Hasil BPUPKI (2)
Hasil BPUPKI (2)
Dalam buku Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Paniia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diterbitkan Sekretariat Negara Republik Indonesia (1998), terlampir Laporan hasil resmi BPUPKI yang idak hanya mengenai drat UUD, tetapi juga hal-hal lain termasuk soal
keuangan dan perekonomian.
Sidang BPUPKI
D 1945. Ke dua sida ng ra pat t er s ebu t dalam dua tingkat. Pertama, keuangan perusahaan yang dipegang oleh balatentara
alam Laporan denga n suara bulat dari 63 a nggot a pengeluaran (belanja) dengan pendapatan.’ tentang Pekerjaan denga n p er m int aa n p er m int aa n dari Hal ini sukar sekali menjalankannya di Dokuritzu
masa perang,” urai lampiran Laporan. Zy unbi Tyoosakai ekonomi dapat perhatian,’ ungkap Laporan
seorang anggota supaya hal pembangunan
Ha l ini dikarena ka n ba nya k nya (BPUPKI) tersebut
kek u ra nga n p end a p at a n, k hu su snya did a s ar ka n p a d a
bernomor D.K.I/17.9 BPUPKI tersebut.
setelah perang Asia Timur raya, yaitu dari
rapat tanggal Soal Keuangan
bea barang masuk dan bea barang keluar,
28 Mei-1 Juni 1945 da n 10-17 Juli
Soal keuangan pada pokoknya dibagi
pajak perusahaan, pajak verponding, hasil
menghasilkan laporan mengani keuangan dalam masa perang. Kedua, keuangan untuk keperluan perang. “Sebaliknya, dan perekonomian. “Laporan keuangan sesudah perang. “Yang perlu diselidiki kalau Indonesia sudah merdeka, ongkos diterima dengan baik dengan 62 suara lebih dahulu ialah keadaan keuangan jadi bertambah. Pertama, tentara Peta yang mufakat, dan 1 suara yang tidak Indonesia dalam masa pertama. Dasar harus dibesarkan. Kedua, ongkos perang mufakat. Laporan Perekonomian diterima
Politik keuangan ialah ‘mencocok kan yang lain-lain tidak pula sedikit. Dengan
68 Nomor 129 • November 2017 68 Nomor 129 • November 2017
Dalam lampiran, disebutkan upaya-upaya yang bisa dilakukan, yaitu memp erlua s daera h paja k monop oli, pajak suuccesie, mengadakan pajak baru, pinjaman di dalam negeri, memperkuat semangat simpanan, mengecilkan belanja negara, memperbesar berbagai macam produksi, menaikkan bea “pemakaian jasa Pemerintah”, menaikkan harga-harga barang, serta mengeluarkan uang kertas baru. Pengeluaran uang kertas baru itu dapat dikurangkan dengan memperbanyak simpanan rakyat, yang dapat dipergunakan sebagai pinjaman oleh pemerintah.
Ha k mengeluarka n ua ng kerta s disebutkan merupakan monopoli sesuatu Bank Negara yang akan diberi nama “Bank Indonesia”. Tanggungan emas sekian persen sirkulasi tidak diwajibkan, karena dasar yang dipakai adalah a-metalisme. Tanggungan 40 % dari sirkulasi boleh diadakan dengan barang-barang yang tersimpan lama, seperti
padi atau bahan-bahan mentah. / .I D
.G O
Kalau Bank Sirkula si ini suda h
IN
berdiri, segala uang kertas yang beredar PER baik uang kertas Hindia Belanda dan
L IB. KEMEN
uang kertas Nippon, ditukar dengan uang kertas Indonesia. “Penukaran itu menjadi tanda bukti daripada Negara Indonesia
“Perusahaan tambang yang rakyat. Keempat, dalam sistem “ekonomi Merdeka. Uang Kertas Indonesia saja
b es ar d a n ya ng s er up a d enga n it u diat u r” ya ng m es t i dija la n ka n oleh beredar dalam masyarakat. Uang Nippon
dijalankan sebagai usaha negara, sebab Pemerinta h negara Indonesia, stels el yang akan dibelanjakan oleh Balatentara di
harga seluruhnya harus sewaktu-waktu sini, ditukarkan dahulu dengan uang kertas
ia dikerjakan oleh orang banyak dan cara
mengusa ha kannya mempunyai a kibat disesuaikan dengan keadaan yang nyata. Indonesia kepada Bank Sirkulasi itu, dan
terhadap kemakmuran dan kesehatan “perimbangan antara ongkos produksi dengan uang itu, Balatentara berbelanja,”
dengan harga pembelian pemerintah harus tulis Lampiran Laporan BPUPKI.
rakyat. Dan tanah serta isinya negara yang
dicapai dengan demikian rupa, sehingga itu bisa diserahkan kepada badan yang tujuan untuk meringankan beban hidup
punya. Tetapi cara menjalankan eksploitasi
Soal Perekonomian