Alat Penelitian Analisis Data

2 Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal, pendapat sarjana, dan hasil-hasil penelitian. 3 Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, kamus besar bahasa Indonesia.

3. Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen, kuesioner, dan wawancara. Studi dokumen dilakukan terhadap bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier serta perjanjian baku terhadap kepemilikan rumah dan putusan pengadilan maupun BPSK serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian. Kuesioner disusun dalam bentuk kombinasi yang bersifat tertutup dan terbuka, yang ditujukan kepada responden penelitian. Caranya daftar kuesioner dikirimkan terlebih dahulu kepada responden dengan tujuan agar pertanyaan- pertanyaan dapat dijawab dengan benar. Wawancara dilakukan terhadap responden dan informan. Untuk mempermudah mendapatkan data yang mendalam dipersiapkan pedoman wawancara. Melalui wawancara ini dapat dilengkapi kekurangan pengisian kuesioner. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terhadap para pelaku usaha dalam hal ini pelaku usaha, konsumen, dan pihak-pihak yang terkait. Universitas Sumatera Utara

4. Analisis Data

Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis data adalah, menginventarisir seluruh norma-norma hukum yang termuat dalam KUHPerdata, Undang-undang Perlindungan Konsumen dan Undang-undang Perumahan. Proses selanjutnya adalah menarik asas-asas hukum yang “tersembunyi” dibalik atau di belakang norma hukum itu. Prosesnya bertolak dari premis-premis norma hukum positif yang termuat dalam undang-undang tersebut, dengan teknik analisis interpretatif induktif. Interpretatif dilakukan dengan cara membuang hal-hal yang bersifat khusus untuk mendapatkan hal-hal yang bersifat umum abstrak. Teknik ini juga dikenal sebagai teknik pengabstraksian dengan metode analisis induktif. Metode bernalar induktif akan selalu ditempatkan pada posisi mendahului melalui pengamatan terhadap pernyataan-pernyataan proposisional yang termuat dalam norma peraturan perundang-undangan yang disusun sebagai premis-premis dan kemudian kesimpulannya ditarik melalui prosedur induktif. Dengan memanfaatkan proposisi-proposisi hasil pengamatan, maka akan diperoleh proposisi-proposisi baru sebagai kesimpulan induktif yang berdaya laku umum dalam bentuk asas hukum. Dalam dunia penalaran ilmu hukum, asas hukum yang diperoleh secara induktif ini pada putaran berikutnya akan dijadikan sebagai proposisi pangkal premis mayor untuk mengembangkan pemikiran deduktif, spekulatif, guna membuktikan asumsi-asumsi yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, yang pada gilirannya akan dipakai sebagai modal untuk memulai proses induksi berikutnya sebagai something news figur hukum perjanjian yang membuat rasa keadilan, memberi kemanfaatan dan menciptakan kepastian hukum Universitas Sumatera Utara yang dituangkan dalam Hukum Perikatan Nasional dalam bentuk perjanjian bernama. Langkah selanjutnya adalah memperbandingkan komparasi asas-asas hukum yang ditemukan dalam berbagai-bagai peraturan perundang-undangan tersebut. Data wawancara dan memory van toelichting akan menjadi dasar untuk pengujian hubungan antara variabel politik dan variabel pilihan norma hukum yang tertuang dalam undang-undang. Teknik ini lazim dikenal dengan “content analysis” analisis isi. Metode penelitian ini bergerak dari analisis kualitatif yang dimaksudkan. Hasil analisis tidak tergantung dari jumlah data berdasarkan angka- angka melainkan data yang dianalisis dilakukan secara mendalam dan holistik. 130 Teknik ini melulu menggunakan teknik analisis kualitatif, dengan kata lain menyampingkan teknik analisis kuantitatif, untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai temuan baru, sesuatu yang baru something news.

H. Asumsi

Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini maka berdasarkan permasalahan yang diajukan yang sesuai dengan kerangka teori dan konsepsi, mencakup beberapa hal, maka perlu diketengahkan asumsi sebagai berikut : 1. Bahwa kedudukan asas kepatutan sebagai rujukan normatif dalam UUPK dan rujukan aparat penegak hukum tidak terwujud dalam normatif dan tak 130 John W.Creswell mengemukakan bahwa Penelitian kualitatif memiliki ciri khas masalah seperti: a konsep yang tidak lengkap karena adanya ketidakjelasan akibat kurangnya teori dan penelitian sebelumnya; b ada kemungkinan teori yang tersedia tidak akurat, tidak sesuai, tidak benar atau bias: c butuh pendalaman dan penjelasan tentang fenomena serta pengembangan teori; atau d sifat fenomena yang tidak sesuai dengan pengukuran kualitatif. Lihat John W.Creswell, Research Design: Qualitative Quantitative Approaches, Sage Publications, Thousand Oaks, 2004, hal. 146. Universitas Sumatera Utara