MCVRBC. Bila nilai indeks Mentzer 13 diintepretasikan sebagai ADB, dan 13 adalah talasemia minor dengan spesifisitas 82. Juga bisa berdasarkan indeks RDW Red Cell Distribution Width MCVRBC x RDW. Jika hasilnya 220 diintepretasikan sebagai ADB dan bila 220 merupakan talasemia minor dengan spesifisitas 92. 2,6 Penelitian sebelumnya di Indonesia, baru meneliti indeks eritrosit dan RDW untuk menegakkan diagnosis ADB. Menurut Asih R dkk 2004, penilaian menggunakan indeks eritrosit MCV, MCH dan MCHC memiliki sensitifitas yang rendah 13,3 dan spesifisitas yang tinggi 93,2 untuk menunjang diagnosis ADB pada anak usia 4 bulan 6 tahun. 7 Wulan DR dkk 2004, menemukan bahwa Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 diagnosa ADB dari pemeriksaan RDW mempunyai sensitifitas sebesar 86,7 dengan nilai spesifisitas 93,3. 8

1.2. Perumusan Masalah