SEJARAH SINGKAT PT HM SAMPOERNA Tbk

A. SEJARAH SINGKAT PT HM SAMPOERNA Tbk

1. PT HM Sampoerna Tbk

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (PT HM Sampoerna) didirikan pada tahun 1913 di Surabaya oleh Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang kemudian berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna. Nama tersebut menjadi nama keluarga sekaligus nama perusahaannya.

Liem Seeng Tee mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek dan rokok putih secara komersial.

Perusahaan Sampoerna meraih kesuksesan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks gedung yang telah terbengkalai di Surabaya. Bangunan tersebut kemudian direnovasi, dan dikenal Perusahaan Sampoerna meraih kesuksesan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks gedung yang telah terbengkalai di Surabaya. Bangunan tersebut kemudian direnovasi, dan dikenal

Namun kedatangan Jepang pada tahun 1942 memporak- porandakan bisnis tersebut. Bahkan Pada masa perang Dunia II dan penjajahan Jepang, Liem Seeng Tee ditahan dan usahanya ditutup oleh penjajah.

Setelah perang berakhir, ia dibebaskan dan memulai usahanya kembali. Namun, pada tahun 1959, tiga tahun setelah Liem Seeng Tee wafat dan setelah perang kemerdekaan berakhir pada akhir 1950-an, perusahaan Liem Seeng Tee kembali terancam bangkrut. Pada masa tersebutlah, putra Liem , Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.

Putera kedua Aga, yaitu Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi PT HM Sampoerna pada tahun 1978. Pada masa kepemimpinannya Sampoerna melangkah lebih jauh. Banyak terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan A-mild sebagai rokok bernikotin rendah. Hal-hal yang dilakukannya memperkuat posisi perusahaan Sampoerna sebagai salah satu produsen rokok kretek terkemuka di Indonesia. Selain itu perusahaan Sampoerna juga Putera kedua Aga, yaitu Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi PT HM Sampoerna pada tahun 1978. Pada masa kepemimpinannya Sampoerna melangkah lebih jauh. Banyak terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan A-mild sebagai rokok bernikotin rendah. Hal-hal yang dilakukannya memperkuat posisi perusahaan Sampoerna sebagai salah satu produsen rokok kretek terkemuka di Indonesia. Selain itu perusahaan Sampoerna juga

2. Phillip Morris International

Selanjutnya, dalam perjalanannya PT HM Sampoerna Tbk bergabung dengan Philip Morris International (PMI), salah satu perusahaan tembakau terbesar di dunia. Philip Morris International (PMI) yang berkantor pusat di Lausanne, Switzerland merupakan perusahaan rokok internasional terkemuka di mana produknya terjual di 160 negara di seluruh dunia. Pada tahun 2008, PMI memegang 15.6% pasar cigaret internasional di luar Amerika Serikat. Masih pada tahun yang sama, pendapatan bersih PMI termasuk pajak mencapai

25.7 milyar dolar di mana pendapatan mencapai 10,2 milyar. PMI memiliki 15 produk terbaik di dunia dan memiliki percampuran yang kuat antara produk lokal dan internasional yang mampu mendekati selera perokok dewasa. PMI berkomitmen untuk menyediakan produk tembakau kualitas terbaik bagi konsumennya.

PMI berusaha untuk mengembalikan hasil terbaik bagi para pemegang saham, selain itu juga secara proaktif melibatkan para PMI berusaha untuk mengembalikan hasil terbaik bagi para pemegang saham, selain itu juga secara proaktif melibatkan para

Philip Morris International memasuki pasar Indonesia pada tahun 1984, melalui ijin persetujuan dengan perusahaan lokal, PMI membuat brand dari Phillip Morris International di Indonesia. PT Philip Morris Indonesia kemudian didirikan pada tahun 1998 sebagai afiliasi dari Philip Morris International. Tahun 2005 PMI menjadi pemilik saham terbesar (97,95%) dari PT HM Sampoerna Tbk di mana menurut data tahun 2004, PT HM Sampoerna merupakan perusahaan tembakau terbesar ke tiga di Indonesia.