METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka metode penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik”. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini penulis hanya
menggunakan satu kelompok eksperimen. 64 Maka jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian praeksperimen yaitu belum merupakan
eksperimen yang sesungguhnya karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen, karena dalam penelitian ini tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Rancangan yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest
Design. 65
64 Suharsimi Arikunto, Manajemen penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 207 65 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandun: Alfabeta,
2014), h. 74
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini diadakan di SDN 35 Cupak Kabupaten Solok dalam semester genap pada bulan Maret sampai April 2017.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian 66 . Berdasarkan pernyataan tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok yang berjumlah 16 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sedangkan sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. 67 Pengambilan sampel adalah suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan
menjadi subjek atau objek penelitian. 68 Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan total sampling yaitu mengambil seluruh peserta didik
kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan fokus perhatian penelitian:
a. Variabel bebas
66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta Rineka Cipta, 2005), h. 130 67 Ibid. , h. 118
68 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h. 252 68 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h. 252
yang menggunakan model pembelajaran Make A Match.
b. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel akibat yang keadaannya tergantung
kepada variabel bebas atau variabel lainya 70 . Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA peserta didik.
E. Data dan Sumber Data
1. Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. 71 Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh atau bersumber dari tangan pertama. Dalam hal ini data primernya adalah data hasil ulangan harian peserta didik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh bersumber dari tangan kedua. Dalam hal ini, data sekundernya adalah data peserta didik kelas III yang diperoleh dari pendidik dan tata usaha SDN 35 Cupak Kabupaten Solok.
2. Sumber Data
Sehubungan dengan jenis data yang diperlukan maka sumber data yang diperlukan adalah:
69 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 75
70 Ibid., h. 74 71 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Op.Cit, h. 161
1. Seluruh peserta didik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok yang menjadi kelas sampel untuk mendapatkan data primer.
2. Tata Usaha dan Pendidik Kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok untuk mendapatkan data sekunder.
F. Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes. Tes digunakan untuk memperoleh data yang akurat terhadap kemampuan hasil belajar peserta didik memahami pembelajaran dengan model pembelajaran Make A Match.
2. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik, penulis menggunakan alat pengumpulan data yang berbentuk tes hasil belajar. Tes hasil belajar berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan individu, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan sebagai hasil belajar tes tersebut berfungsi untuk mengetahui hasil belajar IPA peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran Make A Match. Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Data tes
yang dihasilkan berupa rata-rata skor pretest-posttest. 72
72 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 53
Tes hasil belajar dimaksud adalah tes yang diberikan setelah penelitian dilaksanakan. langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Menyusun tes
Dalam menyusun tes tersebut penulis melakukan tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan mengadakan tes, yaitu untuk mengetahui hasil belajar IPA peserta didik.
b. Membuat pembatasan pada materi yang akan diujikan.
c. Menyusun kisi-kisi tes hasil belajar IPA.
d. Menyusun butir-butir soal tes uji coba.
e. Melakukan validasi instrumen
b. Melakukan analisis tes uji coba
Setelah instrumen disusun sesuai dengan kisi-kisi soal yang dibuat, kemudian instrumen tersebut divalidasi oleh dua orang validator yaitu pendidik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok, dan satu orang dosen ahli IPA. Selanjutnya dilakukan uji coba tes terlebih dahulu sebelum diberikan. Uji coba tes ini dilakukan pada peserta didik kelas III SDN 24 Sijunjung. Dengan uji coba tes ini diharapkan dapat diketahui soal-soal yang baik yang dapat dijadikan sebagai soal tes pada kelas sampel penelitian ini. Cara yang digunakan untuk mengetahui baik dan tidaknya instrumen soal tes maka perlu diuji coba dan dianalisis. Analisis uji instrumen soal meliputi, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Penjelasannya sebagai berikut: Setelah instrumen disusun sesuai dengan kisi-kisi soal yang dibuat, kemudian instrumen tersebut divalidasi oleh dua orang validator yaitu pendidik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok, dan satu orang dosen ahli IPA. Selanjutnya dilakukan uji coba tes terlebih dahulu sebelum diberikan. Uji coba tes ini dilakukan pada peserta didik kelas III SDN 24 Sijunjung. Dengan uji coba tes ini diharapkan dapat diketahui soal-soal yang baik yang dapat dijadikan sebagai soal tes pada kelas sampel penelitian ini. Cara yang digunakan untuk mengetahui baik dan tidaknya instrumen soal tes maka perlu diuji coba dan dianalisis. Analisis uji instrumen soal meliputi, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Penjelasannya sebagai berikut:
r 11 1 2
n 1 nS
r 11 = koofesien realibitas n = jumlah butir soal M = rata-rata skor tes
S 2 = varians total N = jumlah pengikut tes
∑X= jumlah skor total
Tabel 3. 1. Koefisien Reliabilitas Tes
Sangat Tinggi
Sangat Rendah
Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :
1. Menghitung banyaknya soal yang di uji cobakan (n)
2. Menghitung seluruh jumlah peserta yang mengikuti tes uji coba (N)
3. Menghitung skor rata-rata (M)
4. Menghitung varians total (V t )
5. Setelah semua diperoleh maka masukkan data-data tersebut kedalam persamaan KR - 21 Dimana:
r 11 1 2
n 1 nS
Berdasarkan perhitungan reliabilitas tes, maka
didapatkan nilai r 11 = 0.80 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal tes mempunyai reliabilitas sangat tinggi. Maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran V.
b) Tingkat kesukaran soal Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran itu adalah sedang atau cukup. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran adalah:
P=
P = indeks kesukaran
B =banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar. JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes. 73
Tabel 3.2. Klasifikasi Indeks Kesukaran
No
Indeks Kesukaran
Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran soal terdapat lima soal yang sukar yaitu soal nomor 5, 13, 14, 16, dan 18. Sehingga soal yang dipakai yaitu lima belas soal dan lima soal dibuang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran III.
c) Daya pembeda soal Daya pembeda pada dasarnya untuk mengetahui jumlah
peserta didik dalam menjawab soal sehingga dapat diketahui antara peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik berkemampuan rendah. Untuk mencari daya pembeda soal digunakan rumus:
D = daya pembeda soal
B A = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
73 Ibid, h. 208
B B = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar J A = jumlah peserta kelompok atas J B = jumlah peserta kelompok bawah P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.3. Klasifikasi daya pembeda soal
No
Daya Pembeda Soal Kategori
Baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D = negatif sebaiknya dibuang saja. 74 Dari hasil
daya pembeda soal, terdapat lima soal yang dikategorikan mempunyai daya pembeda soal yang jelek yaitu, soal nomor 5, 13,
14, 16, dan 18. Maka soal yang dipakai adalah lima belas soal dan lima soal dibuang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran III.
c. Pelaksanaan tes
Pelaksanaan tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pada peserta didik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok, yaitu sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match yang disebut dengan pretest dan dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran
74 Ibid, h. 210- 218 74 Ibid, h. 210- 218
G. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“one group pretest-posttest design”. Desain penelitian one group pretest- posttest desig n yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja, tanpa kelompok pembanding. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (Tes Awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (Tes Akhir). Desain penelitian ini juga dapat digunakan
untuk melihat pengaruh perlakuan dengan uji-t. 75 Jadi one group pretest-posttest adalah salah satu desain eksperimen
semu yang mana dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan peserta didik sebelum perlakuan diberikan. Setelah itu dilakakukan treatment dengan menggunkan model pembelajaran Make A Match dalam pembelajaran IPA. Setelah treatment, dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah perlakuan diberikan. Kemudian hasil pretest dibandingkan dengan hasil posttest.
Perbedaan hasil pretest (T1) dengan posttest (T2) merupakan pengaruh dari perlakuanyang diberikan”. Desain yang digunakan dalam
75 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 212 75 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 212
Tabel 3.4. Design penelitian one group study pretest-posttest
Tes Awal
Tes Akhr T1
Perlakuan
X T2
Keterangan: T1 = tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan T2 = tes akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan
X = perlakuan (treatment) Perlakuan dalam penelitian ini merupakan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match. Perlakuan diberikan hanya pada satu kelas eksperimen tanpa ada kelas kontrol, prosesnya dilakukan dengan pretest dan diakhiri posttest.
H. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui hasil belajar IPA peserta didik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok sejalan dengan rancangan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka untuk menganalisis data tersebut menggunakan uji-t. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kelas sampel maka tidak perlu menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok setelah menerapkan model pembelajaran Make A Match
76 Ibid , h. 78 76 Ibid , h. 78
1. Menentukan rata-rata kelas dari hasil belajar kemampuan berhitung perkalian berupa nilai pretest dan posttest.
2. Menghitung efektivitas treatment dari penelitian, rumus yang digunakan adalah:
t = Keterangan:
Md : mean of difference (nilai rata-rata hitung dari beda selisih) antara pretest dengan posttest, yang dapat diperoleh dengan rumus:
Md = ΣD : jumlah beda/selisih antara skor pretest (variabel x) dan skor
posttest (variabel y), dan D dapat diperoleh dengan rumus: D=X –Y SEMD: Standar error (standar kesesatan) dari mean of different yang dapat diperoleh rumus:
SEMD= SDD : deviasi standar dari perbedaan antara skor posttest dan pretest
yang dapat diperoleh rumus:
SDD= N 77 : banyaknya subjek /jumlah frekuensi/banyaknya individu
77 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 314
Langkah perhitungannya adalah:
a. Mencari D (different = perbedaaan) antara skor variabel I dan variabel II, jika variabel I di beri lambang X dan variabel II di beri lambang Y, maka D –Y
b. Menjumlahkan D₁ sehingga diperoleh ΣD
c. Mencari mean dari different dengan rumus : MD =
d. Mengkuadratkan : setelah itu lalu dijumlahkan sehingga di peroleh
e. Mencari deviasi standar dari different (SDD) dengan rumus: SDD =
f. Mencari standard erorr dari mean of difference, yaitu SEMD dengan menggunakan rumus:
SEMD =
g. Mencari t₀ dengan menggunakan rumus: t =
h. Memberikan interprestasi terhadap “t ” dengan prosedur kerja sebagai berikut:
a) Merumuskan terlebih dahulu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihilnya (H ).
b) Menguji signifikasi t dengan cara membandingkan besarnya t (“t” hasil observasi atau “t” hasil perhitungan) dengan t₁ ( harga
kritik “t” yang tercantum dalam tabel nilai “t”), dengan terlebih kritik “t” yang tercantum dalam tabel nilai “t”), dengan terlebih
c) Mencari harga kritik “t” yang tercantum pada tabel nilai “t” dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, pada taraf signifikansi 5%.
d) Melakukan perbandingan antara t dengan t₁ dengan patokan sebagai berikut:
1) Jika t lebih besar atau sama dengan t₁ maka hipotesis nihil ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif diterima atau
disetujui. Berarti kedua variabel yang sedang kita selidiki perbedaannya secara signifikan memang terdapat perbedaan.
2) Jika t lebih kecil daripada t₁ maka hipotesis nihilnya diterima atau disetujui, sebaliknya hipotesis alternatif ditolak. Berarti bahwa perbedaan antara variabel I dan variabel II itu bukanlah perbedaan yang berarti, atau bukan
perbedaan yang signifikan. 78 Pada uji hipotesis, uji yang digunakan adalah uji hipotesis satu
arah, kriteria H ₀ diterima jika t hitung > t tabel dilihat pada daftar distribusi t dengan derajat kebebasan db = N – 1 dan H₀ ditolak jika t hitung ≠ t tabel dengan derajat kebebasan db = N – 1.
78 Ibid , h. 311
Setelah diperoleh nilai t hitung dan t tabel, kemudian melakukan uji hipotesis penelitian tentang “pengaruh cuaca terhadap kegiatan
manusia serta cara memlihara dan melestarikan lingkungan”. Jika t hitung > t tabel maka H 79 ₀ ditolak dan Ha diterima.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan dengan tiga tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Meminta surat izin penelitian ke Jurusan PGMI IAIN Imam Bonjol Padang.
b. Meminta surat izin penelitian ke Dinas Pendidikan Kabupaten Solok.
c. Mengantarkan surat izin penelitian dari Dinas Kabupaten Solok ke Sekolah SDN 35 Cupak Kabupaten Solok.
d. Menentukan jadwal penelitian dengan pendidik Kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok.
e. Mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan pada saat penelitian seperti mempersiapkan kartu-kartu pasangan yang berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban, yang digunakan nantinya pada saat pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match pada kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok.
2. Tahap Pelaksanaan Pendidik menyampaikan materi pembelajaran dengan secara umum dan dengan cara pembelajaran yang biasa dilakukan oleh pendidik
79 Ibid , h. 285
kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok, dan tidak menggunakan model pembelajaran Make A Match yang akan diterapkan pada kelas tersebut. Kemudian pendidik memberikan pretest unuk melihat sampai dimana kemampuan peserta didik tentang materi yang disampaikan. Setelah itu pendidik baru menerapkan model pembelajaran Make A Match dalam proses pembelajaran pada kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok, setelah selesai proses pembelajaran dengan model tersebut baru pendidik memberikan posttest pada peserta didik kelas III SDN 35 Cupak Kabupaten Solok. Menerapkan Model pembelajaran Make A Match pada pembelajaran IPA dengan menggunakan Skenario pembelajaran yang dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5. Skenario Pembelajaran IPA Kelas III
No Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Didik Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam.
a. Menjawab salam menit
b. Mengkondisikan
b. Mengkondisikan kelas untuk memulai
kelas untuk
pembelajaran.
memulai
c. Pendidik mengecek pembelajaran. kehadiran peserta
c. Mendengarkan didik.
penjelasan
d. Apersepsi (pernahkah
pendidik.
ananda meraskan
d. Mendenagrkan bagaimana udara
penjelasan
panas atau dingin?)
pendidik.
Motivasi
e. Peserta didik
(dengan kita belajar memperhatikan ke tentang pengertian
papan tulis.
cuaca dan macam-
f. Peserta didik macam cuaca, kita
mendengarkan dapat mengetahui apa
penjelasan
itu cuaca dan macam-
pendidik.
macam cuaca).
e. Pendidik menuliskan topik pembelajaran di papan tulis.
f. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
45 Eksplorasi
menit
a. Pendidik membagikan a. Peserta didik bahan ajar, meminta
membaca bahan peserta didik untuk
ajar yang telah membaca materi.
dibagikan.
b. Pendidik membagi
b. Peserta didik duduk peserta didik menjadi
berdasarkan dua kelompok, dan
kelompok masing- meminta peserta didik
masing yang telah duduk dengan
dibagi oleh
kelompok masing-
pendidik.
masing dengan cara
c. Peserta didik duduk berhadapan.
mendengarkan
c. Pendidik menjelaskan
penjelasan
cara jalannya diskusi.
pendidik.
d. Pendidik membagikan d. Peserta didik kartu soal untuk
mendengarkan mendengarkan
penjelasan
anggota kelompok
pendidik.
satu, dan kartu
e. Peserta didik jawaban untuk
menempel kartu masing-masing
pertanyaan ke anggota kelompok
papan tulis.
dua.
e. Pendidik meminta peserta didik untuk menempel kartu pertanyaan nomor 1 di papan tulis.
Elaborasi
a. Pendidik meminta
a. Peserta didik peserta didik yang
mencari jawaban. memegang kartu
b. Peserta didik jawaban untuk
menempel kartu memperhatikan kartu
jawaban ke papan pertanyaan yang di
tulis. tempel di papan tulis. c. Peserta didik
b. Pendidik meminta menmperhatikan peserta didik yang
penjelasan
memegang kartu
pendidik.
jawaban untuk
d. Peserta didik menempel jawaban
membacakan dari pertanyaan
jawaban yang telah tersebut, dalam
di tempel.
jangka waktu yang
e. Peserta didik telah ditentukan.
melakukan
c. Pendidik memberikan seterusnya sampai point bagi peserta
pertanyaan yang pertanyaan yang
terakhir.
menempel kartu jawaban dalam jangka yang telah di tentukan, bagi yang tidak bisa maka tidak di beri point.
d. Pendidik meminta untuk membacakan jawabannya berdua di depan.
e. Dilakukan begitu seterusnya sampai pertanyaan yang terakhir.
Konfirmasi
a. Pendidik menjelaskan materi yang belum
a. Peserta didik dipahami.
mendengarkan
b. Pendidik memberikan
penjelasan
penjelasan kepada
pendidik.
peserta didik tentang
b. Peserta didik materi yang masih
mendengarkan diragukan oleh
penjelasan
peserta didik.
pendidik.
c. Bersama-sama
c. Bersama-sama menyimpulkan
menyimpulkan pembelajaran.
pembelajaran.
Kegiatan Penutup
a. Membimbing
a. Menyimpulkan menit
peserta didik
pembelajaran.
menyimpulkan
b. Peserta didik
pembelajaran.
mengerjakan
b. Pendidik
evaluasi.
memberikan