Aspek Rahasia Medik

C. Aspek Rahasia Medik

1. Pihak yang wajib menjaga rahasia medik

  Yang wajib menyimpan rahasia medik. Disebutkan dalam PP No.10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Dokter, pasal 3 yang berbunyi:

  a. Tenaga kesehatan yang terdiri dari:

  1) Tenaga medis : dokter dan dokter gigi

  2) Tenaga keperawatan : perawat dan bidan.

  3) Tenaga kefarmasian : apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.

  4) Tenaga kesehatan masyarakat : epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.

  5) Tenaga gizi : nutrizionis dan dietisien

  6) Tenaga keterapian fisik : fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis wicara.

  7) Tenaga keteknisian medis : radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi, dan perekam medis. (Lembaran Negara tahun 1963 No.78)

  b. Mahasiswa, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

2. Peraturan perundangan yang mengatur rahasia medikrahasia jabatan

  Perlindungan terhadap hak rahasia medis ini dapat di lihat dalam peraturan perundang-undangan antara lain:

  a. Pasal 57 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatakan bahwa setiap orang berhak atas kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan

  b. Pasal 48 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek kedokteran mengatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokterannya wajib menyimpan rahasia kedokteran

  c. Pasal 32 (i) UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengatakan bahwa hak pasien untuk mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya

  d. PP Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

  e. PP Nomor 10 Tahun 1966 Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran

  f. Permenkes Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Rahasia Kedokteran

  g. Pasal 73 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan bahwa setiap Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan g. Pasal 73 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan bahwa setiap Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan

3. Sanksi membuka rahasia medik

  a. Sanksi pidana : KUHP Pasal 112, KUHP Pasal 322 KUHP Pasal 112 “Barangsiapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau keteranganketerangan yang diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk kepentingan negara atau dengan sengaja memberitahukan atau memberikannya kepada negara asing, kepada seorang seorang raja atau suku bangsa, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”. KUHP Pasal 322 (1) Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah (2) Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang tersebut

  b. Sanksi perdata : KUH Perdata Pasal 1365, KUH Perdata Pasal 1366, KUH Perdata Pasal 1367 KUH Perdata Pasal 1365 “Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain,mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”. KUH Perdata Pasal 1366 “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya” KUH Perdata Pasal 1367 “Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugain yang b. Sanksi perdata : KUH Perdata Pasal 1365, KUH Perdata Pasal 1366, KUH Perdata Pasal 1367 KUH Perdata Pasal 1365 “Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain,mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”. KUH Perdata Pasal 1366 “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya” KUH Perdata Pasal 1367 “Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugain yang

  c. Sanksi Administratif: undang-undang No.6 tahun 1963 pasal 11

  d. Sanksi Sosial