Pemberdayaan Masyarakat

5. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan sangat erat kaitannya dengan pembangunan, pemerintah pada saat ini menekankan bahwa setiap pembangunan haruslah mengacu kepada pemberdayaan masyarakat. Maka dalam hal ini masyarakat menjadi titik tekan atau pusat dalam pembangunan ( people centered development ). Masyarakat diharapakan mampu mengolah potensi sumber daya yang dimilikinya secara mandiri. Jadi dalam setiap pembangunan tidak hanya mengandalkan pemerintah saja akan tetapi masyarakat juga ikut peran di dalamnya. Kesinergisitasan ini akan

masyarakat yang mana masyarakat menjadi unsur yang paling penting dalam pelaksanaannya. Sasaran utama dari program tersebut adalah partisipasi masyarakat dalam fungsi-fungsi manajemen program SANIMAS. Partisipasi masyarakat dimulai dari kegiatan sosialisasi yaitu masyarakat diharapkan memberikan masukan tentang apa yang mereka butuhkan, serta membantu DPU untuk menyebarkan informasi tentang program SANIMAS. Setelah masyarakat mengetahui dan paham dengan program SANIMAS lalu masyarakat merencanakan segala yang akan dilakukan dalam pembangunan sarana dan prasarana Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dengan dibantu oleh pihak konsultan dan LSM. Begitu juga dalam fungsi pengorganisasian, masyarakat dituntut untuk membuat kelompok swadaya agar nantinya lebih mudah dalam melaksanakannya dan kelompok tersebut diberi nama KSM Insan Harapan. Untuk fungsi yang ketiga yaitu pergerakan masyarakat Sangkrah selalu didorong dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun dari LSM. Dorongan tersebut dapat berupa dana, gagasan, motivasi, dan sebagainya. Setelah sarana dan prasarana SANIMAS sudah terbangun tahap selanjutnya adalah pengoperasian. Peran masyarakat sangat penting dalam tahap ini karena sarana dan prasarana yang sudah dibuat harus dipelihara dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat sendiri. Untuk tahap yang terakhir adalah pengawasan, Dalam tahap ini semua masyarakat yang mana masyarakat menjadi unsur yang paling penting dalam pelaksanaannya. Sasaran utama dari program tersebut adalah partisipasi masyarakat dalam fungsi-fungsi manajemen program SANIMAS. Partisipasi masyarakat dimulai dari kegiatan sosialisasi yaitu masyarakat diharapkan memberikan masukan tentang apa yang mereka butuhkan, serta membantu DPU untuk menyebarkan informasi tentang program SANIMAS. Setelah masyarakat mengetahui dan paham dengan program SANIMAS lalu masyarakat merencanakan segala yang akan dilakukan dalam pembangunan sarana dan prasarana Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dengan dibantu oleh pihak konsultan dan LSM. Begitu juga dalam fungsi pengorganisasian, masyarakat dituntut untuk membuat kelompok swadaya agar nantinya lebih mudah dalam melaksanakannya dan kelompok tersebut diberi nama KSM Insan Harapan. Untuk fungsi yang ketiga yaitu pergerakan masyarakat Sangkrah selalu didorong dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun dari LSM. Dorongan tersebut dapat berupa dana, gagasan, motivasi, dan sebagainya. Setelah sarana dan prasarana SANIMAS sudah terbangun tahap selanjutnya adalah pengoperasian. Peran masyarakat sangat penting dalam tahap ini karena sarana dan prasarana yang sudah dibuat harus dipelihara dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat sendiri. Untuk tahap yang terakhir adalah pengawasan, Dalam tahap ini semua

Pemberdayaan berasal dari kata empowerment yang bermakna kekuatan. Ambar Teguh ( 2004:77 ) mendefinisikan pemberdayaan sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses memperoleh kekuatan atau kemampuan dan proses pemberian kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Dalam definisi tersebut dijelaskan bahwa adanya interaksi antara dua kelompok yang mana disini kelompok yang memiliki daya dan kelompok yang belum berdaya. Maksud dari kelompok berdaya adalah pemerintah dengan segala wewenangnya serta kelompok yang belum berdaya adalah masyarakat. Dengan demikian dapat dijelakan bahwa pemberdayaan itu pemberian wewenang atau kekuatan dari pemerintah kepada masyarakat.

Pemberdayaan pastinya ditujukan kepada masyarakat rentan dan lemah sehingga kelompok masyarakat tersebut tidak memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :

a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan.

b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatnya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.

yang mempengaruhi mereka. Pemberdayaan membangun hubungan kekuatan dan kemampuan individu dengan sistem bantuan yang alami, dan perilaku proaktif menuju kebijakan sosial dan perubahan sosial. Pemberdayaan berorientasi pada intervensi peningkatan yang baik, selama mereka juga memiliki tujuan untuk memperbaiki masalah, menyediakan kesempatan untuk anggotanya atau individu untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, serta melibatkan para profesional yang berkolaborasi atau bekerjasama sebagai pengganti tenaga ahli. Pemberdayaan tidak lepas dari peran serta pihak luar kelompok sebagai pendukung dan fasilitator dalam memperoleh kekuatan atau keberdayaan kembali.

Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat haruslah melalui beberapa proses atau tahapan-tahapan agar pemberdayaan tersebut efektif untuk dilakukakan. Proses tersebut meliputi (dalam Dwi Tiyanto, Dkk, 2006:106-108) :

a. Getting to know the local community Dalam pelaksanaan pemberdayaan diharapkan mampu mengenali karakteristik masyarakat setempat yang akan diberdayakan.

b. Ghatering knowledge about the local community Mengumpulkan informasi atau data tentang masyarakat setempat. Missal umur, pendidikan, jenis kelamin, ekonomi dan lain-lain.

Program pemberdayaan tersebut harus mendapat persetujuan dari pimpinan atau tokoh setempat.

d. Stimulating the community to reaalice that it has problems Masyarakat perlu diberi pengarahan secara persuasif bahwa mereka mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang harus dipenuhi.

e. Helping people to discuss their problems Pemberdayaan tersebut bertujuan agar masyarakat mau berdiskusi untuk memecahkan masalahnya sendiri.

f. Helping people to identifying their most pressing problems

Pemberdayaan membantu masyarakat mengidentifikasi masalah yang paling utama yaitu masalah yang paling menekan atau mendesak.

g. Fostering self-confidence Pemberdayaan tersebut diharapkan mampu membangun rasa percaya diri masyarakat.

h. Deciding on a program action Masyarakat setempat harus dilibatkan dalam pemutusan suatu program yang akan dilakukan. Program tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yang rendah, sedang, tinggi. program dengan skala prioritas yang tinggilah yang didahulukan.

Menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya memiliki kekuatan-keukatan dan sumber daya yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan persoalan dan memenuhi kebutuhan.

j. Helping people to continue to work on solving their problems

kegiatan yang berkesinambungan dengan demikian masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekerja memecahkan masalah secara terus menerus.

Sedangkan menurut Parsons (Suharto, 2005:66-67) menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya startegi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain di luar dirinya.