Perumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat penelitian Defisiensi besi

diagnosa ADB dari pemeriksaan RDW mempunyai sensitifitas sebesar 86,7 dengan nilai spesifisitas 93,3. 8

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dirumuskan pertanyaan penelitian apakah ada pengaruh pemberian terapi besi terhadap indeks Mentzer dan indeks RDW pada anak sekolah dasar yang menderita anemia defisiensi besi?

1.3. Hipotesis

Ada pengaruh pemberian terapi besi terhadap nilai indeks Mentzer dan indeks RDW pada anak sekolah dasar yang menderita anemia defisiensi besi.

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi besi terhadap indeks Mentzer dan indeks RDW pada anak sekolah dasar yang menderita anemia defisiensi besi. Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008

1.5. Manfaat penelitian

Jika memang ada pengaruh pemberian terapi besi terhadap perubahan nilai indeks Mentzer dan indeks RDW pada anak sekolah dasar yang menderita anemia, maka kedua nilai ini dapat dipakai sebagai alat uji tapis awal diagnosa anemia defisiensi besi. Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Metabolisme Normal Besi

Besi merupakan komponen penting dalam sintesis hemoglobin, mioglobin dan beberapa enzim heme dan metaloflavoprotein. Jalur transpor utama besi dijelaskan dalam gambar 2.1. 6 Gambar 2.1. Jalur utama transpor besi. 9

2.1.1 Proses pemakaian besi

Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 Besi merupakan salah satu mineral yang sangat banyak diperlukan dalam proses metabolisme. Setiap harinya dibutuhkan 1 – 4 mg besi dari makanan untuk mepertahankan keseimbangan besi di dalam tubuh. Organ tubuh yang paling berperan dalam merespons saat terjadi keseimbangan negatif kandungan besi tubuh adalah usus halus pada segmen duodenum dan yeyunum. Pada saat yang sama, usus juga dapat menghentikan transpor besi saat simpanan besi melebihi kebutuhan metabolisme. 6,9

2.1.2. Transpor besi

Setelah diserap usus, besi akan berikatan dengan transferrin yaitu suatu protein pembawa besi menuju jaringan yang membutuhkan. Sedikitnya dibutuhkan 3 mg besi dalam sirkulasi darah yang berikatan dengan transferrin. Kegiatan ini berulang 10 kali perhari dan dibutuhkan lebih kurang sebanyak 25-30 mg besi per hari untuk dibawa ke sumsum eritroid melalui reseptor eritroid yang matang yang disebut transferrin receptor Tfr . Bentuk agregat besi-Tfr akan melepas besi dalam vakuola intrasitoplasma dalam sel eritroid. Setelah besi dilepas di dalam sitoplasma, Tfr dibawa kembali ke permukaan sel, kemudian besi yang dilepas Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 dibawa ke dalam mitokondria untuk keperluan sintesis heme atau disimpan sebagai ferritin. 3,9 Hasil akhir dari jalur transpor ini menggunakan 80-90 cadangan besi dalam hemoglobin dari eritrosit baru yang beredar di sirkulasi darah dalam jangka waktu hidup 100-120 hari. Setelah ini, 10-20 prekursor eritrosit ini akan dihancurkan sel-sel retikuloendotelial untuk digunakan kembali. Selain itu, sekitar 1 eritrosit yang bersikulasi akan juga akan dihancurkan setiap hari setelah mencapai jangka akhir waktu hidup eritrosit. Kedua proses ini mengembalikan 25- 30 mg besi setiap hari oleh sel retikuloendotelial sumsum dan limpa. Melalui proses ini, besi dibawa kembali oleh transferin menuju sumsum eritroid untuk membentuk sel eritrosit baru. Dibutuhkan 1 mg besi oleh tubuh kita untuk mengganti kehilangan besi dari proses deskuamasi sel epitel kulit, saluran cerna dan saluran kemih. 9 Pada tahap akhir biosintesis heme, besi akan berikatan dengan protoporfirin . Jika terjadi defisiensi besi, salah satu rantai protoporfirin yaitu protoporfirin-IX tidak dapat berikatan dengan besi untuk membentuk heme pada tahap akhir biosintesis heme, dan menyebabkan protoporfirin bergabung dengan Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 seng untuk membentuk molekul yang lebih stabil ikatannya yaitu free erythrocyte zinc protoporphyrin ZPP selama siklus hidup eritrosit. 9,11-14

2.2 Defisiensi besi

Ada beberapa kriteria diagnosis yang dipakai untuk menentukan anemia defisiensi besi. Kriteria diagnosis anemia menurut WHO: 15 1. Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia Nilai normal Hb : Bayi usia 1-3 hari : 14,5 – 22,5 gdl Bayi usia 2 bulan : 9,0 – 14,0 gdl Anak 6-12 tahun : 11,5 – 15,5 gdl Anak 12 -18 tahun Laki – laki : 13,0 – 16,0 gdl Perempuan : 12,0 – 16,0 gdl Dewasa Laki – laki : 13,5 – 17,5 gdl Perempuan : 12,0 – 16,0 gdl Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 2. Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata MCHC 31 N:32-35 3. Kadar Fe serum 50 ugdl N: 80-180 ugdl 4. Saturasi transferrin 15 N: 20-50 5. Serum ferritin 10-12 ugl 6. Eritrosit protoporfirin EP 2,5 ngg hemoglobin. Defisiensi besi tanpa anemia akan membuat sintesis hemoglobin terganggu, tetapi kadar hemoglobin belum turun sesuai kriteria anemia berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Pada saat anemia terjadi, ditemukan nilai serum ferritin 10ngml, EP 2,5 gg hemoglobin, MCV 72 fl, atau respons terhadap terapi besi oral sedikitnya akan meningkatkan kadar hemoglobin 1 gdl satu bulan setelah pemberian besi oral berupa fero sulfat 6 mgkg BB satu kali perhari sebelum sarapan pagi. 3,10 Keadaan anemia defisiensi besi merupakan puncak dari kekurangan besi pada manusia. Tingkatan defisiensi besi yang terjadi adalah : 6 1. Defisiensi cadangan besi defisiensi besi prelaten Budi Andri Ferdian: Pengaruh Pemberian Terapi Besi Terhadap Perubahan Nilai Indeks Mentzer Dan Indeks RDW Red Cell Distribution Width Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi, 2008. USU e-Repository © 2008 Pada stadium ini ditemukan cadangan besi menurun, dan peningkatan absorbsi besi di saluran cerna. Selain itu ditemukan juga penurunan serum ferritin, konsentrasi besi dalam sumsum tulang dan jaringan hati menurun. 2. Eritropoiesis dengan besi yang terbatas defisiensi besi laten Pada saat ini mulai ditemukan penurunan serum ferritin, serum iron dan saturasi transferrin, peningkatan total iron binding capacity TIBC, peningkatan ZPP sedangkan kadar hemoglobin masih dalam batas normal. 3. Anemia Defisiensi Besi Pada fase ini sudah ada keadaan keseimbangan negatif besi tubuh yang berkepanjangan, dan natinya akan mengganggu produksi eritrosit dan mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin, yang selanjutnya menyebabkan anemia mikrositik hipokromik. Pada keadaan ini ditemukan penurunan Hb, MCV, MCH, dan MCHC, serum besi, peningkatan TIBC, dan penurunan saturasi transferrin.

2.3. Pemeriksaan status besi