Manajemen program nasional sanitasi berbasis masyarakat (sanimas) di kelurahan sangkrah Surakarta Surakarta FKIP 2012

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

OLEH : DEDY HERMAWAN D0108118 Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing Skripsi

Drs. H. Marsudi, M.S

NIP. 19550823 198303 1 001

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari

Tanggal

Panitia Penguji

1. Drs. Pramono, S.U. (………………..)

2. Drs. Suryatmojo, M.Si (………………..)

3. Drs. H. Marsudi, M.S (………………..)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 195408051985031002

MOTTO

Ingatlah sesungguhnya pertolongan ALLAH itu amat dekat.

(Al Baqarah : 214)

Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim baik berupa malapetaka, kegundahan, rasa letih, kesedihan, rasa sakit, kesusahan sampai-sampai duri yang menusuknya kecuali ALLAH akan melebur dengan kesalahan-kesalahannya.

( HR. Bukhari )

Kejujuran adalah mata uang yang dapat digunakan kapan pun dan dimana pun juga.

( Peppy )

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu senantiasa memberikan cinta, doa, bimbingan dan dukungan dalam perjalanan hidupku selama ini.

Kakak-kakakku tersayang yang selalu memberikan semangat dan nasehat kepadaku.

Assalamu’alaikum wr.wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah memperjuangkan agama Allah di muka bumi ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak di bawah ini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. H. Marsudi, M.S. selaku pembimbing skrispi yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. AW Erlin Mulyadi, S.Sos, M.PA. selaku pembimbing akademis yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama kuliah.

3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sangkrah, KSM Insan Harapan, dan seluruh warga Sangkrah.

5. Bapak Suryanto, Ibu Bekti Dharmayani, Bapak Farhat Kamil, Bapak Mahendra Nugrahadi, Bapak Udin, dan Bapak Supangat selaku informan yang telah banyak memberikan bantuan, informasi dan semua hal yang dibutuhkan oleh penulis demi kelancaran skripsi ini.

6. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Administrasi 2008

7. Organisasi yang telah memberikan banyak pengalaman dan pelajaran, BEM FISIP UNS, HIMAGARA dan CENCOR

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga sadar bahwa skripsi ini juga masih jauh dari sempurna, maka dengan senang hati akan menerima kritik dan saran atas perbaikan skripsi ini. Penulis berharap agar penelitian ini bisa dijadikan awal penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan. Terima Kasih

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Surakarta, Juli 2012

Dedy Hermawan

6. Pengawasan ........................................................................... 116

BAB V. PENUTUP. .......................................................................................

123

A. Kesimpulan.................................................................................. 123

B. Saran. ........................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA. ...................................................................................

127 LAMPIRAN

Halaman Tabel I.1 : Sumber Air Bersih Kelurahan Sangkrah Tahun

6 Tabel IV.1 : Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepala

Keluarga .................................................................................

71 Tabel IV.2 : Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin ..................................................................................

72 Tabel IV.3 : Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ............................

73 Tabel IV.4 : Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian (Bagi

umur 10 tahun ke atas) ..........................................................

74 Tabel IV.5 : Komposisi Perangkat Kelurahan ............................................

75 Tabel IV.6 : Sarana Peribadatan .................................................................

76 Tabel IV.7 : Sarana Kesehatan....................................................................

76 Tabel IV.8 : Sarana Pendidikan ..................................................................

77 Tabel IV.9 : Sarana Perekonomian .............................................................

78 Tabel IV.10: Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya dan Matrikulasi

Kontribusi SANIMAS Sangkrah ...........................................

94 Tabel IV.11 : Iuran Penggunaan SANIMAS Sangkrah ................................

113 Tabel IV.12 : Pertanggung Jawaban (LPJ) KSM Insan Harapan pada

Bulan Februari 2012 ..............................................................

118 Tabel IV.13 : Pengawasan dalam Program SANIMAS Sangkrah ................

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar I.1

: Daftar WC di Kelurahan Sangkrah Tahun 2008 ..................

Gambar II.1 : Bagan Kerangka Pikir ..........................................................

56

Gambar III.1 : Model Analisis Interaktif......................................................

66

Gambar IV.1 : Peta Daerah Zona Merah Kota Surakarta .............................

83

Dedy Hermawan, D0108118, “Manajemen Program Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah Surakarta”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012, 129 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah Surakarta. Kelurahan Sangkrah merupakan daerah yang tergolong padat, miskin, dan kumuh sehingga Kelurahan Sangkrah masuk dalam peta merah di Surakarta. Pada tahun 2006 Kelurahan Sangkrah mendapatkan program SANIMAS dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan telaah dokumentasi. Data yang sudah diperoleh kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan teknik pengujian triangulasi data, yaitu triangulasi sumber. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa manajemen program SANIMAS meliputi sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoperasian, dan pengawasan sudah berjalan dengan baik. Sosialisasi program SANIMAS melalui 2 tahap yaitu sosialisasi tingkat provinsi dan tingkat kampung. Sosialisasi program SANIMAS hanya bersifat formal saja. Perencanaan program SANIMAS menggunakan pendekatan bottom up dimana masyarakat berperan aktif dalam perencanaan program. Pengorganisasian program SANIMAS melalui pembentukan KSM Insan Harapan dengan pembagian struktur berdasarkan kelompok kegiatan kerja (departementalisasi) dan pembagian kerja. KSM Insan Harapan melakukan koordinasi eksternal dengan AKSANSI dan TFL. Pengarahan dilakukan melalui pemberian motivasi, pelatihan, serta pendampingan. Pendampingan program SANIMAS dilakukan oleh LSM BORDA. Pengoperasian dilakukan sendiri oleh masyarakat selama 24 jam. Biaya operasional hanya mengandalkan bantuan dari iuran pengguna SANIMAS. Pengawasan program SANIMAS dilakukan pada seluruh tahapan kegiatan. Pascakontruksi pengawasan hanya dilakukan oleh masyarakat melalui laporan rutin tiap akhir bulan. Secara keseluruhan pelaksanaan program SANIMAS di Sangkrah sudah baik dan sampai saat ini pun SANIMAS Sangkrah masih terus beroperasi dan bangunan fisiknya pun terlihat kokoh dan bersih.

Dedy Hermawan, D0108118, “The Management of Community-Based Sanitation National Program (SANIMAS) in Kelurahan Sangkrah of

Surakarta”. Thesis, Administration Science Department, Social and Political Sciences Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2012, 129 pages.

This research aims to find out the management of Community-Based Sanitation National Program (SANIMAS) in Kelurahan Sangkrah of Surakarta. Kelurahan Sangkrah is the area categorized into dense, poor, and slump area so that it belongs to red map in Surakarta. In 2006, Kelurahan Sangkrah obtained SANIMAS program from Public Work Ministry.

This study was a descriptive qualitative research. Techniques of collecting data used were observation, interview, and documentation study. The data obtained was then tested for its validity using data triangulation examination technique, namely source triangulation. The data analysis included data reduction, data display, and conclusion drawing.

From the result of research, it could be found that the management of SANIMAS program included socialization, planning, organization, briefing, operation, and supervision had run well. The socialization of SANIMAS program encompassed 2 stages: the socialization at province and kampong levels. The socialization of SANIMAS program was only formal in nature. The SANIMAS program planning used bottom-up approach in which the society participated actively in planning the program. The SANIMAS program organization was done through Insan Harapan KSM by dividing the structure based on work activity group (departmentalization) and job division. KSM Insan Harapan undertook external coordination with AKSANSI and TFL. Briefing was done by giving motivation, training, as well as counseling. SANIMAS program counseling was undertaken by LSM BORDA. The operation was done by the society itself for 24 hours. The operat ional cost only relied on the grant from SANIMAS users’ dues. The society undertook post-construction supervision only through routinely monthly report. Overall, the implementation of SANIMAS program in Sangkrah had been good and up to now SANIMAS Sangkrah still operates and its physical structure is still apparently strong and clean.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, Indonesia dihadapkan berbagai tantangan lingkungan hidup yang begitu besar. Adapun masalah dari lingkungan hidup sendiri sangatlah komplek seperti masalah air bersih, pencemaran lingkungan, perusakan ekosistem dan juga sanitasi. Masalah - masalah tersebut tidak terlepas dari perkembangan jaman dan juga kesadaran masyarakat yang semakin menurun terhadap lingkungan. Pola perilaku manusia sekarang kebanyakan cenderung merusak lingkungan bukan melestarikannya. Sehingga hal ini dapat menyebabkan masalah baru yang akan dihadapai masyarakat. Semakin banyak penduduk semakin banyak pula masalah lingkungan yang harus dihadapi, karena setiap orang pastilah akan menghasilkan limbah. Kepadatan penduduk biasanya identik dengan kondisi lingkungan yang kumuh dan kurang peduli terhadap kesehatan. Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk yang sangat besar juga tidak terlepas dari kondisi tersebut. Hal ini menimbulkan tingkat kesehatan masyarakat yang rendah. Banyak masyarakat yang terjangkit penyakit karena lingkungan yang kotor seperti diare dan penyakit kulit.

Sanitasi di Indonesia dapat dinilai sangat buruk. Pada tahun 2010, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam urutan negara dengan layanan Sanitasi di Indonesia dapat dinilai sangat buruk. Pada tahun 2010, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam urutan negara dengan layanan

Seiring dengan adanya program sanitasi nasional dengan landasan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 42/PRT/M/2007 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur, Pemerintah Kota Surakarta juga serius dalam menangani masalah sanitasi seperti yang tertuang dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta Tahun 2005-2010. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2005-2010, dijelaskan bahwa adanya program pembangunan infrastruktur untuk sanitasi masyarakat.

SANIMAS merupakan akronim dari program Sanitasi Berbasis Masyarakat. Program ini merupakan program peningkatan kualitas lingkungan di bidang sanitasi khususnya pengelolaan air limbah yang diperuntukkan bagi kawasan padat, kumuh, dan miskin (PAKUMIS) perkotaan dengan menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Program Sanimas dimulai sejak bulan Agustus 2001 dan berakhir pada Februari 2004. Inisyatif program diprakarsai dan dibiayai oleh Water Supply and Sanitation Policy Formulation

Program (WSP/World Bank). Tahun 2004 program ini dilanjutkan oleh Bappenas melalui Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) bekerjasama dengan Bremen Overseas Research and Development Association (BORDA) dan LSM lokal lainnya. Sejak tahun 2006 Sanimas telah dijadikan sebagai program nasional oleh Departemen Pekerjaan Umum. (Wikipedia.org).

Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) mulai dari tahun 2006 merupakan program dari pemerintah pusat melalui Departemen Pekerjaan Umum. Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dianggap berhasil sehingga program ini diteruskan. Pembiayaan program ini tidak semuanya dilimpahkan kepada pemerintah pusat akan tetapi melibatkan pemerintah daerah dan juga swadana masyarakat. Pemerintah pusat mengucurkan biaya melalui Dana Alokasi khusus ( DAK ) sebesar 40 % dari anggaran. Sisanya berasal dari pemerintah daerah, masyarakat dan sponsor seperti LSM. Masyarakat dilibatkan dalam pembiyaan supaya masyarakat mempunyai rasa memiliki Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) tersebut sehingga mereka akan menjaga dan merawat dengan baik. Peran pemerintah dalam program ini sebenarnya tidak terlihat, karena dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan semua dilakukan oleh masyarakat, pemerintah hanya sebagai jembatan untuk mendapatkan dana.

Pepe dan Sungai Bengawan yang mana kedua tersebut sering meluap pada saat hujan turun sampai mengakibatkan banjir. Sehingga masyarakat pinggiran sungai pastinya terkena dampak yang luar biasa pasca banjir dari dua sungai tersebut. dampak tersebut dapat berupa penyebaran penyakit, krisis air bersih dan juga pastinya lingkungan yang kotor. Pada tahun 2010, Kota Surakarta sudah membangun sembilan sanitasi berbasis masyarakat (SANIMAS) di beberapa kelurahan. Seperti di Kadipiro, Sangkrah, Sewu, Purwodiningratan, Serengan dan Danukusuman. Setiap sanimas dapat digunakan minimal oleh 50 kepala keluarga.

Dari beberapa lokasi SANIMAS di Kota Surakarta, peneliti memilih Kelurahan Sangkrah sebagai lokasi penelitian. Pemilihan lokasi ini berdasarkan waktu keberadaan SANIMAS Sangkrah yang sudah ada sejak tahun 2006 dan merupakan SANIMAS pertama di Kota Surakarta, selain itu juga kondisi lokasi yang terkenal dengan daerah kumuh, padat, miskin, serta selalu menjadi langganan banjir saat hujan turun. Alasan lain adalah SANIMAS Sangkrah pada tahun 2011 mendapat predikit SANIMAS terbaik se-Jawa Tengah sehingga menarik untuk diteliti.

Kelurahan Sangkrah merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan dua sungai besar di Surakarta. Jadi daerah ini perlu menjadi perhatiaan khusus dalam pengamatan masalah sanitasi. Kelurahan Sangkrah masuk dalam kategori merah pemerintah Kota Surakarta karena dinilai daerah ini tergolong

monografi kelurahan Sangkrah menunjukkan jumlah penduduknya sekitar 11.218 jiwa terdiri dari 5.561 jiwa laki-laki dan 5.657 jiwa perempuan. Dari segi ekonomi, kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai buruh. Pada tahun 2008 kemiskinan di kelurahan Sangkrah mencapai 30 %, ini berarti lebih tinggi dari rata-rata tiap kecamatan yaitu 23 %. Dengan demikian daerah tersebut sangat berpotensi menjadi daerah yang tingkat kualitas kesehatannya rendah. Begitu juga dengan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan sanitasi juga sangat rendah. Ada tiga isu kesehatan utama yang dihadapi oleh kelurahan Sangkrah yaitu pemukiman kumuh dan tidak sehat, toilet yang tidak standar, serta problem kesehatan terkait pencemaran air. Hal ini terbukti dengan data di bawah ini pada tahun 2008 :

Gambar I.1

Daftar WC di kelurahan Sangkrah Tahun 2008

(Sumber : Solokotakita.org)

WC PRIBADI

WC UMUM

TIDAK ADA DATA

Tabel I.1

Sumber Air Bersih Kelurahan Sangkrah 2008

Sumber : Solokotakita.org

Data-data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2008 daerah Sangkrah sebenarnya masih minim infrastruktur penunjang untuk meningkat kualitas sanitasi masyarakat. Dengan adanya program Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) di kelurahan Sangkrah diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat Sangkrah dalam

No

Sumber Air Bersih

2 Sumur Pribadi

3 Sumur Umum

4 Tidak ada data

Keberadaan SANIMAS di Kelurahan Sangkrah ternyata menjadi proyek percontohan untuk pembuatan sanitasi di Kota Surakarta bahkan juga untuk kota lain. SANIMAS Kelurahan Sangkrah merupakan satu-satunya SANIMAS yang memenuhi standar karena telah dilengkapi teknologi pengelolaan air limbah pipa komunal yang akhirnya menjadi biogas. (Joglosemar, 18 November 2011). Selain itu SANIMAS Kelurahan Sangkrah pada tahun 2011 mendapatkan predikat SANIMAS terbaik se-Jawa Tengah. Predikat SANIMAS terbaik merupakan pencapaian yang luar biasa yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Sangkrah.

SANIMAS Kelurahan Sangkrah dapat memenangkan lomba SANIMAS tingkat provinsi karena telah memenuhi kriteria yang sudah ditentukan oleh panitia. Kriteria lomba tersebut seperti pengelolaan yang baik, adanya partisipasi masyarakat dan juga pemeliharaan sarana prasarana. SANIMAS Kelurahan Sangkrah sendiri dapat dikatakan sangat baik dalam pengelolaan terbukti dengan masih berjalannya program SANIMAS dimana kita ketahui banyak SANIMAS di daerah lain yang mangkrak karena tidak terurus. Selama ini SANIMAS di Kelurahan Sangkrah sudah berjalan selama

6 tahun dan menjadi SANIMAS pertama di Kota Surakarta .

masyarakat karena memang tujuan utama dari program ini adalah untuk memberdayakan masyarakat agar lebih memperhatikan lingkungannya. Partisipasi dari masyarakat sendiri menjadi sasaran yang paling utama sehingga program tersebut dapat dikatakan sukses atau tidak tergantung dari keseriusan masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan kebijakan atau program. Program SANIMAS ini bersifat otonomi dan desentralisasi maksudnya bahwa masyarakat diberikan kepercayaan yang luas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan maupun pengelolaan hasilnya. Dengan demikian masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab penuh terhadap program SANIMAS ini sedangkan pemerintah hanya sebagai penyedia dana dan pemantau di belakangnya saja. Pemerintah sengaja membuat program SANIMAS untuk memberdayakan masyarakat di lingkungan permukiman padat, kumuh dan miskin di daerah perkotaan seperti Sangkrah.

Partisipasi masyarakat Sangkrah dimulai sejak program SANIMAS tersebut disosialisasikan. Pada mulanya Pemerintah Kota Surakarta mengajukan surat minat kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk ikut serta dalam kegiatan SANIMAS. Setelah dilakukan seleksi dan disetujui, dibentuklah komite atau panitia pembangunan SANIMAS yang semua anggotannya adalah masyarakat Sangkrah sendiri. Kelompok komite yang diberi nama Kelompok Swadaya Masyarakat Insan Harapan ini diketuai oleh Partisipasi masyarakat Sangkrah dimulai sejak program SANIMAS tersebut disosialisasikan. Pada mulanya Pemerintah Kota Surakarta mengajukan surat minat kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk ikut serta dalam kegiatan SANIMAS. Setelah dilakukan seleksi dan disetujui, dibentuklah komite atau panitia pembangunan SANIMAS yang semua anggotannya adalah masyarakat Sangkrah sendiri. Kelompok komite yang diberi nama Kelompok Swadaya Masyarakat Insan Harapan ini diketuai oleh

Keberhasilan program SANIMAS Kelurahan Sangkrah pastinya tidak terlepas dari manajemen yang baik. Pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan . Dengan keterbatasannya, manusia terdorong untuk membagi pekerjaan, tugas serta tanggung jawab dengan yang lainnya. Dalam pembagian tugas tersebut maka terbentuklah kerjasama, proses untuk tersebut dinamakan manajemen. Di dalam proses manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang harus diterapkan dalam pelaksanaan kebijakan atau program agar program tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen program dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari program tersebut dapat tercapai sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya serta dapat memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien. Tujuan dasar dari program SANIMAS ini adalah untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku, pengambil keputusan, dan penanggung jawab kegiatan mulai dari identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan serta pengawasan program. Manajemen program Keberhasilan program SANIMAS Kelurahan Sangkrah pastinya tidak terlepas dari manajemen yang baik. Pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan . Dengan keterbatasannya, manusia terdorong untuk membagi pekerjaan, tugas serta tanggung jawab dengan yang lainnya. Dalam pembagian tugas tersebut maka terbentuklah kerjasama, proses untuk tersebut dinamakan manajemen. Di dalam proses manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang harus diterapkan dalam pelaksanaan kebijakan atau program agar program tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen program dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari program tersebut dapat tercapai sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya serta dapat memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien. Tujuan dasar dari program SANIMAS ini adalah untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku, pengambil keputusan, dan penanggung jawab kegiatan mulai dari identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan serta pengawasan program. Manajemen program

Berawal dari latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui mengapa Sanitasi berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah dapat berjalan dengan baik, bahkan mendapat predikat SANIMAS terbaik se-Jawa Tengah, padahal kita ketahui bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang sering terkena bencana banjir dan padat penduduk. Dengan demikian diharapkan peneliti mampu mengetahui mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan sampai dengan pengawasan dari program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah Manajemen Program Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah Surakarta ?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajeman Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah ditinjau dari aspek sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoperasian, serta pengawasan.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) baik untuk masyarakat maupun Dinas Pekerjaan Umum.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dari tahap persiapan sampai dengan pengawasan.

3. Untuk melengkapi tugas akademis skripsi sebagai syarat meraih gelar sarjana jurusan ilmu administrasi.

4. Sebagai acuan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen

Manajemen merupakan dasar utama sebuah organisasi untuk menjalankan segala kegiatan dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada. Dengan manajemen yang baik maka program atau kebijakan yang telah dibuat oleh sebuah organisasi akan terlaksana dengan baik. Tanpa adanya manajemen dalam sebuah organisasi sudah dapat dipastikan usaha yang dilakukan akan lebih lama dan tidak teratur. Dengan demikian setiap organisasi membutuhkan manajemen untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Definisi manajemen begitu beragam, sampai saat ini belum ada kesepakatan untuk menentukan batasan atau definisi dari manajemen. Ahli manajemen memberikan definisi sesuai dengan kebutuhan atau penekanan maksud dari masing-masing. Walaupun definisi dari para ahli berbeda- beda akan tetapi masih ada kesamaan dari unsur-unsurnya. Perbedaan- perbedaan itu sebenarnya merupakan perbedaan dalam meletakkan titik berat sudut pandangnya. Dengan demikian sulit untuk menentukan batasan-batasan serta selama belum ada definisi manajemen yang diterima secara universal maka dalam mempelajarinya pun juga akan sulit. Akan tetapi untuk memperjelas perbedaan-perbedaan antara pendapat satu Definisi manajemen begitu beragam, sampai saat ini belum ada kesepakatan untuk menentukan batasan atau definisi dari manajemen. Ahli manajemen memberikan definisi sesuai dengan kebutuhan atau penekanan maksud dari masing-masing. Walaupun definisi dari para ahli berbeda- beda akan tetapi masih ada kesamaan dari unsur-unsurnya. Perbedaan- perbedaan itu sebenarnya merupakan perbedaan dalam meletakkan titik berat sudut pandangnya. Dengan demikian sulit untuk menentukan batasan-batasan serta selama belum ada definisi manajemen yang diterima secara universal maka dalam mempelajarinya pun juga akan sulit. Akan tetapi untuk memperjelas perbedaan-perbedaan antara pendapat satu

Menurut pengertian pertama manajemen sebagai suatu proses. John D.Millet (dalam Priyanto, 2006:3) memberikan definisi yaitu manajemen adalah proses pembimbingan dan penyediaan fasilitas kerja orang-orang yang terorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Sedangkan Stoner (dalam Hani Handoko, 2003:8) mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari pengertian-pengertian tersebut menjelaskan bahwa dalam manajemen terdapat tahapan - tahapan yaitu berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang harus dilakukan secara berurutan atau sistematis untuk mencapai tujuan dengan kerjasama antar sumber daya manusia yang ada.

Pengertian kedua yaitu manajemen sebagai suatu kolektivitas. Peter F. Ducker (dalam Priyanto, 2006:7) mengemukakan bahwa manajemen harus fokus pada sasaran sehingga dapat memberikan arah yang jelas terhadap lembaga yang dikelolanya, serta mengorganisasikan sumber daya untuk tujuan-tujuan yang telah dibuat oleh lembaga. Sesungguhnya manajemen merupakan pengarahan sumber daya ke jurusan Pengertian kedua yaitu manajemen sebagai suatu kolektivitas. Peter F. Ducker (dalam Priyanto, 2006:7) mengemukakan bahwa manajemen harus fokus pada sasaran sehingga dapat memberikan arah yang jelas terhadap lembaga yang dikelolanya, serta mengorganisasikan sumber daya untuk tujuan-tujuan yang telah dibuat oleh lembaga. Sesungguhnya manajemen merupakan pengarahan sumber daya ke jurusan

Pengertian yang ketiga yaitu manajemen sebagai suatu seni dan ilmu. Definisi ini masih menjadi perselisihan pendapat diantara para ahli, apakah manajemen itu termasuk ilmu ataukah termasuk seni. Setiap ahli memiliki pendapatnya sendiri-sendiri untuk mendefinisikannya. Seperti luther Gullick (dalam Hani Handoko, 2003:11) memberikan pengertian bahwa :

“ manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan

membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan”. Menurut Gullick manajemen telah memenuhi syarat untuk menjadi

sebuah ilmu pengetahuan, manajemen telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah terorganisasi menjadi serangkaian teori. Teori-teori manajemen selalu diuji dalam praktek, sehingga manajemen sebagai ilmu akan terus berkembang. Manajemen merupakan ilmu juga berarti manajemen memerlukan disiplin ilmu yang lain untuk menerapkannya seperti ilmu statistik, akuntansi, ekonomi dan sebagainnya.

Sedangakan Chester I. Bernard menyatakan ( Priyanto, 2006:7 ) Sedangakan Chester I. Bernard menyatakan ( Priyanto, 2006:7 )

Seperti halnya Chester, Malayu Hasibuan ( 2009:2 ) juga mendefiniskan bahwa manajemen sebagai seni dan ilmu yaitu sebagai berikut :

“manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

Seorang manajer dalam menjalankan tugasnya pastilah dituntut untuk bisa memimpin dan menjadi teladan bagi bawahannya. Untuk menjadi seorang pemimpin tentunya harus memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang cukup agar nantinya tidak gagal dalam melaksanakan tugasnya. Ketrampilan untuk memimpin inilah yang sering kali orang menyebutnya sebagai seni. Dimana seorang manajer harus membuat rencana dan strategi untuk dapat mengatasi segala hambatan-hambatan yang nantinya dapat menggagalkan suatu tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan seni yang unik dan menarik.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa manajemen sangat dibutuhkan oleh semua manusia karena perannya yang sangat penting. Tanpa adanya manajemen yang baik maka usaha pun akan

Menurut Hani Handoko (2003 : 6-7) ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen yaitu sebagai berikut :

1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan, baik organisasi maupun pribadi.

2. Manajemen diperlukan untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran serta kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dengan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi.

3. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Sebagai salah satu cara pada umumnya adalah efisiensi dan efektifitas.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan dengan mengoptimalkan sumber daya manusia dan juga sumber daya lainnya guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dimana dalam pelaksaanaan proses atau tahapan-tahapan manajemen harus dikerjakan secara bersama-sama (kerjasama) dan juga sistematis atau berurutan. Apabila disesuaikan dengan program SANIMAS maka lebih cocok dengan pengertian manajemen sebagai proses serta manajemen sebagai suatu kolektivitas. Disini manajemen sebagai proses karena dalam program SANIMAS juga proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan dengan mengoptimalkan sumber daya manusia dan juga sumber daya lainnya guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dimana dalam pelaksaanaan proses atau tahapan-tahapan manajemen harus dikerjakan secara bersama-sama (kerjasama) dan juga sistematis atau berurutan. Apabila disesuaikan dengan program SANIMAS maka lebih cocok dengan pengertian manajemen sebagai proses serta manajemen sebagai suatu kolektivitas. Disini manajemen sebagai proses karena dalam program SANIMAS juga

2. Program

Secara umum program merupakan rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan oleh suatu lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini adalah pemerintah sebagai lembaga eksekutif pembuat kebijakan.

Definisi menurut Suharsimi Ari Kunto dalam bu kunya “Program dan Penilian Program” menjelaskan bahwa Program adalah sederetan

kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (suharsimi 1988:1). Oleh karena suatu program merupakan kegiatan yang direncanakan maka tentu saja perencanaan itu diarahkan pada pencapaian tujuan. Dengan demikian maka program itu bertujuan dan keberhasilannya dapat diukur.

Menurut Cepi Syafruddin (2004:2) Program dapat diartikan secara umum yaitu rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Fungsi dari penilaian program adalah sebagai pembantu, pengontrol pelaksanaan program agar dapat diketahui tindak lanjut dari pelaksanaan program. Para perencana, pengelola dan pelaksana program perlu mengetahui keberhasilan dari usahanya menyelenggarakan program terutama pihak pertama yakni perencanaan. Ada tiga hal yang ditekankan dalam program, Menurut Cepi Syafruddin (2004:2) Program dapat diartikan secara umum yaitu rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Fungsi dari penilaian program adalah sebagai pembantu, pengontrol pelaksanaan program agar dapat diketahui tindak lanjut dari pelaksanaan program. Para perencana, pengelola dan pelaksana program perlu mengetahui keberhasilan dari usahanya menyelenggarakan program terutama pihak pertama yakni perencanaan. Ada tiga hal yang ditekankan dalam program,

c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang

Suatu program tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena program merupakan pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dengan demikian program dapat berlangsung dalam tempo yang lama. Program dapat dikatakan sebagai sistem karena dalam program terdapat serangkaian unit yang saling berkaitan. Dengan banyaknya unit yang harus dikerjakan maka dalam pelaksanaan program harus melibatkan sekelompok orang.

Jadi berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa program merupakan suatu rangkaian unit perencanaan yang dilaksanakan bersama-sama dalam tempo yang relatif lama. Program Sanimas sendiri merupakan program dari Kementrian Pekerjaan Umum yang ditujukan untuk daerah yang masyarakatnya belum peduli dengan kebersihan lingkungan. Program SANIMAS juga merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan antara lain sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan juga pengawasan. Dengan demikian dalam penelitian ini mencoba mengkaji manajemen program dari program SANIMAS di Sangkrah.

Berdasarkan pengertian manajemen di atas yaitu suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan dengan mengoptimalkan sumber daya manusia dan juga sumber daya lainnya guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Serta pengertian program yaitu merupakan suatu rangkaian unit perencanaan yang dilaksanakan bersama- sama dalam tempo yang relatif lama. Maka dapat diambil sebuah pengertian tentang manajemen program yaitu sederetan kegiatan dari perencanaan sampai pengawasan yang dilaksanakan secara bersama-sama (pembuat program dan sasaran program) untuk mencapai tujuan program secara efektif dan efisien.

Setiap pelaksanaan kegiatan apapun selalu disertai dan terikat dengan faktor ketidakpastian yaitu faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan tetapi di luar jangkauan untuk mengendalikannya. Untuk mengatisipasi faktor ketidakpastian maka setiap program yang dibuat pastinya akan membuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan tersebut meliputi pendefinisian sasaran, penetapan strategi untuk mencapai sasaran, dan pengembangan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas dalam pelaksanaan program. Dengan adanya proses manajemen yaitu perencanaan maka diharapkan dalam pelaksanaan program nanti dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sebaliknya apabila program tersebut tanpa adanya perencanaan maka nantinya dapat terjadi pembengkakan anggaran dan sumber daya lain serta program tersebut Setiap pelaksanaan kegiatan apapun selalu disertai dan terikat dengan faktor ketidakpastian yaitu faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan tetapi di luar jangkauan untuk mengendalikannya. Untuk mengatisipasi faktor ketidakpastian maka setiap program yang dibuat pastinya akan membuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan tersebut meliputi pendefinisian sasaran, penetapan strategi untuk mencapai sasaran, dan pengembangan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas dalam pelaksanaan program. Dengan adanya proses manajemen yaitu perencanaan maka diharapkan dalam pelaksanaan program nanti dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sebaliknya apabila program tersebut tanpa adanya perencanaan maka nantinya dapat terjadi pembengkakan anggaran dan sumber daya lain serta program tersebut

Menurut Istimawan Dipohusodo (2005:10) manajemen program dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan panjang yang dimulai sejak direncanakan, kemudian dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran sesuai dengan perencanaan. Perencanaan program berawal dan dimulai dari masalah-masalah pokok dalam pembangunan lalu menyusun strategi pengembangan yang lebih luas dan kemudian menetapkan program atau kebijakan yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Suatu program dapat dilaksanakan dengan berbagai proyek. Jadi proyek dapat dikatakan sebagai bagian dari suatu program.

Sedangkan Definisi Manajemen Program menurut Ir. Abrar Husen merupakan : “penerapan keahlian, ilmu pengetahuan dan ketrampilan, baik secara

teknis dengan menggunakan resource terbatas untuk menggapai sasaran yang ditetapkan, supaya menhasilkan kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja yang optimal”. (www.gbaconsultant.co.id)

Manajemen program juga diartikan sebagai suatu proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring Manajemen program juga diartikan sebagai suatu proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring

a. Tujuan, sasaran, harapan-harapan, dan strategi program hendaknya dinyatakan secara jelas dan terinci sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk mewujudkan dasar kesepakatan segenap individu dan satuan organisasi yang terlibat.

b. Diperlukan rencana kerja, jadwal, dan anggaran belanja yang realistis.

c. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentang peran dan tanggung jawab diantara semua satuan organisasi dan individu yang terlibat dalam program.

d. Diperlukan mekanisme untuk memonitoring, mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan program.

e. Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yang diharapkan dan memberikan umpan balik bagi manajemen.

Jadi jika melihat dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sangat berpengaruh terhadap program yang dibuat. Dalam pelaksanaan program SANIMAS pun juga perlu adanya manajemen. Dengan adanya manajemen program yang baik diharapkan program SANIMAS dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. Manajemen program ini perlu adanya peran baik dari pembuat program (pemerintah) maupun sasaran program (masyarakat).

4. Fungsi- Fungsi Manajemen Program

Berbagai pendapat di atas menunjukkan bahwa dalam setiap kegiatan manajemen program perlu melalui proses atau tahapan-tahapan agar tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Tahapan atau proses tersbut sering disebut dengan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen merupakan elemen dasar dalam setiap kegiatan manajemen sehingga keberadaannya dirasa cukup penting dalam manajemen. Dengan penerapan fungsi manajemen maka segala kegiatan kita akan terarahkan dengan baik dan usaha kita tidak akan sia-sia.

Banyaknya literatur tentang definisi manajemen maka beragam pula pendapat mengenai fungsi manajemen. Namun keanekaragaman pendapat tersebut sebenarnya tidak prinsipil karena dilandasi oleh pola berpikir yang sama hanya cara pandangnya yang berbeda.

Menurut Hani Handoko (2003:23-27) ada lima fungsi manajemen yang menurutnya paling penting yaitu planning, organizing, staffing, leading dan controlling. Dalam pendapat ini menempatkan perencanaan sebagai awal dari tahapan manajemen. Menurut Hani Handoko perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Fungsi berikutnya adalah merancang dan mengembangkan organisasi atau sering disebut dengan pengorganisasian, fungsi ini merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan

organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Setelah struktur sudah terbentuk maka fungsi yang selanjutnya adalah penyusunan personalia. Fungsi ini cukup dinilai penting dalam dunia bisnis karena berkaitan langsung dengan sumber daya manusia yang mana sumber daya manusia merupakan unsur utama dalam organisasi. Fungsi selanjutnya adalah pengarahan. Biasanya fungsi ini dilakukan oleh top leader untuk memberikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh karyawan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Fungsi yang terakhir adalah pengawasan. Program yang telah dilaksanakan perlu adanya pengawasan hal ini bertujuan agar program tersebut tidak sia-sia dan akan berlangsung terus menerus.

Sedangkan menurut Billows (2002) dalam International Journal of Business and Management, vol. 5, number. 1 halaman 79 menjelaskan tentang fungsi manajemen yaitu sebagai berikut :

“…indicated that project management includes 19 steps in five phases, and the five phases are initiating, planning, executing, controlling, and closing processes. Projects are different from operations. Projects are temporary and unique, and operations are repetitive and ongoing (PMI, 2004; Zanoni & Audy, 2004), but both of them still share many same characteristics as follows: 1) performed by people; 2) constrained by limited resources; 3) planned, executed and controlled. ”

Pendapat Henry Fayol (dalam Manullang, 2009:7) tentang fungsi manajemen berbeda dengan Hani Handoko. Dia menggunakan lima fungsi manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating, dan

oleh Hani handoko akan tetapi Fayol memilih perintah (commanding) dan pengkoordinasiaan (coordinating) dalam fungsi manajemennya. Sedangkan fungsi-fungsi manajemen menurut George R.Terry (dalam Manullang, 2009:8) terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling. Perbedaan dengan Hani Handoko adalah fungsi ini tidak menggunakan penyusunan personalia (staffing) serta pengarahan (leading) akan tetepi diganti dengan pergerakan (actuating). Pergerakan ini adalah tahap menggerakkan bawahan supaya mau bekerja dengan sendirinya atau dengan penuh kesadaran untuk bersama-sama mencapai tujuan. Dari ketiga pengertian di atas sebenarnya memiliki garis besar yang sama, mereka bermula dari perencanaan dan berakhir pada pengawasan hanya saja G. R Terry memasukkan koordinasasi di dalam pengorganisasian karena pengorganisasian itu sudah cukup luas dan mencakup koordinasi sehingga lebih efisien.

Sedangkan pada program SANIMAS (dalam buku pedoman SANIMAS) juga terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui. meliputi :

a. Sosialisasi atau persiapan

b. Perencanaan

c. Pelaksanaaan

d. Pengoperasian

e. Pengawasan

sama dengan fungsi-fungsi manajamen, akan tetapi sebelum dilakukan perencanaan aterdapat tahapan persiapan terlebih dahulu, tahapan persiapan ini merupakan tahapan awal yang di dalamnya terdapat sosialisasi program. Tujuan dari tahapan sosialisasi adalah untuk menginformasikan seluas-luasnya kepada masyarakat tentang program SANIMAS agar masyarakat paham dan mengerti. Dengan demikian pelaksanaan program SANIMAS nantinya dapat berjalan dengan baik dan dapat berjalan terus menerus.

Dalam tahap program SANIMAS juga terdapat tahap pengoperasian. Tahap ini dilakukan setelah pembangunan sarana SANIMAS selesai dilaksanakan. Pengoperasian merupakan output dari sebuah program dengan kata lain pengoperasian merupakan suatu usaha untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan. Tahap pengoperasian ini sepenuhnya dilimpahkan kepada masyarakat dengan demikian masyarakat diberikan pelatihan-pelatihan untuk mengoperasikan SANIMAS yang sebelumnya telah dibuat. Masyarakat diharapkan mampu menggunakan dan mengelolannya secara mandiri.

Berdasarkan teori mengenai fungsi-fungsi manajemen program yang ada, maka peneliti memilih indikator yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program Sanitasi Berbasis Berdasarkan teori mengenai fungsi-fungsi manajemen program yang ada, maka peneliti memilih indikator yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program Sanitasi Berbasis

a. Sosialisasi (Socializing)

Sosialisasi merupakan salah satu tahapan dalam pelaksanaan sebuah kebijakan atau program. Sosialisasi dilakukan oleh pembuat program (pemerintah) untuk memberitahukan maksud dan tujuan program kepada sasaran program (masyarakat). Dengan sosialisasi diharapakan sasaran program mampu memahami dan mau menerima program yang ditawarkan. Apabila dalam sosialisasi ini sasaran program sudah menolak maka program tersebut pastinya tidak dapat dilaksanakan. Di Indonesia biasanya pada tahap sosialisasi ini pemerintah sering mengabaikannya untuk menghindari kritikan serta penolakan dari masyarakat. Pemerintah beranggapan bahwa sosialisasi dapat dilakukan seiring berjalannya program. Hal ini lah yang biasanya membuat program tidak dapat berjalan dengan maksimal dan kurang mengena sasaran. Pengertian Sosialisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:1371) adalah upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat.

Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan sosialisasi program menurut Mas Roro Lilik Ekowati dalam Yusroni (2005), antara lain : Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan sosialisasi program menurut Mas Roro Lilik Ekowati dalam Yusroni (2005), antara lain :

b. Melalui sosialisasi internal dikalangan komunikator akan diketahui personil yang tepat untuk melaksanakan tugas, lokasi tempat tugas tersebut dilaksanakan, dan kepada siapa sosialisasi harus dilakukan.

c. Dalam proses itu pula harus secepatnya diketahui apakah audiens merespon informasi yang disampaikan secara positif ataukah sabaliknya, dengan temuan data ini maka komunikator akan mampu mengambil kebijakan antisipatif atas hasil tersebut.