Latihan pokok A

1) Latihan pokok A

Latihan pokok A merupakan bentuk pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran gerak baru atau mengulang bentuk gerakan dari pertemuan sebelumnya. Biasanya proses pembelajaran dapat terjadi antara rentang waktu 20 s.d 30 menit. Bila proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempelajari gerakan

commit to user

proporsional. Menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran perlu dilakukan dengan tindakan metodik-didaktik yang tepat. Perhatian guru terhadap proses penerimaan dan pengolahan informasi perlu diberikan secara optimal.

Dengan demikian, tahap pembentukan formasi rencana dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Bila proses pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan tingkat koordinasi gerak atau mengulang gerakan, maka perhatian terhadap frekuensi pengulangan dan umpan balik yang bermakna perlu diberikan secara dominan. Makin banyak yang diberikan kepada siswa untuk melakukan pengulangan dan umpan balik yang bermakna akan makin terbuka pula kesempatan untuk segera memiliki keterampilan gerak yang dipelajari. Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa hal perlu diperhatikan sebagai berikut: a) tidak terlalu banyak menggunakan waktu untuk menjelaskan konsep, bentuk dan jenis gerak yang harus dilakukan oleh siswa, b) memberikan contoh gerakan secara efektif dan efisien, c) diberikan masukan umpan yang tepat pada komponen kesalahan gerak yang dilakukan oleh siswa, dan d) memberikan penghargaan pada gerakan yang dilakukan oleh siswa.

Dalam pelajaran inti dalam pendidikan jasmani sangat perlu untuk diketahui Frekuensi, Intensitas, Tempo dan Tipe. Frekuensi menunjuk pada jumlah rangsangan. Sedangkan frekuensi ransangan meliputi: jumlah aktivitas jasmani per minggu. Jumlah akivitas bermanfaat bagi komponen kebugaran apabila dilakuakan 3-5 kali perminggu, jumlah set, jumlah ulangan. Intensitas adalah kehebatan rangsangan, pengaturan intensitas ditentukan dengan cara: persen kemampuan maksimal, meter per detik, irama rangsangan (lambat, cepat dan eksplosif). Tempo adalah lamanya aktivitas jasmani. Contohnya lama latihan fleksibilitas 10 sampai 20 detik setiap penguluran. Minimum lamanya aktivitas aerobik 20 detik sampai 30 detik maksimum. Tipe adalah jenis aktivitas jasmani yang khusus sesuai dengan setiap komponen kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan.

commit to user

pemanasan di atas dasarnya adalah dengan penghitungan denyut nadi maksimal. Rumus baku untuk mengukur denyut nadi maksimal adalah:

Denyut nadi maksimal : 220- umur Contoh anak yang berumur 10 tahun, beraktivitas dengan intensitas 50-60% bagi kebugaran jasmaninya tingkat dasar maka perhitungannya: Denyut nadi maksimal : 220-10 = 210 Denyut nadi latihan : 50% x 210 = 105 60% x 210 = 126

Atas dasar data di atas, maka apabila ingin memelihara kebugaran jasmani untuk anak tersebut, maka anak tersebut harus beraktivitas dalam denyut nadi antara 105-126 per menit dengan lama aktivitas minimal 10 menit. (Tri Hananto Budi Santoso, 2007)

2) Latihan pokok B Latihan pokok B pada dasarnya merupakan penerapan dan lanjutan dari latihan pokok A dengan tempo dan intensitas yang makin tinggi. Dengan demikian, pada latihan pokok B terjadi:

Peningkatan intensitas kerja fisik yang disesuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa dan dilakukan sesuai metodologi yang direkomendasikan. Umpan balik yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas koordinasi gerak. Dengan umpan balik diharapkan prinsip "trial and error" dapat dikurangi dan menyebabkan proses pembelajaran dapat dilangsungkan dengan efisien dan efektif.

Memadukan berbagai komponen gerak yang telah dipelajari secara bagian perbagian, sehingga terbentuk rangkaian keterampilan gerak yang utuh. Pelaksanaan pembelajaran pada latihan pokok B inilah merupakan puncak proses pembelajaran pendidikan jasmani. Aktivitas fisik terjadi dalam intensitas yang tinggi dan dalam waktu yang relatif lama. Biasanya terjadi dalam rentang waktu antara 20 s.d 30 menit.

commit to user

Latihan penutup biasanya dikenal dengan latihan pendinginan (Cooling down ). Latihan pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan fisik dan mental siswa pada keadaan semula. Dengan demikian siswa siap untuk memasuki dan menerima pelajaran lainnya.

Latihan penutup biasanya dilakukan dengan melakukan bentuk-bentuk gerakan ringan dan lembut yang kemudian dilanjutkan dengan peregangan- peregangan. Dalam latihan penutup dapat menarik kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilangsungkan.

d. Tujuan Pendidikan jasmani

Sebelum membicarakan tentang tujuan dari pendidikan jasmani yang

dirumuskan oleh para pakar pendidikan jasmani perlu diajukan pertanyaan mengapa tujuan itu diperlukan dan dipahami dengan baik oleh para pendidik pada umumnya dan guru pendidikan jasmani pada khususnya.

Menurut Arma Abdullah dan Agus Manadji (1994:16) menyebutkan alasan diperlukan pemahaman yang jelas tentang tujuan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

1) Pemahaman tentang tujuan akan dapat membantu guru pendidikan jasmani mengetahui lebih baik apa yang ingin dicapai. Tujuan dapat dijadikan pedoman oleh guru pendidikan jasmani dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan jasmani yang bermanfaat dan bermakna bagi para siswa.

2) Pemahaman tentang tujuan akan dapat membantu guru pendidikan jasmani mengetahui lebih baik nilai pendidikan jasmani dalam pendidikan. Tujuan pendidikan jasmani harus serasi dengan tujuan pendidikan, karena pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan.

3) Pemahaman tentang tujuan pendidikan jasmani akan dapat membantu guru pendidikan jasmani mengambil keputusan yang baik bila ada masalah yang timbul. Dalam tugas melaksanakan kegiatan jasmani yang telah dirancang dengan hati-hati bagi siswa kadangkala timbul masalah, umpamanya apakah siswa yang sudah sangat terampil bermain voli sebaiknya dibebaskan dari pelajaran bermain voli. Dengan memahami secara baik tujuan pendidikan jasmani guru akan dapat mengambil keputusan yang tepat.