memproduksi suatu barang yang memerlukan lahan dan peralatan modal jika biayanya lebih murah dari biaya tenaga kerja.
2.11 Teori Ekspor Impor
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Menurut Salvatore 1997 perdagangan internasional dalam arti sempit merupakan suatu masalah yang timbul akibat adanya pertukaran komoditas suatu
negara. Suatu negara akan mengekspor komoditas yang produksinya lebih banyak
menyerap faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di negara itu dan dalam waktu yang bersamaan negara tersebut akan mengimpor komoditas yang
produksinya memerlukan sumberdaya yang relatif langka dan mahal di negara tersebut Salvatore, 1997. Secara teoritis, negara A akan mengekspor komoditas
X kepada negara B apabila harga domestik komoditas tersebut sebelum terjadinya perdagangan relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga domestik
di negara B. Hal ini terjadi karena adanya kelebihan penawaran
excess supply
di negara A, yaitu produksi domestik lebih tinggi daripada konsumsi domestik. Hal
ini menggambarkan bahwa negara A memiliki faktor produksi yang relatif melimpah. Kondisi ini menciptakan peluang bagi negara A untuk menjual
kelebihan produksinya kepada negara lain. Di lain pihak, negara B mengalami kekurangan penawaran karena konsumsi domestiknya melebihi produksi
domestiknya
excess demand
sehingga tingkat harga domestik menjadi tinggi. Keadaan ini menimbulkan negara B berkeinginan untuk membeli komoditas X
Universitas Sumatera Utara
dari negara lain yang harganya lebih murah. Jika terjadi komunikasi antara kedua negara tersebut maka akan menyebabkan adanya perdagangan, dalam hal ini
negara A mengekspor komoditasnya ke negara B.
Panel A Panel B
Panel C Pasar di Negara 1
Hubungan Perdagangan Pasar di Negara 2
Untuk komoditi X Internasional Komoditi X
Untuk komoditi X PxPy
PxPy PxPy
Sx Sx
P3 A”
S P3
A’ P2
B E
B E
B’ E’
P1 A
D Impor
A Dx
Dx x 0 x 0
x
Sumber: Salvatore, 1997 Gambar 2.11
Proses Perdagangan Internasional Keseimbangan Parsial
Keterangan: P
x
P
y
: Harga relatif komoditi X P
1
: Harga domestik komoditi X di Negara 1 tanpa perdagangan internasional
P
2
E : Harga komoditi X setelah terjadi perdagangan internasional P
3
: Harga domestik komoditi X di negara 2 tanpa perdagangan internasional
A : Keseimbangan di Negara 1
Universitas Sumatera Utara
A’ : Keseimbangan di Negara 2 B-E : Jumlah yang diekspor oleh Negara 1
B’E’ : Jumlah yang diimpor oleh Negara 2 Secara spesifik, panel A Gambar 2.8 memperlihatkan bahwa dengan
adanya perdagangan internasional, negara 1 akan mengadakan produksi dan konsumsi di titik A berdasarkan harga relatif komoditi X sebesar P
1
, sedangkan negara 2
akan berproduksi dan mengkonsumsi di titik A’ berdasarkan harga relatif P
3
. Setelah hubungan perdagangan berlangsung diantara keduanya, harga relatif komoditi X akan berkisar antara P
1
dan P
3
seandainya kedua negara tersebut cukup besar kekuatan ekonominya. Jika harga yang berlaku di atas P
1
, maka negara 1 akan memasok atau memproduksi komoditi X lebih banyak daripada tingkat
permintaan domestik. Kelebihan produksi tersebut selanjutnya akan diekspor panel A ke negara
2. Jika harga yang berlaku lebih kecil dari P
3
, maka negara 1 akan mengalami peningkatan permintaan sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada produk
domestik. Hal tersebut akan mendorong negara 2 untuk mengimpor kekurangan kebutuhan atas komoditi X itu dari negara 1 panel C.
Panel A memperlihatkan bahwa berdasarkan harga relatif P
1
, kuantitas komoditi X yang ditawarkan QS
x
akan sama dengan kuantitas yang diminta QD
x
oleh konsumen di negara 1, dan demikian pula halnya dengan negara 1 jadi negara ini tidak akan mengekspor komoditi X sama sekali. Hal tersebut
memunculkan titik A pada kurva S pada panel B yang merupakan kurva
Universitas Sumatera Utara
penawaran ekspor negara 1. Panel A juga memperlihatkan bahwa berdasarkan harga relatif P
2
, maka akan terjadi kelebihan penawaran QS
x
apabila dibandingkan dengan tingkat permintaan untuk komoditi X QD
x
, dan kelebihan itu sebesar BE. Kuantitas BE itu merupakan kuantitas komoditi X yang akan
diekspor oleh negara 1 pada harga relatif P
2
. BE sama dengan BE dalam panel B, dan disitulah terletak titik E yang berpotongan dengan kurva penawaran
ekspor komoditi X dari negara 1 atau S. Sementara itu, panel C memperlihatkan bahwa berdasarkan harga relatif P
3
maka penawaran dan permintaan untuk komoditi X akan sama besarnya atau QD
x
= QS
x
titik A’, sehingga negara 2 tidak akan mengimpor komoditi X sama sekali. Hal tersebut dilambangkan dengan oleh titik A’ yang terletak pada kurva
permintaan impor komoditi X negara 2 D yang berada di panel B. Panel C itu juga menunjukkan bahwa berdasarkan harga relatif P
2
akan terjadi kelebihan permintaan QD
x
lebih besar dari QS
x
sebesar B’E’. Kelebihan itu sama artinya dengan kuantitas komoditi X yang akan diimpor oleh negara 2 berdasarkan harga
relatif P
2
. Lebih lanjut, jumlah itu sama dengan BE pada panel B yang menjadi kedudukan E. Titik ini sendiri melambangkan jumlah atau tingkat permintaan
impor komoditi X dari penduduk di negara 2 D. Berdasarkan harga relatif P
2
, kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara 2 yakni B’E’ dalam panel C sama dengan kuantitas ekspor komoditi
X yang ditawarkan oleh negara 1 yaitu BE dalam panel A. Hal tersebut diperlihatkan oleh perpotongan antara kurva D dan S setelah komoditi X
Universitas Sumatera Utara
diperdagangkan diantara kedua negara tersebut panel B. Dengan demikian P
2
merupakan harga relatif ekuilibrium untuk komoditi X setelah perdagangan internasional berlangsung. Dari panel B tersebut kita juga dapat melihat bahwa
apabila P
x
P
y
lebih besar P
2
, maka kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan akan melebihi tingkat impor sehingga lambat laun harga relatif komoditi X itu
P
x
P
y
akan mengalami penurunan sehingga pada akhirnya akan sama dengan P
2
. Dilain pihak apabila P
x
P
y
lebih kecil dari P
2
, maka kuantitas impor komoditi X yang diminta akan melebihi kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan
sehingga P
x
P
y
pun akan meningkat dan pada akhirnya akan sama dengan P
2
.
2.12 Konsep Perdagangan Internasional