Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)

6. Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)

Pengertian Sanitasi menurut G.J.W de Kruijff (1987:XI) dalam bukunya “Teknik Sanitasi Tepat Guna” adalah Usaha untuk mendapatkan

kondisi yang sehat dalam pengaturan pembuangan kotoran manusia atau sanitasi dapat diartikan sebagai cara pembuangan yang memenuhi aspek- aspek penyehatan lingkungan.

Sedangkan definisi sanitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan terutama kesehatan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia .

Pengertian sanitasi mengarah kepada usaha konkrit dalam mewujudkan kondisi higienis dan usaha ini dinyatakan dengan pelaksanaan di lapangan berupa pembersihan, penataan, sterilisasi, penyemprotanhama, dan sejenisnya. Oleh karena itu jika higienis Pengertian sanitasi mengarah kepada usaha konkrit dalam mewujudkan kondisi higienis dan usaha ini dinyatakan dengan pelaksanaan di lapangan berupa pembersihan, penataan, sterilisasi, penyemprotanhama, dan sejenisnya. Oleh karena itu jika higienis

SANIMAS merupakan singkatan dari program Sanitasi Berbasis Masyarakat. Program ini merupakan program peningkatan kualitas lingkungan di bidang sanitasi khususnya pengelolaan air limbah yang diperuntukkan bagi kawasan padat kumuh miskin (PAKUMIS) perkotaan dengan menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Program Sanimas dimulai sejak tahun 2001. Inisiatif program diprakarsai dan dibiayai oleh Waspola bekerjasama dengan AusAID dengan Pemerintah Indonesia (Pemda) melalui WSP (Bank Dunia). Tahun 2004 program ini dilanjutkan oleh Bappenas melalui POKJA AMPL bekerjasama dengan BORDA melalui BEST dan LSM lokal lainnya. Sejak tahun 2006 Sanimas telah dijadikan sebagai program nasional oleh Departemen Pekerjaan Umum.

Menurut Dinas Pekerjaan Umum, SANIMAS (dalam buku pedoman SANIMAS, 2008) adalah Program nasional yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat yang berada di lingkungan permukiman yang padat, kumuh, dan miskin di perkotaan yang difokuskan pada penanganan pembuangan air limbah rumah tangga. Bersifat Tanggap Kebutuhan, dengan masyarakat yang layak mengikuti SANIMAS akan bersaing untuk mendapatkan dukungan program dengan menunjukkan Menurut Dinas Pekerjaan Umum, SANIMAS (dalam buku pedoman SANIMAS, 2008) adalah Program nasional yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat yang berada di lingkungan permukiman yang padat, kumuh, dan miskin di perkotaan yang difokuskan pada penanganan pembuangan air limbah rumah tangga. Bersifat Tanggap Kebutuhan, dengan masyarakat yang layak mengikuti SANIMAS akan bersaing untuk mendapatkan dukungan program dengan menunjukkan

Karakteristik yang paling menonjol dari pengelolaan berbasis masyarakat adalah bahwa kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan atas seluruh aspek yang menyangkut air minum dan atau penyehatan lingkungan berada di tangan anggota masyarakat mulai dari :

1. Identifikasi kebutuhan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan (tahap awal)

2. Perencanaan tingkat pelayanan yang diinginkan

3. Perencanaan teknis (Pilihan Teknologi desain profesional).

4. Pelaksanaan pembangunan.

5. Pengelolaan operasional

6. pengawasan Pada proses pelaksanaannya, diterapkan tahapan-tahapan proses pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan pembangunan dalam usaha untuk menjamin kelanjutan (sustainability) program SANIMAS tersebut. Adapun tahapan implementasi SANIMAS adalah

1. Tahap Persiapan Persiapan segala materi SANIMAS.

2. Tahap Seleksi Kabupaten/Kota Kesiapan Kabupaten/Kota bekerja sama dengan Fasilitator LSM.

3. Tahap Seleksi Masyarakat/Kampung Penilaian seleksi kampung dari Longlist menjadi Shortlist.

 Pemilihan teknologi oleh masyarakat (Informed Choice

Catalogue/ICC).  Pembuatan DED dan RAB.  Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).  Skema kontribusi masyarakat.  Rencana konstruksi, kontribusi, pelatihan dan OM.

5. Tahap Konstruksi dan Capacity Building.  MCK Plus.  Septictank Bersama.  IPAL Komunal.

6. Tahap Evaluasi dan Support OM

7. Pengujian terhadap output dan jaminan konstruksi selama 1 tahun

Kerangkan pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :