PENILAIAN TINGKAT RESIKO KEBAKARAN KEBAKARAN DI KOTA SURAKARTA

B. PENILAIAN TINGKAT RESIKO KEBAKARAN KEBAKARAN DI KOTA SURAKARTA

Penilaian kawasan berpotensi resiko kebakaran di Kota Surakarta ini merupakan lanjutan dari identifikasi potensi terjadinya kebakaran berdasarkan faktor pemicu kebakaran di Kota Surakarta yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam analisis ini, hasil dari analisis sebelumnya yang berupa penilaian terhadap faktor pemicu kebakaran dari hasil analisis deskriptif akan dilakukan analisis dengan pembobotan untuk mengetahui tingkat resiko bencana Kebakaran pada setiap wilayah Kelurahan di Kota Surakarta.

Resiko Bencana ini merupakan potensi kerugian yang akan terjadi yang ditimbulkan dari adanya suatu bencana, atau merupakan suatu akibat dari adanya bencana pada suatu wilayah. Dimana dalam kurun waktu tertentu jika tidak segera dilakukan upaya penanganan terhadap wilayah yang memiliki potensi resiko bencana dala kurun waktu tertentu dapat membawa akibat berupa luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, kerusakan, gangguan kegiatan masyarakat, serta kematian.

Suatu kerawanan pada suatu wilayah dapat dilihat dari tinggi atau rendahnya suatu bencana. Adanya kemampuan suatu wilayah dalam menghadapi resiko bencana akan diuji oleh adanya ancaman dan kerentanan bencana. Semakin besar suatu ancaman dan kerentanan wilayah terhadap suatu bencana tanpa diimbangi oleh kemampuan wilayah dalam menghadapi bencana, maka semakin tinggi resiko bencana pada wilayah tersebut, begitu juga sebaliknya.

Dengan melihat definisi dan klasifikasi yang disebutkan sebelumnya pada bab tinjauan pustaka, penelitian ini memiliki fokus pada bahaya yang disebabkan oleh ulah manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berarti faktor pemicu kebakaran yang telah dirumuskan sebelumnya memiliki arti bahwa faktor kejadian kebakaran (fire history) dan faktor penggunaan lahan yang terdapat pada tata ruang wilayah Kota Surakarta sebagai Sumber Ancaman.

Skor Ancaman didapatkan dari pengkalian kelas terhadap bobot dari masing – masing variabel pada faktor Kejadian Kebakaran dan faktor Penggunaan Lahan yang dimiliki oleh setiap kelurahan.

commit to user

Kerentanan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana. Berdasarkan uraian definisi yang telah disebutkan sebelumnya pada tinjauan pustaka, faktor pemicu yang masuk dalam kerentanan yaitu faktor Penduduk dan faktor Bangunan.

Skor Kerentanan didapatkan dari pengkalian kelas terhadap bobot dari masing – masing variabel pada faktor Penduduk dan faktor Bangunan. Sedangkan kemampuan adalah serangkaian kegiatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan suatu resiko terjadinya bencana dengan mengurangi adanya ancaman bencana maupun adanya kerentanan yang kemudian disebut sebagai pencegahan bencana. Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu faktor Proteksi terpasang dan Kesiapan Masyarakat.

Skor Kemampuan didapatkan dari pengkalian kelas terhadap bobot dari masing – masing variabel pada faktor Proteksi Terpasang dan faktor Kesiapan Masyarakat. Hasil pembobotan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

commit to user

commit to user

commit to user

commit to user

commit to user

commit to user

Berdasarkan hasil pembobotan terhadap skor ancaman, kerentanan, dan kemampuan pada masing - masing kelurahan didapatkan seperti yang telah dilakukan pada perhitungan seperti yang telah disajikan diatas, didapatkan beberapa hasil diantaranya :

1. Kelurahan dengan nilai Ancaman tertinggi adalah kelurahan Gilingan dengan nilai

57.

2. Kelurahan dengan nilai Kerentanan Tertinggi adalah Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Gandekan, Kelurahan Semanggi, Kelurahan Kratonan, Kelurahan Panularan dengan nilai 43.

3. Kelurahan dengan nilai Kemampuan Tinggi adalah Kelurahan Penumping, Kelurahan Pasar Kliwon, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Jebres, Kelurahan Mangkubumen, Kelurahan Manahan, dan Kelurahan Sumber dengan nilai 40.

Berdasarkan hasil analisis Resiko Kebakaran didapatkan hasil skor / tingkatan kelurahan yang berbeda – beda di Kota Surakarta. Tingkatan yang dihasilkan ini kemudian didasarkan pada perhitungan yang dilakukan, didapatkan dari Undang – Undang Penanggulangan Bencana Nomor 24 tahun 2007 dan arahan berdasarkan BNPB didapatkan skor tingkat resiko bencana kebakaran dalam 3 tingkat yaitu :

a. Tingkat nilai resiko bencana kebakaran rendah <48

b. Tingkat nilai resiko bencana kebakaran sedang 48 - 72

c. Tingkat nilai resiko bencana kebakaran tinggi >72

Jadi tingkat potensi bencana kebakaran di Kota Surakarta memiliki tingkat rendah, sedang, dan tinggi. Dengan masing – masing 7 Kelurahan dengan tingkat resiko bencana tinggi, 25 kelurahan dengan tingkat resiko bencana sedang, dan 19 kelurahan dengan tingkat resiko bencana rendah. Dan masing – masing kelurahan tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan peta dibawah ini.

commit to user

Tabel 39 Hasil Analisis Resiko Kebakaran di Kota Surakarta

No Kecamatan

Kelurahan

Jumlah

Skor Ancaman

(A)

Jumlah

Skor Kerentanan

(K)

Jumlah

Skor Kemempuan

(M)

Skor Resiko Bencana Kebakaran

Kriteri Kebakaran

41 22 25 36 Rendah 2 Serengan

42 38 25 64 Sedang 3 Pasar Kliwon

3. Pasar Kliwon

7. Kampung Baru

39 28 20 55 Sedang

8. Kedung Lumbu

49 33 30 54 Sedang

9. Sangkrah

31 38 20 59 Sedang 4 Jebres

1. Kepatihan Kulon

48 33 23 70 Sedang

2. Kepatihan Wetan

6. Pucang Sawit

41 38 35 45 Rendah 5 Banjarsari

39 32 20 62 Sedang Sumber : Hasil analisis, 2012

commit to user

Kelurahan yang memiliki tingkat resiko Kebakaran tinggi yaitu :

1. Kelurahan Jajar

2. Kelurahan Gandekan

3. Kelurahan Sewu

4. Kelurahan Jagalan

5. Kelurahan Timuran

6. Kelurahan Keprabon

7. Kelurahan Stabelan Hasil ini merupakan hasil secara menyeluruh terhadap faktor pemicu terjadinya kebakaran, dimana dalam analisis sebelumnya Kelurahan diatas memiliki nilai ancaman dan kerentanan tinggi akan tetapi tidak memiliki kemampuan yang tinggi pula, sehingga nilai resiko Bencana Kebakaran pada kelurahan diatas masuk dalam kriteria tinggi.

Hasil dari analisis pembobotan ini merupakan hasil penilaian secara menyeluruh dari analisis terhadap masing – masing faktor yang telah dianalisis satu persatu dalam analisis deskriptif sebelumnya, untuk kemudian dianalisis secara menyeluruh, sehingga analisis yang sebelumnya dengan menggunakan deskriptif dalam menggambarkan resiko bencana kebakaran terhadap masing – masing faktor, didapatkan wilayah yang memiliki tingkat Resiko Bencana Rawan Kebakaran di Kota Surakarta secara merata dengan melihat ancaman yang dimiliki, kerentanan, serta kemampuan yang dimiliki oleh setiap Kelurahan Kota Surakarta. Yang kemudian dapat diwujudkan dalam bentuk pemetaan di bawah ini.

commit to user

PetaPotensi Resiko Bencana Kebakaran

commit to user