GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. PROFIL WILAYAH KOTA SURAKARTA
1. Kondisi Fisik Letak Wilayah ditinjau berdasrkan kedudukan Secara geografis kota Surakarta dan sekitarnya terletak pada posisi 110°45’15” - 110°45’35” Bujur Timur dan 7°36’00” - 7°56’00” LS Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang serta Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas-batas administrasi kota Surakarta yaitu: Sebelah Utara
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Luas daerah administrasi kurang lebih 4.404,06 ha yang terdiri dari lima wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan Serengan. Kelima kecamatan tersebut terbagi dalam beberapa kelurahan, yaitu : Kecamatan Laweyan, yang terdiri dari 11 Kelurahan Kecamatan Serengan, yang terdiri dari 7 Kelurahan Kecamatan Jebres, yang terdiri dari 11 Kelurahan Kecamatan Pasar Kliwon, yang terdiri dari 9 Kelurahan Kecamatan Banjarsari, yang terdiri dari 13 Kelurahan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
commit to user
Tabel 7 Pembagian Administrasi Kota Surakarta
3 Pasar Kliwon
3. Pasar Kliwon
7. Kampung Baru
8. Kedung Lumbu
1. Kepatihan Kulon
2. Kepatihan Wetan
6. Pucang Sawit
12 48 KOTA SURAKARTA
61 2.708 Sumber : Kompilasi Kelurahan Dalam Angka Surakarta 2010, diolah 2012
Peta Administrasi Kota Surakarta
38
commit to user
2. Pemadam Kebakaran
a. Sumber Daya Manusia Pemadam Kebakaran Kota Surakarta memiliki 68 petugas kebakaran. Dari 68 petugas kebakaran terbagi ke dalam beberapa jabatan, diantaranya Kepada Bidang Pemadam Kebakaran, Kepala Sie perlengkapan, Kepala Sie Manajemen Pemadaman, administrasi, Petugas pemadam dan Pengemudi.
Tabel 8
Pembagian Tugas Bidang Pemadam Kebakaran
Di Kota Surakarta
Tugas
Jumlah
Kepala Bidang PMK
1 orang
Kepala Sie
Petugas Pemadam
Sumber : Profil DPU bidang Pemadam Kebakaran
b. Sarana Pemadam Kebakaran Sarana Pemadam Kebakaran berupa pos pemadam kebakaran. Pos pemadam kebakaran di Kota Surakarta terdiri dari 3(tiga) pos yang tersebar di 3(tiga) kecamatan. Ketiga pos yaitu Pos Pedaringan, Pos Kota Barat, dan Pos Gading. Mobil pemadam Kebakaran berjumlah 12 unit kendaraan. Yang terdiri dari 3 mobil tangki, 8 mobil Fire Truck, dan 1 mobil tangga 22meter plus 1 mobil dan 2 unit sepeda motor sebagai operasional.
Gambar 4 Mobil Pemadam Kebakaran
c. Kejadian Kebakaran Kejadian bencana kebakaran di Kota Surakarta mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2010 dari semula 28 kejadian menjadi 37 kejadian di
commit to user
tahun 2011. Bahkan pada tahun 2012 telah terjadi 46 kejadian kebakaran sampai bulan agustus saja. Jika dilihat dari bulan terjadinya kebakaran, maka bulan Juli, Agustus, September, dan Oktober merupakan bulan yang paling sering terjadi Kebakaran. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9 Kejadian Kebakaran di Kota Surakarta Berdasarkan Bulan Kejadian tahun 2007-2011
6 3 belum terdata
Oktober
0 8 belum terdata
November
3 3 belum terdata
Desember
5 4 belum terdata
Jumlah Kejadian Kebakaran
28 37 46 ( sementara)
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2011, diolah 2012
Data kejadian kebakaran dari dinas pekerjaan umum bidang pemadam kebakaran menyebutkan jumlah kejadian kebakaran pada masing-masing kecamatan di Kota Surakarta. Dari data yang terkumpul, Kelurahan yang mengalami jumlah kejadian paling tinggi selama kurun waktu 2010 – 2012 adalah Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres dengan jumlah 9 kejadian.
Disusul oleh Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari dengan jumlah 7 kejadian, serta Kelurahan Pajang, Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan, Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon, Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsai dengan masing – masing jumlah kejadian 6 kejadian. Sedangkan kelurahan selain yang telah disebutkan memiliki jumlah kejadian dibawahnya.
Secara lebih rinci kejadian kebakaran di Kota Surakarta dalam kurun waktu 2010 – 2012 dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10 Kejadian Kebakaran di Kota Surakarta Dirinci Berdasarkan Kelurahan tahun 2011-2012
No
Kecamatan
Kelurahan
2010
2011 2012
1 Laweyan
1. Pajang
2. Laweyan
3. Bumi
4. Panularan
5. Sriwedari
commit to user
3 Pasar Kliwon 1. Joyosuran
2. Semanggi
3. Pasar Kliwon
7. Kampung Baru
8. Kedung Lumbu
9. Sangkrah
4 Jebres
1. Kepatihan Kulon -
2. Kepatihan Wetan 1
6. Pucang Sawit
KOTA SURAKARTA
28 37 46
Sumber : DPU Bidang Pemadam Kebakaran, 2010 - 2012
Gambar 5 Bangunan bekas kebakaran
commit to user
Peta Kejadian Kebakaran
commit to user
Peta Pos pemadan Kebakaran
commit to user
3. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan budidaya Kota Surakarta dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya perumahan/permukiman, perkantoran, jasa, perdagangan, industri. Sebagian besar penggunaan lahan Kota Surakarta berupa perumahan/permukiman yang mencapai 3.142,29 ha dari luas wilayah total 4.406,06 ha.
Diantara penggunaan lahan budidaya di Kota Surakarta yang paling kecil yaitu lahan untuk industri sebesar 121,90 ha. Dari penggunaan lahan budidaya eksisting Kota Surakarta pada tahun 2012, total penggunaan lahan mencapai luas 3.781,71 ha dari luas wilayah 4.404,06 ha Kota Surakarta atau sebesar 85% total luas wilayah. Penggunaan lahan yang disajikan dalam data merupakan penggunaan lahan yang menggambarkan funsi kekotaan. Secara lebih rinci, luas penggunaan lahan eksisisting Kota Surakarta akan dijabarkan melalui tabel berikut ini.
Tabel 11 Penggunaan Lahan Kota Surakarta 2012 (ha)
No
Keca matan
Luas Penggunaan Lahan
Luas wilayah
1 Lawey an
105,68 130,00 2 Seren gan
Kliwo n
144,41 166,82 3. Pasar Kliwon
18,59 19,20 7. Kampung Baru
20,46
8,69
0,03
1,43
0 30,61 30,60 8. Kampung
Lumbu
31,21
2,25
3,12
6,55
1,41
44,54 55,10 9. Sangkrah
33,72
0,55
0,54
0,9
0 35,71 45,20
commit to user
No Keca matan
Luas Penggunaan Lahan
Luas wilayah
4 Jebres 1. Kepatihan Kulon
41,05 48,50 6. Pucang Sawit
101,84 125,00 Kota Surakarta
3781,71 4404,06 Sumber : Hasil survey, 2012
commit to user
Peta Penggunaan Lahan
commit to user
4. Kondisi Sosial dan Bangunan Data mengenai kependudukan digunakan sabagai dasar untuk perencanaan pada berbagai bidang pembangunan dan untuk melakukan evaluasi dari hasil pembangunan. Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2010 sebanyak 586.019 jiwa.
Tabel 12
Jumlah Penduduk Laki – laki dan Perempuan
Kota Surakarta Tahun 2003-2010
Sex Ratio
95,02 Sumber : Surakarta Dalam Angka 2010, diolah 2012
Dengan melihat perbandingan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki – laki. Rasio jenis kelamin sebesar 95,02. Artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 95 penduduk laki-laki.
Kepadatan penduduk Kota Surakarta pada Tahun 2010 rata-rata yaitu 133 jiwa/ha. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon dengan kepadatan 257 jiwa/ha. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah terletak di Kelurahan Karangasem dengan 76 jiwa/ha.
Semakin padatnya suatu wilayah akan membawa dampak pada semakin tingginya suatu wilayah terhadap potensi terjadinya kebakaran. Adapun data kepadatan penduduk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini.
commit to user
Tabel 13 Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Dirinci Berdasarkan Kelurahan 2010
No Kecamatan
Kelurahan
Luas (ha)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/ha)
4.873 148 3 Pasar Kliwon
3. Pasar Kliwon
7. Kampung Baru
30,60
3.687 120
8. Kedung Lumbu
1. Kepatihan Kulon
17,50
2.930 167
2. Kepatihan Wetan
6. Pucang Sawit
11.886 95 KOTA SURAKARTA
4.404,06
586.019 133 Sumber : Kompilasi Kecamatan Dalam Angka 2010, diolah 2012
commit to user
Jumlah penduduk Kota Surakarta berdasarkan kelompok usia 20 sampai 24 tahun memiliki jumlah yang paling besar dibandingkan kelompok umur lainnya di Kota Surakarta, yaitu sebesar 48.073 jiwa. Kelompok ini merupakan kelompok usia muda atau kelompok usia produktif. Sedangkan penduduk Kota Surakarta pada kelompok usia 60-64 tahun merupakan kelompok usia yang paling rendah yaitu sebesar 14.633 jiwa. Untuk lebih jelasnya, penduduk Kota Surakarta berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 14 Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin Kota Surakarta Tahun 2010
Kelompok Usia
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2010, diolah 2012
commit to user
Gambar 6 Diagram Piramida Jumlah Penduduk Kota Surakarta Tahun 2010
Sumber : Analisis, 2012
Gambar piramida penduduk Kota Surakarta secara umum di atas dapat terlihat usia muda yaitu usia 20 – 24 tahun merupakan penduduk yang mendominasi penduduk Kota Surakarta. Akan tetapi, jumlah penduduk usia rentan (usia ketergantungan) yang besar akan memiliki potensi resiko kebakaran yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan ketika terjadi kebakaran, pada usia rentan akan sulit didalam upaya penyelamatan diri, usia tersebut membutuhkan bantuan orang lain didalam upaya penyelamatan diri. Lain halnya dengan penduduk diluar usia rentan, dimana pada usia tersebut dapat melakukan kegiatan evakuasi secara lebih mandiri.
30.000
20.000
10.000
00 10.000
20.000 30.000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
Perempuan
Laki-laki
commit to user
Peta Kepadatan Penduduk (NILAI KEPADATAN)
commit to user
Bangunan dan penduduk merupakan bagian yang tak terpisahkan. Hal ini dikarenakan setiap penduduk akan membutuhkan tempat untuk berteduh, berlindung dan tempat tinggal. Kepadatan bangunan biasanya muncul dari adanya kepadatan penduduk pada suatu wilayah. Semakin tinggi kepadatan penduduk biasanya berdampak pada semakin padatnya bangunan disekitarnya.
Semakin padat bangunan pada suatu wilayah dapat menimbulkan potensi terjadinya rawan bencana kebakaran pada suatu daerah. Hal ini dikarenakan Kebakaran sering terjadi pada suatu wilayah yang memiliki kepadatan bangunan yang tinggi. Karena pada wilayah yang memiliki bangunan dengan kepadatan tinggi jika terjadi bencana kebakaran, api akan cepat menyebar pada wilayah atau bangunan yang berada disekitarnya.
Adapun kepadatan bangunan didapatkan dengan perhitungan luas bangunan dibagi dengan luas wilayah pada wilayah tersebut. Berikut tabel kepadatan bangunan di Kota Surakarta.
Tabel 15 Kepadatan Bangunan
Luas Wilayah
(ha)
Luas Bangunan
3 Pasar Kliwon
3. Pasar Kliwon
7. Kampung Baru
30,6
14,26 47
8. Kedung Lumbu
55,1
35,28 64
9. Sangkrah
45,2
34,61 77
commit to user
Luas Wilayah
(ha)
Luas Bangunan
1. Kepatihan Kulon
17,5
11,46 65
2. Kepatihan Wetan
6. Pucang Sawit
KOTA SURAKARTA
4.404,06
3.016,257
Sumber : hasil survey,2012 Berdasarkan tabel kepadatan bangunan diatas terlihat bahwa kelurahan seluruh kelurahan di Kota Surakarta memiliki luas kepadatan bangunan lebih dari 30% dari luas wilayahnya. Tidak ada satupun kelurahan yang memiliki luas wilayah dibawah 30%.
Kepadatan bangunan paling tinggi terdapat pada Kelurahan Kratonan dan Kelurahan Serengan Kecamatan Serengan dengan masing – masing kepadatan bangunan 95% dan 93%. Sedangkan untuk wilayah dengan kepadatan bangunan kurang dari 60% terdapat di 9 (sembilan) kelurahan yang tersebar hampir pada masing – masing Kecamatan di Kota Surakarta.
Kelurahan yang memiliki kepadatan bangunan di bawah 60% di Kota Surakarta diantaranya yaitu Kelurahan Kerten, Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan, Kelurahan Kedung Lumbu Kecamatan Pasar Kliwon, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kelurahan Pucang Sawit, Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres, Kelurahan Kestalan, Kelurahan Manahan, dan Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari.
commit to user
Peta Kepadatan Bangunan (nilai)
commit to user
5. Sarana Proteksi Kebakaran
a. Hidran Dalam kaitannya penyediaan air untuk bencana kebakaran, Kota Surakarta memiliki Fire Hydrant. Fasilitas ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh PDAM untuk sumber air bagi pemadam kebakaran Kota Surakarta. Kota Surakarta memiliki fire hydrant berjumlah 100 unit dan keberadaan fire hydrant sudah tersebar di setiap kecamatan di Kota Surakarta dalam jenis pilar maupun tanam. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 16
Jumlah dan Sebaran Fire Hydrant Kota Surakarta
dirinci per Kelurahan 2011
3 Pasar Kliwon
1. Joyosuran
2. Semanggi
3. Pasar Kliwon
7. Kampung Baru
8. Kedung Lumbu
9. Sangkrah
4 Jebres
1. Kepatihan Kulon
2. Kepatihan Wetan
6. Pucang Sawit
7. Jagalan
8. Purwodiningratan
9. Tegalharjo
10. Jebres
11. Mojosongo
5 Banjarsari
1. Mangkubumen
2. Timuran
3. Keprabon
4. Ketelan
5. Punggawan
6. Kestalan
commit to user
KOTA SURAKARTA
68 32 Sumber : Data Fire Hydrant 2011 dan wawancara
Tabel 17 Kondisi Hidran
No
Kecamatan
Jumlah (unit)
Air tidak lancar
2 Serengan
8 1 Rusak
Tidak ditemukan
3 Pasar Kliwon
18 9 Rusak
Rusak, terhalang tanaman ato pagar, tertutup aspal
4 Jebres
23 11 Rusak
Rusak, air tidak lancar, tertutup
pedagang, tertutup aspal
5 Banjarsari
35 19 Rusak
Rusak Ada yang tertutup aspal dan pedagang
Sumber : Observasi dan wawancara
Gambar 7 Fire Hydrant Pilar dan Tanam Kota Surakarta
commit to user
b. Satuan Relawan Kebakaran (SATLAKAR) Satuan relawan kebakaran (satlakar) lazimnya merupakan suatu kumpulan masyarakat yang perduli dan tanggap terhadap peristiwa atau bencana kebakaran. Satlakar memiliki peran didalam memadamkan api pertama kali pada suatu wilayah sebelum petugas kebakaran datang pada tempat kejadian perkara. Selain itu, satlakar memiliki tugas dalam pelaporan kejadian kebakaran pada suatu wilayah dan mencegah terjadinya perluasan dampak kebakaran dengan melakukan upaya pencegahan serta evakuasi.
Sebelum tahun 2010, setiap kelurahan di Kota Surakarta wajib mengirimkan 2 (dua) perwakilannya untuk mengikuti pelatihan untuk menjadi bantuan relawan kebakaran (BALAKAR) pada setiap tahunnya. Dan harus diikuti oleh orang yang berbeda. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal dan pelatihan kepada masyarakat dikala menghadapi bencana kebakaran. Personil yang terlatih pada masing-masing kelurahan jika kegiatan telah berjalan lebih dari 5 (lima) tahun, artinya setiap kelurahan memiliki sejumlah personil sukarelawan kebakaran lebih dari 10 orang. Sehingga diharapkan perwakilan-perwakilan tersebut dapat menjadi penggerak didalam upaya pengurangan terhadap resiko bencana kebakaran di kelurahan masing- masing sebagai bentuk perwujudan keamanan dan kemampuan lingkungan terhadap kejadian kebakaran.
commit to user
Peta Hidran
commit to user
6. Jaringan Jalan Jaringan jalan di Kota Surakarta terdiri dari jaringan jalan negara, jalan provinsi dan jalan Kota. Jalan tersebut kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis permukaan dan kondisi jalan.
a. Jenis Permukaan Sepanjang tahun 2009 dan 2010, seluruh jalan negara di Kota Surakarta merupakan jalan dengan permukaan aspal. Panjang jalan negara pada tahun 2010 tidak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan jalan propinsi. Untuk jalan Kota mengalami peningkatan dari 468,73 km di tahun 2009 menjadi 469,73 km pada tahun 2010. Sedangkan jenis permukaan yang tidak diperinci permukaannya pada jalan Kota mengalami penurunan dari 109,01 km menjadi 108,21 km. Jalan Kota memiliki variasi jenis permukaan dengan jenis aspal, kerikil, tanah, dan tidak terperinci. Jalan kota lebih didominasi oleh permukaan dengan jenis aspal. Dan jalan kota pada tahun 2010 memiliki total 676,56 km. Berikut rincian jalan berdasarkan jenis permukaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 18
Jenis Permukaan Jalan Negara di Kota Surakarta
tahun 2009-2010
Jenis Permukaan
Jalan Negara
Tidak Dirinci
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2010
Tabel 19
Jenis Permukaan Jalan Provinsi di Kota Surakarta
tahun 2009-2010
Jenis Permukaan
Jalan Provini 2009
Tidak Dirinci
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2010
Tabel 20
Jenis Permukaan Jalan Kota di Kota Surakarta
tahun 2009-2010
commit to user
Jenis Permukaan
Jalan Kota 2009
Tidak Dirinci
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2010
b. Kondisi Jalan Terkait dengan kondisi jalan, berdasarkan data Kota Surakarta dalam angka, kondisi jalan negara di kota surakarta perbandingan jalan baik dan rusak lebih banyak yang rusak dibandingkan yang baik kondisinya yaitu 4,45 km jalan rusak dan 2,65 km jalan baik. Sedangkan lainnya memiliki kondisi jalan sedang yaitu 6,05 km. Begitu juga dengan jalan provinsi dimana jalan rusak mencapai 10,99 km dan 4,49 km jalan baik dan tidak memiliki kondisi jalan yang baik. Akan tetapi tidak mengalami perubahan kondisi jalan baik untuk jalan negara maupun jalan provinsi. Jalan Kota juga mengalami penambahan serta pengurangan pada kondisi jalannya. Padatahun 2009 kondisi jalan baik di kota sepanjang 447,78 km dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 402,34 km. Serta terdapat jalan dengan kondisi sedang berjumlah 206,92 km pada tahun 2009 dan 232,54 km pada tahun 2010. Begitu juga dengan jalan yang mengalami kerusakan terus bertambah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 21
Kondisi Jalan Negara di Kota Surakarta tahun 2009-2010
Kondisi Jalan
Jalan Negara 2009
Rusak Berat
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2010
commit to user
Tabel 22 Kondisi Jalan Provinsi di Kota Surakarta tahun 2009-2010
Kondisi Jalan
Jalan Negara
Rusak Berat
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2010
Tabel 23 Kondisi Jalan Provinsi di Kota Surakarta tahun 2009-2010
Kondisi Jalan
Jalan Negara
Rusak Berat
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2010
c. Jalur Evakuasi Jalur evakuasi merupakan prasarana yang digunakan selama terjadinya bencana. Prasarana ini berupa jalur evakuasi yang dapat digunakan oleh masyarakat ketika terjadi bencana. Jalur evakuasi ini juga merupakan jalur yang digunakan oleh petugas didalam menuju lokasi terjadinya bencana. Hal ini dikarenakan jalur evakuasi merupakan jalur yang memiliki kondisi yang baik, sehingga memungkinkan didalam percepatan pencapaian lokasi bencana. Nama – nama jalan yang merupakan jalur evakuasi di Kota Surakarta telah disebutkan dalam RTRW Kota Surakarta 2011 – 2031. Berikut jalur evakuasi yang dimiliki oleh Kota Surakarta.
Tabel 24 Jalur Evakuasi
No
Nama Jalan
Kelas Jalan
1 Jl. Veteran
7 2,31
Baik
2 Jl. Bhayangkara
9 1,38
Rusak Ringan
3 Jl. Rajiman
8 4,95
Baik
4 Jl. Dr. Wahidin
7 0,63
Baik
5 Jl. Dr. Muwardi
12 0,75
Baik
6 Jl. Kapt. Mulyadi
8 2,60
Baik
7 Jl. Urip Sumoharjo
14 0,85
Baik
8 Jl. A. Yani
9 5,44
Baik
commit to user
No
Nama Jalan
Kelas Jalan
9 Jl. Ir. Sutami
12 1,60
Baik
10 Jl. Sutarto
14 1,16
Baik
11 Jl. Mangunsarkoro
7 1,78
Rusak Sedang
12 Jl. Tendean
8 1,19
Rusak Sedang
13 Jl. Sumarmo
7 2,63
Rusak Sedang
Sumber : hasil survey 2012
commit to user
Peta Jaringan Jalan
commit to user