kepala, sering menangis, sulit tidur, perasaan was-was, frustasi dan lain- lain.
Gejala-gejala terhadap stres dibagi menjadi menjadi empat bagian : a. Fisik, meliputi sakit kepala, jantung berdebar-debar, lidah menjadi
kelu, kehilangan nafsu makan, sulit tidur, berkeringat secara berlebihan, kaku dibagian dada, leher dan punggung bagian
belakang, diare, sembelit, sulit konsentrasi dan mudah merasa lelah.
b. Emosi, meliputi mudah marah, cemas, pencemburu, kurang istirahat, tidak sabaran, mudah menangis,
tidak punya inisiatif, menyendiri,banyak pikiran, dan tidak memiliki refleksi respons
emosi yang positif. Kondisi ini dipicu karena ketidakstabilan hormon
didalam tubuh.
c. Kognitif, contohnya pelupa, khawatir berlebihan, tidak fokus, kurang
kreatif, sulit berpikir dan berpikiran negatif.
d. Lingkungan, contohnya menarik diri dari lingkungan dan tidak
peduli. Wulandari,2010.
2.3.4 Tahapan Stres Kerja
Menurut Van Amberg 1979 sebagaimana dikemukakan oleh Hawari 2001 bahwa tahapan stress adalah sebagai berikut:
a. Stres Tahap Pertama paling ringan, yaitu stres yang disertai dengan perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki dan penglihatan
menjadi tajam.
b. Stres Tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi badan tidak terasa segar dan merasa letih, lekas capek pada saat
menjelang sore hari, lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar, otot tengkuk dan punggung menjadi tegang. Hal ini disebabkan karena
cadangan tenaga yang tidak memadai.
c. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi yang tidak teratur, otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah
terjaga dan sulit untuk tidur kembali, bangun terlalu pagi, koordinasi
tubuh terganggu dan mau jatuh pingsan.
d. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak mampu bekerja sepanjang hari loyo, aktivitas pekerjaan terlalu sulit dan
menjenuhkan, kegiatan rutin terganggu, dan gangguan pada pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta dapat
menimbulkan ketakutan serta kecemasan.
e. Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan secara fisik dan mental, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang
sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa
takut dan cemas, bingung dan panik.
f. Stres tahap keenam, yaitu tahapan stres dengan tanda-tanda seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin dan keluar
banyak keringat.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Akibat Stres Kerja
a. Kelelahan akibat kerja Meliputi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh
adanya keterlibatan dalam waktu yang lama dengan situasi yang menuntut secara emosional. Misalnya sedih tanpa sebab, bingung,
kehilangan orientasi, mudah marah, hilangnya kepedulian atau kesabaran, mudah sinis, gangguan somatis atau fisik berupa sakit kepala,
sakit kepala, sakit sendi, gangguan perut, dan lain- lain yang tidak jelas penyebabnya dan tidak kunjung sembuh.
b. Psikosomatis Psikosomatis adalah penyakit yang berupa gejala-gejala fisik yang
disebabkan atau diperburuk oleh faktor mental atau psikologis. Sebenarnya segala penyakit melibatkan reaksi pikiran dan fisik, namun
beberapa penyakit dapat diperburuk oleh faktor mental seperti stres misalnya penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.
c. Trauma Secara psikologis trauma mengacu pada pengalaman yang mengagetkan
dan menyakitkan yang melebihi situasi stres yang dialami manusia dalam kondisi wajar.
d. Trauma sekunder Trauma sekunder adalah gejala trauma yang dapat dialami oleh orang
yang tidak mengalami peristiwa traumatis secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
e. Kelelahan kepedulian Merupakan kelelahan emosional disebabkan karena empati dan
kepedulian yang terus-menerus sebagai tuntutan dan sifat pekerjaan yang terus menerus harus memperhatikan orang lain. Orang yang mengalami
kelelahan kepedulian biasanya cenderung mengalami kelelahan fisik yang sangat, perasaan tak berdaya, sedih tanpa sebab, bingung dan
perasaan bersalah yang terus- menerus karena tidak bisa membantu orang lain ya ng memerlukan bantuan Wulandari, 2010.
2.3.6 Penanganan Stres Kerja