Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kota Salatiga

A. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kota Salatiga

Kantor Pertanahan Kota Salatiga merupakan instansi vertikal dari Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI). BPN RI terbentuk sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia dengan nomor 26 tahun 1988, pada tahun 2006 diadakan perubahan struktur baik di BPN Pusat, Kanwil, maupun Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten.

Kantor Pertanahan Kota Salatiga, yang merupakan instansi pelayanan publik di daerah, dalam melakukan tugas pelayanan tidak lepas dari Sebelas agenda Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, yaitu :

1. Membangun kepercayaan masyarakat pada badan pertanahan nasional RI.

2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran tanah serta sertipikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.

3. Memastikan penguatan atas hak-hak tanah. 4.Menyelesaikan persoalan-persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana alam dan di daerah-daerah konflik diseluruh tanah air. 5.Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.

6. Membangun sistem informasi dan manajemen pertanahan (SIMTANAS) dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.

7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

8. Membangun database penguasaan dan pemilikan tanah 9.Melakasanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan pertanahan yang telah ditetapkan. 10.Menata kelembagaan Pertanahan Nasional. 11.Mengembangkan dan memperbaharui politik, hukum dan kebijakan

pertanahan.

1. Lokasi

Wilayah pelayanan Kantor Pertanahan Kota Salatiga, meliputi seluruh Kota Salatiga. Kota Salatiga merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Tengah yang berada pada jalur lalu-lintas regional Semarang – Solo. Terletak antara 007°17´00" dan 007°17´23" Lintang Selatan danantara 110°27´56,81" dan 110°32´4,64"Bujur Timur dan keseluruhan wilayahnya berada dibagian dalam wilayah Kabupaten Semarang, dengan batas-batas antara lain:

- Sebelah Utara: Kabupaten Semarang (Kec. Pabelan dan Kec. Tuntang). - Sebelah Selatan: Kabupaten Semarang (Kec. Getasan dan Kec. Tengaran) - Sebelah Timur: Kabupaten Semarang (Kec. Pabelan dan Kec. Tengaran) - Sebelah Barat: Kabupaten Semarang (Kec. Tuntang dan Kec. Getasan). Untuk lebih jelasnya Wilayah Kota Salatiga dapat dilihat pada Peta sebagai mana Gambar 4.1 di bawah ini :

Peta Wilayah Kota Salatiga

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 2010

Dengan luas 5.678,11 Km², secara administratif Kota Salatiga terdiri dari

4 Kecamatan yaitu Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Tingkir, Kecamatan Argomulyo dan Kecamatan Sidomukti dengan jumlah kelurahan sebanyak 22 Kelurahan. Luas wilayah berdasarkan kecamatan dan kelurahan ditunjukkan seperti pada Tabel 4.1. di bawah ini.

Tabel 4.1 Luas Wilayah Salatiga Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan

NO KECAMATAN

LUAS (Ha)

1 KECAMATAN SIDOREJO 1.624,72

1. Kelurahan Blotongan

2. Kelurahan Sidorejo Lor

3. Kelurahan Salatiga

4. Kelurahan Bugel

5. Kelurahan Kauman Kidul

6. Kelurahan Pulutan

2 KECAMATAN TINGKIR 1.054.85

1. Kelurahan Kuto Winangun

2. Kelurahan Gendonga

3. Kelurahan Kalibening

4. Kelurahan Sidorejo Kidul

5. Kelurahan Tingkir Lor

6. Kelurahan Tingkir Tengah

3 KECAMATAN ARGOMULYO 1.852,69

1. Kelurahan Noborejo

2. Kelurahan Ledok

3. Kelurahan Tegalrejo

4. Kelurahan Kumpulrejo

5. Kelurahan Randuacir

6. Kelurahan Cebongan

4 KECAMATAN SIDOMUKTI 1.145,85

1. Kelurahan Kecandran

2. Kelurahan Dukuh

3. Kelurahan Mangunsari

4. Kelurahan Kalicacing

JUMLAH 5.678,11

Sumber : Profil Daerah Salatiga 2010

Kondisi geografis serta sosial ekomoni wilayah akan berimplikasi, terhadap implementasi suatu kebijakan dalam hal ini adalah Program LARASITA. Sebagaimana penjelasan terdahulu bahwa LARASITA adalah, program pelayanan sertipikasi tanah yang mendatangi masyarakat pengguna jasa, di kelurahan-kelurahan. Masing-masing daerah mempunyai karakteristik penduduk yang berbeda-beda.

Menurut Christensen (1995 : 17) karakteristik penduduk yang meliputi jumlah, kepadatan dan tingkat heterogenitas merupakan elemen mendasar dalam melihat aspek lokalitas suatu daerah. Perbedaan antara daerah rural dengan urban, kota besar dan kota kecil, maupun antara kabupaten dengan kota merupakan determinan penting dalam menjelaskan perbedaan dinamika politik masyarakat.

Masyarakat perkotaan seperti hal nya di Kota Salatiga relatif lebih kritis terhadap kinerja birokrasi Kantor Pertanahan dalam mengimplementasikan Program LARASITA dibandingkan dengan masyarakat pedesaan yang masih serba terbatas akses informasi dan pengetahuannya.

Dalam hal jumlah penduduk, semakin besar jumlah penduduk di suatu daerah biasanya akan membuat kondisi masyarakat semakin kompleks, semakin banyak permasalahan publik dan semakin memerlukan pengaturan serta pengorganisasian oleh birokrasi pemerintah. Berbagai kelompok dengan beragam kepentingan akan bermunculan di masyarakat. Birokrasi dituntut dapat memenuhi kebutuhan publik akan penyelenggaraan pelayanan yang diperlukan. (Dwiyanto, 2006 : 131)

2. Organisasi

Berdasarkan Presiden No 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional , Pasal 1 menyebutkan bahwa Badan Pertanahan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Departeman yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kemudian untuk melaksanakan fungsi Badan Pertanahan Nasional di daerah dikeluarkanlah Peraturan Peraturan Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

Kantor Pertanahan Kota Salatiga merupakan instansi pelayanan publik di daerah yang berada di bawah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI), merupakan instansi vertikal yang menyelenggarakan pelayanan pertanahan. Unit layanan vertikal adalah unit layanan yang berada di bawah kementerian / lembaga pusat tetapi memiliki layanan sampai di tingkat daerah. Pelayanan yang diberikan antara lain pelayanan pembuatan sertipikat hak atas tanah dan pelayanan kadastral (survey tanah, pengukuran tanah dan pemetaan tanah).

Sesuai dengan peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 4 Tahun 2006, maka dapat diketahui struktur organisasi Kantor Pertanahan. Kantor Kota Salatiga dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Tengah. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, membawahi :

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, yang membawahi : Kepala Urusan Umum & Kepegawaian serta Kepala Urusan Perencanaan & Keuangan.

b. Kepala Seksi Survey, Pengukuran & Pemetaan, yang membawahi : Kepala Sub Seksi Pengukuran & Pemetaan serta Kepala Sub Seksi Tematik & Potensi Tanah.

c. Kepala Seksi Hak Tanah & Pendaftaran Tanah, yang membawahi : Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Tanah, Kepala Sub Seksi Pengaturan Tanah

Pemerintah, Kepala Sub Seksi Pendaftaran Hak, Kepala Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT.

d. Kepala Seksi Pengaturan & Penataan Pertanahan, yang membawahi : Kepala Sub Seksi Penatagunaan Tanah & Kawasan Tertentu serta Kepala Sub Seksi Landreform & Konsolidasi Tanah.

e. Kepala Seksi Pengendalian & Pemberdayaan, yang membawahi : Kepala Sub Seksi Pengendalian Pertanahan dan Kepala Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat.

f. Kepala Seksi Sengketa, Konflik & Perkara, membawahi : Kepala Sub Seksi

Perkara Pertanahan serta Kepala Sub Seksi Sengketa & Konflik Pertanahan

3. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pertanahan Kota Salatiga.

Kantor Pertanahan Kota Salatiga mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kota Salatiga. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Kantor Pertanahan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan;

b. Pelayanan, perijinan, dan rekomendasi di bidang pertanahan;

c. Pelaksanaan survei, pengukuran, dan pemetaan dasar, pengukuran, dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survei potensi tanah; c. Pelaksanaan survei, pengukuran, dan pemetaan dasar, pengukuran, dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survei potensi tanah;

e. Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran hak tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset pemerintah;

f. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat;

g. Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan;

h. Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah;

i. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS); j. Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat, pemerintah dan swasta; k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan; l. Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia pertanahan; m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana,

perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.

Walaupun Kantor Pertanahan Kota Salatiga sudah melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi dari BPN RI , namun pada tataran unit di daerah ini belum mempunyai visi dan misi Kantor Pertanahan yang jelas. Hal ini disebabkan banyaknya kepentingan-kepentingan individu terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Tidak adanya Visi dan Misi Walaupun Kantor Pertanahan Kota Salatiga sudah melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi dari BPN RI , namun pada tataran unit di daerah ini belum mempunyai visi dan misi Kantor Pertanahan yang jelas. Hal ini disebabkan banyaknya kepentingan-kepentingan individu terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Tidak adanya Visi dan Misi

“Kenyataan bahwa birokrasi publik memiliki stakeholder yang banyak

dan memiliki kepentingan yang sering berbenturan satu dengan lainnya membuat birokrasi publik mengalami kesulitan untuk merumuskan misi yang jelas. Akibatnya, ukuran kinerja organisasi publik dimata para stakeholder juga berbeda- beda.”

Kantor Pertanahan Kota Salatiga memberikan pelayanan bidang pertanahan kepada seluruh penduduk Kota Salatiga, maka kondisi demografis perlu ditampilkan dalam pembahasan ini karena, sebagai gambaran bahwa dari jumlah penduduk tersebut dapat diketahui data awal besaran layanan dan jumlah pengguna layanan di masing-masing kelurahan. Pada daerah-daerah yang lebih padat penduduknya dimungkinkan akan membutuhkan layanan yang lebih beragam dan pengguna yang lebih banyak pula. Sebaliknya pada daerah-daerah yang penduduknya lebih sedikit maka jumlah layanan yang diberikan juga semakin sedikit.

Dari segi demografi, jumlah penduduk Kota Salatiga menunjukkan trend meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Kota Salatiga sebanyak 176.795 jiwa dan pada tahun 2006 menurun sejumlah 9.751 menjadi 167.044 jiwa namun pada tahun 2010 meningkat menjadi 174.621 jiwa.

Peningkatan jumlah penduduk tersebut berdampak pada kepadatan yang timbul dan sudah mulai terasa pada pusat kota yang meliputi beberapa kelurahan seperti Salatiga, Kutowinangun, Gedongan dan Kelurahan Kalicacing sebagai pusat konsentrasi permukiman dan aktivitas utama dengan tingkat kepadatan rata- Peningkatan jumlah penduduk tersebut berdampak pada kepadatan yang timbul dan sudah mulai terasa pada pusat kota yang meliputi beberapa kelurahan seperti Salatiga, Kutowinangun, Gedongan dan Kelurahan Kalicacing sebagai pusat konsentrasi permukiman dan aktivitas utama dengan tingkat kepadatan rata-

kelurahan ditunjukkan dalam Tabel 4.2 . di bawah ini.

Tabel 4.2 Tingkat Kepadatan Penduduk Kelurahan di Kota Salatiga

KEPADATAN

No KECAMATAN

I SIDOREJO

2 Siderejo Lor

5 Kauman Kidul

1,370 II TINGKIR

8,473 3 Sidorejo kidul

591 5 Tingkir Lor

2,235 6 Tingkir Tengah

III ARGOMULYO

3,198 IV SIDOMUKTI

170,022 2,752 JUMLAH TOTAL

Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Salatiga , 2010

Kondisi demografis perlu untuk ditampilkan dalam pembahasan ini sebagai gambaran bahwa dari jumlah penduduk tersebut dapat diketahui data awal besaran layanan dan jumlah pengguna layanan di masing-masing kelurahan. Pada daerah-daerah yang lebih padat penduduknya dimungkinkan akan membutuhkan Kondisi demografis perlu untuk ditampilkan dalam pembahasan ini sebagai gambaran bahwa dari jumlah penduduk tersebut dapat diketahui data awal besaran layanan dan jumlah pengguna layanan di masing-masing kelurahan. Pada daerah-daerah yang lebih padat penduduknya dimungkinkan akan membutuhkan

4. Sumber Daya Manusia

Pegawai Kantor Pertanahan Kota Salatiga terdiri dari 46 orang PNS dan

16 orang Pegawai tidak tetap (Non PNS). Dari 46 orang PNS tersebut, yang menduduki jabatan fungsional sebanyak 4 orang dan jabatan struktural adalah sebanyak 21 orang, terdiri dari : - 1 orang pejabat eselon III ( Kepala Kantor Pertanahan) - 6 orang pejabat eselon IV ( 5 Kepala Seksi dan 1 Kepala Sub Bagian) -

14 orang pejabat eselon V (Kepala Sub Seksi) - Sedangkan yang 25 orang adalah staf.

Pada saat dilakukan observasi ke Kantor Pertanahan Kota Salatiga, maka didapatkan data Pejabat Struktural per Tanggal 1 Juni 2013 sebagai berikut :

Tabel 4.3. Data Pejabat Struktural Kantor Pertanahan Kota Salatiga

No. Nama

Eselon 1. Ronald F.P.M. Lumban Gaol, S.H.,

Jabatan

III M.M. 2. Ir. Sri Kusrini Maruti

Kepala Kantor

IV 3. Samsul Ma‟rif, BSc.

Ka. Sub. Bag. Tata Usaha

IV 4. Ana Pujiastuti, SH

Kasi SPP

IV 5. -

Kasi HTPT

IV 6. Nurakhmi Suryandari, APtnh

Kasi PPP

IV 7. Efrizal, SH

Kasi P&P

IV 8. Drs. Sri Wahyuni

Kasi SKP

Kaur

Perencanaan

Keuangan

No. Nama

Eselon 9. Sri Suhasmi, SH

Jabatan

Kaur Umum & Kepe- V

gawain

10. Adi Susilo, APtnh

Kasubsi Pengukuran &

Pemetaan

11. Bambang Sutopo, SP

Kasubsi

Tematik

Potensi Tanah.

V 13. Bambang Prajuritno, SH

12. Trining Handayani,SE,MSi

Kasubsi Pendaftaran Hak

V 14. Yuwantoro,SH

Kasubsi Penetapan Hak

Kasubsi Pengaturan Tanah

Pemerintah

15. E. Mia Puji Rahayu, SH

Kasubsi Peralihan,

Pembebanan Dan PPAT

16. Maryanto, SH

Kasubsi Landreform Dan

Konsolidasi Tanah

17. M. Taufik Purwanto

Kasubsi Penatagunaan

Tanan Dan Kawasan Tertentu

18. Dwi Haryo Seno

Kasubsi Pengendalian

Pertanahan

19. Nur Solikhin, SP

Kasubsi Pemberdayaan

Masyarakat

20. Eko widiatmo, SH

Kasubsi Perkara

Pertanahan

21. Sri Boediarti Wahyuningsih,SH

Kasubsi Sengketa

Dan

Konflik Pertanahan

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 2012

d. JUMLAH PNS MENURUT GOLONGAN

1. Pengatur Muda ( II/a )

: 3 Orang

2. Pengatur Muda Tk. I ( II/b )

: 2 Orang

3. Pengatur ( III/c )

: 3 Orang

4. Pengatur Tk. I ( II/d )

: 1 Orang

5. Penata Muda ( III/a )

: 1 Orang

6. Penata Muda Tk. I ( III/b )

: 12 Orang

7. Penata ( III/c )

: 7 Orang

8. Penata Tk. I ( III/d )

: 17 Orang

9. Pembina ( IV/a )

e. Bila dilihat dari tingkat pendidikan formalnya pegawai Kantor Pertanahan Kota Salatiga sebagaimana pada Tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4

JUMLAH PNS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL

TINGKAT PENDIDIKAN

NO BAGIAN/SEKSI JUMLAH

D.IV S.1 S.2

1. SUB BAGIAN TU 1 1 3 1 1 2 1 10 2. SEKSI SPP

2 3 2 3 2 - 12 3. SEKSI HTPT

1 5 2 14 4. SEKSI PPP

1 - 4 5. SEKSI PP

1 1 1 - 3 6. SEKSI SKP

JUMLAH 2 3 14 4 6 14 3 46

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 2013

Dari Tabel di atas dapat diketahui kondisi tingkat pendidikan aparat birokrat Kantor Pertanahan Kota Salatiga cukup heterogen. Hal tersebut mempengaruhi orientasi perubahan dalam pelayanan. Rendahnya tingkat pendidikan sebagian aparat Kantor Pertanahan Kota Salatiga menyebabkan orientasi birokrasi pada perubahan cenderung rendah.

Dampak dari banyaknya aparat birokrat yang berpendidikan rendah adalah aparat tidak berani untuk bicara mengenai kemajuan organisasinya. Bagi aparat dari kelompok tersebut mereka hanya pelaksana. Keadaan tersebut membuat mereka pasif dalam berpikir dan bertindak untuk kemajuan organisasi, apalagi Dampak dari banyaknya aparat birokrat yang berpendidikan rendah adalah aparat tidak berani untuk bicara mengenai kemajuan organisasinya. Bagi aparat dari kelompok tersebut mereka hanya pelaksana. Keadaan tersebut membuat mereka pasif dalam berpikir dan bertindak untuk kemajuan organisasi, apalagi

5. Sarana dan Prasarana

Pengamatan fisik dilakukan di lapangan untuk mengamati secara seksama terhadap kondisi perkantoran sebagai tempat pengimplementasian Program LARASITA. Serta tempat para aparatur Kantor Pertanahan Kota Salatiga memberikan pelayanan pertanahan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena, faktor sarana dan prasarana kantor ini mempunyai hubungan erat dengan responsivitas pelayanan publik.

Kantor Pertanahan Salatiga terletak di Jl. Imam Bonjol No. 42 Kota Salatiga, dengan luas tanah 2.640 M2 dan luas bangunan 679 M2. Bangunan Kantor Pertanahan Kota Salatiga adalah berlantai sati, merupakan peninggalan jaman colonial yang sudah mengalami rehabilitasi ringan pada tahun 2010.

Sedangkan pemanfaatan gedung kantor secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5. PEMANFAATAN GEDUNG KANTOR No. 2 Pemanfaatan Luas (M )

1. Loket Pelayanan

2. Ruang Mediasi

3. Lobby (ruang tunggu pelayanan)

4. Ruang Kepala Kantor

No. 2 Pemanfaatan Luas (M )

5. Ruang Sub Bagian TU

6. Ruang Perencanaan dan Keuangan

7. Ruang Kepala Seksi HT & PT

8. Ruang Sub Seksi Penetapan Hak dan PTP

9. Ruang Sub Seksi Pendaftaran Hak

10. Ruang Buku Tanah dan Warkah

11. Ruang Buku Tanah dan Warkah

12. Ruang Sub Seksi PPH dan PPAT

13. Ruang Sub Seksi Tematik dan Potensi Tanah

14. Ruang Server

15. Ruang Komputer Petugas Ukur

16. Ruang Kepala Seksi Pengukuran dan Pemetaan 10,5

17. Ruang Sengketa, Konflik dan Perkara

18. Ruang Kasubsi Pengukuran dan Pemetaan 10,5

19. Ruang Petugas Ukur dan Peta

20. Ruang Warkah SU dan GU 31,5

21. Ruang Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

22. Ruang Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan 32,5

23. Ruang Kepala Seksi PPP

26. Penjaga Kantor

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 2013

Sarana yang dimiliki Kantor Pertanahan Kota Salatiga adalah : server 2 unit dalam ruang ber- Ac, jaringan Internet, daya listrik 13.000 watt, PC Komputer sejumlah 30 unit, Laptop 10 unit serta seperangkat alat ukur tanah Sarana yang dimiliki Kantor Pertanahan Kota Salatiga adalah : server 2 unit dalam ruang ber- Ac, jaringan Internet, daya listrik 13.000 watt, PC Komputer sejumlah 30 unit, Laptop 10 unit serta seperangkat alat ukur tanah

Tabel. 4.6 Sarana Kendaraan Dinas Roda 4 dan Roda 2 Kantor Pertanahan Kota Salatiga

No. Jenis kendaraan

No Polisi

Kendaraan Roda 4

Toyota Kijang Inova Toyota Kijang LSX Toyota Kijang Super Daihatsu Espass Mitsubishi L 300 Larasita

Kendaraan Dinas Roda 2

Honda Win Honda GL 100 Honda GL 100 Honda GL MAX Suzuki RC 100 Suzuki Smash Suzuki Shogun 125 R Honda CG 110 E Honda Supra X 125 Suzuki Thunder 125 A Larasita Suzuki Thunder 125 A Larasita Suzuki A 100 Suzuki A 100 Honda Win Honda Win

H.88 B

H 9504 KB

H 9504 JB

H 9505 KB

H 9508 AB

H 9979 AB

H 9761 B

H 9673 B

H 9622 AB

H 9968 AB

H 9578 BB

H 9950 B

H 9714 B

H 9884 AB

H 9949 BB

H 9950 BB

B 3838 EQ

B 5148 EQ

B 4707 KQ

B 4767 KQ

Sangat Baik Baik Rusak Berat Baik Baik

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Ringan

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 2013

Dari pengamatan terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana tersebut sudah cukup memadai dalam memberikan responsivitas pelayanan pertanahan kepada masyarakat Kota Salatiga.

6. Sumber Dana

Dana untuk mendukung pelaksanaan program kerja Kantor Pertanahan Kota Salatiga bersumber dari DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran) yang berasal dari Dana APBN. Sumber dana DIPA terdiri dari Rupiah Murni dan Penerimaan Bukan Pajak (PNBP). PNBP adalah dana dari masyarakat yang menggunakan layananan yang disetorkan ke Kas Negara, selanjutnya berdasarkan prosentasi dapat dipergunakan oleh satuan kerja yang bersangkutan, dalam hal ini Kantor Pertanahan Kota Salatiga, antara lain untuk biaya pengelolaan pertanahan. Pada tahun 2013 Kantor Pertanahan Kota Salatiga mendapatkan alokasi dana dari APBN dalam bentuk rupiah murni sebanyak Rp 3.958.834.000,- (tiga milyard sembilan ratus lima puluh delapan juta delapan ratus tigapuluh empat ribu rupiah).

7. Jenis Pelayanan

Jenis-Jenis pelayanan pertanahan pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan Pendaftaran Pertama Kali :

1) Pemberian Hak Konversi, Pengakuan dan Penegasan Hak .

2) Wakaf dari Tanah Belum bersertipikat ( Konversi, Pengakuan dan Penegasan Hak ).

3) Wakaf dari Tanah Negara.

4) P3MB/Prk.

5) Pendaftaran Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun .

6) Pemberian Hak Guna Usaha (Hak Guna Usaha Perorangan/Badan Hukum) 6) Pemberian Hak Guna Usaha (Hak Guna Usaha Perorangan/Badan Hukum)

1) Peralihan Hak Atas Tanah dan Satuan Rumah Susun .

2) Ganti Nama Sertipikat Hak Atas Tanah dan Hak Milik Atas Rumah Susun.

3) Perpanjangan Jangka Waktu Hak Guna Usaha.

4) Perpanjangan Jangka Waktu Hak Guna Bangunan / Hak Pakai.

5) Perpanjangan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun .

6) Pembaruan Hak Guna Bangunan / Hak Pakai dan Pemberian Hak Guna Bangunan / Hak Pakai diatas Hak Pengelolaan.

7) Pembaruan Hak Guna Usaha Perorangan/Badan Hukum.

8) Wakaf dari Tanah Yang Sudah Bersertipikat.

9) Perubahan Hak Atas Tanah.

10) Sertipikat Pengganti Hak Atas Tanah, Hak Milik Atas Rumah Susun, dan Hak Tanggungan.

c. Pelayanan Pencatatan dan Informasi Pertanahan :

1) Pencatatan : Blokir, Sita, Pengangkatan Sita.

2) Informasi Pertanahan : Pengecekan Sertipikat, SKPT, Informasi Titik Dasar Teknik, Informasi Peta, Informasi Nilai Tanah (ZNT).

d. Pelayanan Survey, Pengukuran dan Pemetaan :

1) Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah: Pengukuran Bidang untuk keperluan pengembalian batas, Pengukuran dalam rangka kegiatan inventarisasi / pengadaan tanah, Pengukuran atas permintaan instansi 1) Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah: Pengukuran Bidang untuk keperluan pengembalian batas, Pengukuran dalam rangka kegiatan inventarisasi / pengadaan tanah, Pengukuran atas permintaan instansi

2) Pemetaan Tematik dan Potensi Tanah : Pemetaan Tematik Bidang Tanah untuk Pemecahan Sertipikat, Pemetaan Tematik Untuk Zona Nilai Tanah dan Potensi Tanah

e. Pelayanan Pengaturan dan Penataan Pertanahan :

1) Konsolidasi Tanah Swadaya dan ObJek Landreform

2) Pertimbangan Teknis :

a) Pertimbangan Teknis Pertanahan, dalam rangka : Penetapan Lokasi Ijin Lokasi , Ijin Perubahan Penggunaan Tanah

b) Pertimbangan Teknis Penatagunaan Tanah

f. Pelayanan Pengaduan Pertanahan :

1) Perkara Pertanahan

2) Sengketa dan Konflik Pertanaha.