2.3 Stres Kerja
Stres merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia yang pada suatu saat dapat
mempengaruhi kesehatan fisik manusia National Safety Council, 2003. Stres kerja adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit,
tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu Dadang, 2006.
Stres kerja juga merupakan penentu penting timbulnya depresi, penyebab keempat terbesar timbulnya penyakit di seluruh dunia. Bukan suatu hal yang
mustahil jika pada kurun waktu tertentu muncul stres, karena apa yang dikerjakan nampak sia-sia atau tidak menghasilkan sesuatu yang berarti bagi
dirinya maupun orang lain. Terlebih lagi, jika kondisi ini dibarengi dengan faktor eksternal lainnya, seperti kurang mendapat penghargaan, tuntutan
pengembangan diri kurang, situasi lingkungan kerja yang kurang kondusif, dan lainnya. Semakin tuntutan yang tidak terpenuhi, semakin meningkat
kualitas stres yang dihadapi Hadi, 2011.
2.3.2 Sumber Stres Kerja dalam Keperawatan
Menurut Abraham C. dan Shanley F. 1997 sumber stres dalam keperawatan meliputi :
a. Beban kerja berlebihan, misalnya merawat terlalu banyak pasien, mengalami kesulitan dalam mempertahankan standar yang tinggi,
Universitas Sumatera Utara
merasa tidak mampu memberi dukungan yang dibutuhkan teman sekerja dan menghadapi masalah keterbatasan tenaga.
b. Kesulitan menjalin hubungan dengan staf yang lain, misalnya mengalami konflik dengan teman sejawat, mengetahui orang lain tidak
menghargai sumbangsih yang dilakukan dan gagal membentuk tim kerja dengan staf.
c. Kesulitan terlibat dalam merawat pasien kritis, misalnya kesulitan menjalankan peralatan yang belum dikenal, mengelola prosedur atau
tindakan baru dan bekerja dengan dokter yang menuntut jawaban dan tindakan cepat.
d. Berurusan dengan pengobatanperawatan pasien misalnya bekerja dengan dokter yang tidak memahami kebutuhan sosial dan emosional
pasien, terlibat dalam ketidaksepakatan pada program tindakan, merasa tidak pasti sejauh mana harus memberi informasi pada pasien atau
keluarga dan merawat pasien yang sulit atau tidak kerja sama. e. Merawat pasien yang gagal untuk membaik misalnya pasien lansia,
pasien yang nyeri kronis dan yang meninggal selama dirawat. Sunaryo,2004.
2.3.3 Gejala-gejala stres kerja
Gejala-gejala stres mencakup sisi mental, sosial dan fisik. Hal- hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya nafsu makan, sakit
Universitas Sumatera Utara
kepala, sering menangis, sulit tidur, perasaan was-was, frustasi dan lain- lain.
Gejala-gejala terhadap stres dibagi menjadi menjadi empat bagian : a. Fisik, meliputi sakit kepala, jantung berdebar-debar, lidah menjadi
kelu, kehilangan nafsu makan, sulit tidur, berkeringat secara berlebihan, kaku dibagian dada, leher dan punggung bagian
belakang, diare, sembelit, sulit konsentrasi dan mudah merasa lelah.
b. Emosi, meliputi mudah marah, cemas, pencemburu, kurang istirahat, tidak sabaran, mudah menangis,
tidak punya inisiatif, menyendiri,banyak pikiran, dan tidak memiliki refleksi respons
emosi yang positif. Kondisi ini dipicu karena ketidakstabilan hormon
didalam tubuh.
c. Kognitif, contohnya pelupa, khawatir berlebihan, tidak fokus, kurang
kreatif, sulit berpikir dan berpikiran negatif.
d. Lingkungan, contohnya menarik diri dari lingkungan dan tidak
peduli. Wulandari,2010.
2.3.4 Tahapan Stres Kerja