RESENSI INKONSISTENSI DAN INKOHERENSI UUD 1945 DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN
RESENSI INKONSISTENSI DAN INKOHERENSI UUD 1945 DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN
Oleh: Bagus Hermanto
“ Pancasila secara ilmiah sebagai dasar ilosois koherensi bagi peraturan
Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar, Bali
perundang-undangan dan secara epistemologi, Pancasila adalah dasar kebenaran koherensi bagi peraturan perundang-undangan…”
H. Kaelan, “ Inkonsistensi dan Inkoherensi Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”, pada halaman 7.
B 1945 ini merupakan sebuah buku yang suatu keseluruhan/ kesatuan. Dapat juga
u k u I n ko n s i s t en s i d a n diatur dalam atau berdasarkan hukum. Inkonsistensi dan Konsekuensinya bahwa seluruh hukum Inkoherensi Undang-
yang berlaku di Indonesia terdiri atas
Un d a ng Da s a r Nega ra bagian-bagian yang di antara satu dan Republik Indonesia Tahun lainnya saling berhubungan dan merupakan
dalam proses penulisannya diilhami oleh dikatakan bahwa sistem merupakan suatu realitas pelaksanaan dan penyelenggaraan
tatanan dan kesatuan yang utuh, yang
Negara, yang tidak koheren dan tidak terdiri atas bagian-bagian serta unsure- konsisten dengan pembukaan UUD 1945
unsur yang saling berkaitan dan saling
sebagai Staatsfundamentalnorm, yang berhubungan fungsional secara teratur, merupakan norma dasar dalam segala dan merupakan suatu totalitas.
a sp ek p enyelenggaraa n Negara, baik
Konsekuensinya kaidah dalam pasal-
terkait dengan tujuan Negara, demokrasi,
pasal yang terkandung dalam Undang-
bentuk Negara, sistem ekonomi, dan undang Dasar Negara Republik Indonesia
a sp ek la innya da n ha silnya s ema k in Tahun 1945 seharusnya konsisten dan m em p er k uat fa kt a b a hwa t erd a p at koheren baik dengan Pembukaan UUD inkonsistensi dan inkoherensi dalam UUD
NRI 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm,
1945 hasil amandemen.
Pertama, b u k u i n i m e n c o b a Dasar 1945 yang dijiwai oleh Proklamasi
maupun dengan Pancasila sebagai Dasar
Filsafat Negara dan Sumber dari seluruh
menguraikan permasalahan inkonsistensi
17 Agustus 1945, telah diubah menjadi
dan inkoherensi dalam Undang-undang Undang-undang Dasar Negara Republik
sumber hukum di Indonesia dan terlebih
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Indonesia Tahun 1945, dalam hal ini
lagi haruslah konsisten antara pasal satu
1945 dengan melihat ketentuan dalam Undang-undang Dasar ini memang masih
dengan pasal yang lainnya dalam Undang-
Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar mencant um kan da sar f ilsafat Negara
undang Dasar tersebut.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pancasila pada Pembukaan UUD 1945
Kedua, buku ini juga menggambarkan
bahwa,”Negara Indonesia adalah Negara Alinea IV, namun demikian penjabaran
proses kenegaraan sejak reformasi, yakni
hukum”. Hal ini mengandung arti bahwa dalam pasal-pasal Undang-undang Dasar
dengan dilakukannya amandemen terhadap
seluruh aspek dalam pelaksanaan dan Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD 1945 melalui empat tahap dari tahun
p enyelenggaraan Negara di Indonesia merupakan penjabaran dari ideologi lain
1999 hingga tahun 2002, Undang-undang
70 Nomor 129 • November 2017 70 Nomor 129 • November 2017
Negara u nt u k m el i nd u nga n s elu r u h bahwa Pancasila dikubur oleh bangsanya Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
t u m p a h d ara h d a n s elu r u h ra k yat, sendiri hampir selama 14 tahun lamanya. alinea IV, yang berkedudukan sebagai memajukan kesejahteraan umum, dan Konsekuensi yang timbul adalah banyak tertib hukum Indonesia. Oleh karena itu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Ideologi pasal dalam UUD 1945 bukan merupakan
merupakan suatu sumber hukum dasar liberalismee nampaknya dewasa ini sudah penjabaran dari Pembukaan UUD 1945 beserta hukum positif lainnya. Dalam menjadi segala-galanya, bahkan demokrasi s ebaga i Staatsfundamentalnorm ya ng pengertian ini, tampak bahwa Pancasila diartikan hanya dapat dilakukan dengan di dalamnya terkandung dasar filsafat disebut sebagai staatsfundamentalnorm atau
prinsip ide ologi lib era lisme s ehingga Pancasila.
norma dasar Indonesia. Konsekuensinya mengesampingkan musyawarah-mufakat,
Ketiga, Prof. H. Kaelan mencoba bahwa secara yuridis, Pancasila terlekat serta tujuan bernegara, yakni menwujudkan menguraikan gambaran inkonsistensi dan pada kelangsungan hidup Negara Republik
kesejahteraan seluruh rakyat Indoensia. inkoherensi tersebut dengan berdasarkan
Indonesia, serta dalam hubungan dengan
Tandas Prof. H. Kaelan, bahwasanya
fa kt a s ejara h b a hwa d a la m p ro s e s hukum positif Indonesia sebagai sumber, dalam tataran kenyataan sebagaimana amandemen, bukan mendasarkan pada tolok ukur serta arah bagi hukum positif
k o n s t a t a s i d i a t a s , m a k a t e rd a p a t konsistensi dan koherensi prinsip tertib Indonesia. Namun, dalam kenyataan, in konsistensi da n in koherensi da la m
hukum Indonesia, melainkan semangat penjabaran pasal-pasal UUD NRI 1945 UUD NRI 1945. Inkonsistensi tersebut untuk menghilangkan kedaulatan rakyat t er s ebu t t id a k kon sis t en d a n t id a k meliputi antara pasal-pasal UUD NRI sebagaimana terkandung dalam Majelis koheren dengan dasar filosofis negar 1945 dengan Pembukaan UUD 1945, Permusyawaratan Rakyat (MPR) dengan Panca sila dan tida k koheren dengan yang di dalamnya terkandung asas-asas prinsip pembagian kekuasaan (distribution
asas-asas staatsfundamentalnorm, yakni serta nilai dasar kenegaraan Indonesia of power ), dan diganti dengan ideologi tujuan Negara, bentuk Negara, sistem baik tujuan Negara, bentuk Negara, sistem pemikiran “Trias Politica” dengan prinsip politik Negara, serta kedaulatan rakyat politik Negara, ketentuan adanya UUD p emisahana kekuasaan (separation of dalam Negara. Dalam hal ini, tampak Negara, sistem demokrasi, serta dasar power ) dengan prinsip checks and balances
nilai filosofis Pancasila dan asas-asas filosofi Negara Pancasila. dalam ketatanegaran Indonesia. Selain itu,
Oleh karena itu, inkonsistensi dan menurut Prof. H. Kaelan, bahwa dalam dan tergantikan dengan filosofi liberalisme,
staastfundamentalnorm telah dimarjinalkan
inkoherensi tersebut juga dijumpai dalam proses amandemen juga mendasarkan individualisme dan pragmatisme, yang pasal-pasal UUD 1945 dalam hubungannya m od el Negara fe d era l s eb aga ima na
b erimplika si p ositif terhadap selur uh dengan Pancasila sebagai dasar filsafat diterapkan di Amerika Serikat.
sistem kenegaraan, pemerintahan bahwa
Negara. Sela in it u in konsistensi da n
Na mun d em ik ia n, P rof. Kaela n ter w ujudnya kes eja hteraan ra k yat di inkoherensi dapat ditemukan juga dalam memang menga kui ba hwa sanya ha sil Indonesia.
hubungannya dengan antar pasal-pasal amandemen UUD 1945 terdapat juga
dalam UUD 1945 tersebut. berbagai kemajuan, seperti halnya diatur terkait rumusan Pancasila sebagaimana
Keempat, buku ini juga memaparkan
Ada pun buk u ya ng t erdiri dari pembatasan jabatan Presiden, Kekuasaan
empat bab ini, mendeskripsikan secara Keha k i m a n, a nt a ra la i n d iat u r nya alinea ke IV yang dewasa ini tidak lebih
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945
ilmiah dengan mendasarkan pada fakta kekuasaan Komisi Yudisial, Kekuasaan dari sekadar rumusan verbal, sehingga objektif dan ilm ia h, dengan harapan Ma h ka ma h Kon s t it u si, d a n la in nya. tidak koheren dengan Pasal-pasal Undang-
b u k u i n i ma m p u m enja di ma s u ka n Namun demikian, realitas kenegaraan undang Dasar Negara Republik Indonesia
bagi upaya merefleksikan relaitas ini menunjukkan bahwa sampai saat ini, Ta hun 1945 ya ng mer upa ka n da s ar
da la m mew ujudka n cit a- cit a ba ngsa aspek praksis Negara tidak dijabarkan normatif dalam penyelenggaraan Negara kedepa n, terlebih memp erkaya ilmu
b erd a s ar ka n Staatsfundamentalnorm secara pra ksis. Dapat juga dikata kan kenegaraa n da la m ka it a nnya denga n yang di dalamnya terkandung nilai-nilai
ba hwa s e cara das sollen, I ndonesia Negara Indonesia, dan pertimbangan bagi Pancasila, melainkan justru pada ideologi
berdasarkan ideologi Pancasila, namun kenyataan inkosistensi dan inkoherensi lib era l ya ng dijabarka n da la m UUD dala m hal das sein, realisa si rincia n dalam Undang-undang Dasar Negara 1945. Dengan demikian, logikanya tidak pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. konsisten dan tidak koheren dengan basis
Selamat membaca! filosofi Pancasila yang tercantum dalam ideologi liberalisme dengan prinsip dasar
secara praksis, dibuah dan diganti dengan
Pembukaan UUD Tahun 1945.
ideologi keb eba sa n ma nusia s ebaga i
Dalam konteks ini, buku ini juga individu. Keyakinan terhadap ideologi mencoba menggambarkan agar kiranya liberalisme tersebut, menurut Prof. H.
Nomor 129 • November 2017