Defenisi Operasional Rancangan Intervensi

perilaku berbeda selama waktu perlakuan daripada waktu baseline, ini merupakan bukti yang kuat bahwa intervensi efektif.

3.2. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbul dan berubahnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang mengalami perubahan akibat adanya variabel bebas. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2009. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat : Dukungan sosial keluarga 2. Variabel bebas : Solution focused family therapy

3.3. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefenisikan tersebut, karakteristik yang dapat diukur dan diamati. Variabel-variabel dalam penelitian ini memiliki defenisi operasional sebagai berikut: 1. Dukungan Sosial keluarga Dukungan sosial keluarga didefenisikan sebagai perilaku yang dilakukan anggota keluarga untuk membantu orang yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh stress agar ia dapat mengatasi masalah yang dihadapi secara efektif yang diukur dengan ISEL Interpersonal Support Evaluation List Universitas Sumatera Utara yang mengukur tentang tangible support, belonging support, self-esteem support, appraisal support. 2. Solution Focused Family therapy Terapi keluarga dengan model brief yang berfokus pada pencarian solusi dan kompetensi keluarga untuk mengatasi masalah dengan menggunakan 3 tahap yaitu 1 pre session yang terdiri dari penjelasan tentang program intervensi, eksplorasi masalah dan closing, 2 Tahap session yang terdiri dari session sosializing dan joining, describing the problem,goaling, breaking, ending, dan 3 Tahap Return Session yang terdiri dari Feedback Homework dan EARS. 3.4. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.4.1. Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Ibu dengan anak down syndrome yang bersekolah di SDLB Negeri Rantauprapat. 2. Memiliki nilai yang tergolong rendah pada skala ISEL 3. Status pernikahan baik suamiisteri merupakan pernikahan I dan hidup bersama dengan anak kandung

3.4.2. Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan pada populasi anak down syndrome yang ada di daerah Rantauprapat Labuhanbatu. Sedangkan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan menyebarkan skala ISEL adaptation pada ibu yang anak down syndrome nya bersekolah di SDLB Negeri Rantauprapat. Untuk pelaksanaan penelitian dilakukan di rumah subjek. Universitas Sumatera Utara 3.5. Alat Ukur Penelitian 3.5.1. ISEL Interpersonal Support Evaluation List Adaptation ISEL ini dikembangkan oleh Cohen, Mermelstein, Kmack dan Hoberman 1985 sebagai alat ukur dukungan sosial yang dibagi ke dalam empat domain belonging, self esteem, appraisal, dan tangible. ISEL memiliki reliabilitas tes retest diperoleh 0.87, dan validitas tes retest untuk sub-skala berkisar antara 0,71-0,87 Cohen Hoberman, 1983 . Dalam penelitian ini dilakukan adaptasi untuk mengukur dukungan sosial yang dinilai ibu dalam merawat anak down syndrome. Skala ini tetap menggunakan jumlah aitem dan pembagian aitem yang sama dengan skala ISEL hanya saja ada perubahan kondisi yang disesuaikan dengan kondisi ibu ketika merawat anak down syndrome. Dikarenakan ada perubahan maka dilakukan pengukuran validitas dan reliabilitas skala ISEL adaptasi ini. Skala ini terdiri dari 40 aitem; 10 aitem berkaitan dengan dukungan apraisal, 10 aitem berkaitan dengan dukungan tangible, 10 aitem berkaitan dengan dukungan self esteem, 10 aitem dengan dukungan belonging. Tabel 3.1. : Sebaran aitem No Sub system Aitem favorable Aitem unfavorable 1 Tangible support 1, 19, 22, 26, 38 6, 11, 17, 30, 36 2 Appraisal support 2, 16, 18, 23, 33 9, 14, 29, 35, 39 3 self esteem support 4, 8, 20, 32, 37 3, 13, 24, 28, 40 4 Belonging support 5, 7, 12, 21, 31 10, 15, 25, 27, 34 Dimana sistem skoring dilakukan seperti dijabarkan dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. : Skoring No Pilihan Jawaban Skoring Aitem Favorable Aitem Unfavorable 01 Ya 3 1 02 Kadang-Kadang 2 2 03 Salah 1 3

3.5.2. Validitas ISEL Interpersonal Support Evaluation List Adaptation

Setelah skala di susun maka dilakukan uji validitas. Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya dan memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar, 2003. Untuk koefesien validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.30, ini berdasarkan pada pernyataan Cronbach 1970 dalam Azwar, 2003 bahwa koefesien yang berkisar antara 0.30 sampai dengan 0.50. Pengukuran validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 19. Dari hasil uji pengukuran diperoleh hasil bahwa aitem yang valid adalah 34 aitem dan yang tidak valid adalah sebanyak 6 aitem. Sehingga sebaran aitem terlihat seperti di bawah ini: Tabel 3.3. : Sebaran aitem setelah uji validitas No Sub system Aitem favorable Aitem unfavorable 1 Tangible support 1, 19, 22, 26, 38 6, 11, 17, 30 36 2 Appraisal support 2, 16, 18, 23, 33 9, 14, 29, 35, 39 3 self esteem support 4, 8, 37 13, 24, 40 4 Belonging support 7, 12, 21, 31 10, 15, 25, 27

3.5.3. Reliabilitas ISEL Interpersonal Support Evaluation List Adaptation

Setelah di peroleh aitem-aitem yang valid maka dilakukan uji reliabilitas skala. Dimana reliabilitas skala adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya Azwar, 2003. Adapun penghitungan reliabilitas skala ini dilakukan Universitas Sumatera Utara dengan pendekatan konsistensi internal. Dalam pendekatan konsistensi internal prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai subjek Single trial administration Azwar, 2003. Penghitungan reliabilitas skala ini dilakukan dengan menggunakan koefesien alpha : formula umum, dimana cara yang dilakukan adalah melakukan pembelahan aitem menjadi bagian-bagian sebanyak jumlah aitemnya sehingga setiap bagian hanya berisi satu aitem saja Azwar, 2003. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan SPSS 19. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai reliabilitas skala ISEL adaptation sebesar 0.903, dan nilai koefesien reliabilitas ini dapat dikatakan tinggi, sehingga skala ISEL Adaptation ini dapat dipercaya untuk mengukur sesuai dengan apa yang hendak di ukur.

3.5.4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data skala ISEL Adaptation terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov –smirnov dengan menggunakan SPSS 19. Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0.897 atau probabilitas lebih dari 0.05 0.897 0.05 berarti populasi berdistribusi normal.

3.5.5. Kategori Tingkat Dukungan Sosial

Dalam skala ini aitem yang valid terdiri dari 34 aitem, dengan jumlah subjek penelitian adalah 30. Untuk mengetahui kategorisasi nilai dukungan sosial dilakukan dengan menghitung nilai R yaitu nilai tertinggi - nilai terendah. Maka Universitas Sumatera Utara R= 100 – 47 = 53. Kemudian untuk memperoleh nilai interval i adalah jarak pengukuran Rjumlah interval 5. Maka i = 535 = 10,6 Dari hasil perhitungan diperoleh table sebagai berikut: Tabel 3.4. : Interval data subjek No Interval Kategori Jumlah Subjek Persentase 01 90 – 100 Sangat Tinggi 6 20 02 79 – 89 Tinggi 11 36.67 03 68 – 78 Sedang 8 26.67 04 57 – 67 Rendah 3 10 05 47 – 56 Rendah Sekali 2 6 Jumlah 30 100 Dari tabel diatas diketahui bahwa dukungan sosial pada ibu yang memiliki anak down syndrome tergolong tinggi dan hanya sedikit yang tergolong rendah.

3.6. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini selain menggunakan alat ukur diatas, peneliti juga menggunakan metode pengumpulan data yang lain yaitu wawancara dan observasi.

3.6.1. Wawancara

Banister dalam Poerwandari, 2001 mendefinisikan wawancara sebagai percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi struktur, merupakan metode tambahan yang digunakan untuk menunjang dan memperkaya data penelitian. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai kondisi dukungan yang diberikan anggota keluarga kepada ibu berupa 1 tangible support, 2 appraisal support, 3 self esteem Universitas Sumatera Utara support dan 4 belonging support. Adapun panduan wawancara dijelaskan lebih terperinci pada lampiran.

3.6.2. Observasi

Patton dalam Poerwandari, 2001 menegaskan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data yang esensial dalam sebuah penelitian. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas- aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut, dan makna kejadian dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Observasi dalam penelitian ini dengan menggunakan metode check list dan dilakukan pada saat a proses intervensi dilaksanakan dengan tujuan observasi agar dapat diketahui faktor penghambat dan faktor pendukung keberhasilan terapi yang dilaksanakan. Sedangkan b bentuk dukungan sosial dari keluarga terhadap ibu, observasi ini dilakukan sebelum intervensi dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat sejauhmana dukungan sosial yang diberikan anggota keluarga terhadap ibu, berupa 1 tangible support, 2 appraisal support, 3 self esteem support dan 4 belonging support. Adapun panduan observasi untuk dijelaskan lebih terperinci pada lampiran.

3.7. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pertama tahap persiapan dan yang kedua tahap pelaksanaan penelitian dan yang terakhir tahap evaluasi. Universitas Sumatera Utara

3.7.1. Tahap persiapan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, Peneliti melakukan sejumlah persiapan penelitian mengenai program intervensi pada keluarga yang memiliki anak down syndrome. Hal pertama yang dilakukan, 1 peneliti melakukan studi literatur dengan mencari, mengumpulkan, membaca teori dan hasil penelitian tentang family support pada anak down syndrome. Berdasarkan teori, hasil penelitian dan informasi yang didapat maka peneliti memutuskan untuk melakukan intervensi dengan program solution focused family therapy pada keluarga yang memiliki anak down syndrome. Selanjutnya 2 peneliti mencari alat ukur yang dapat digunakan dan kemudian dilakukan pengadaptasian skala, dari tahap ini diketemukan alat ukur yang digunakan sebagai skala adalah ISEL Interpersonal Support Evaluation List dari Cohen Hoberman 1983. Setelah itu 3 melakukan pengukuran dengan menggunakan skala untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur sekaligus untuk melakukan seleksi subjek. Peneliti melakukannya dengan cara bekerja sama dengan POTADS Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome Medan, SLB-E Negeri Pembina Medan, SLB AL-Azhar Medan, SLB Taman Pendidikan Islam, SLB Muzdalifah, dan SDLB Rantauprapat untuk menyebarkan skala dukungan sosial sebagai alat ukur. Setelah diketemukan nilai skala yang sesuai kriteria maka peneliti kemudian 4 melakukan kunjungan ke rumah subjek penelitian untuk meminta persetujuan dari seluruh anggota keluarga untuk melakukan observasi dan meminta kesediaan seluruh anggota keluarga untuk menjadi klien dalam penelitian ini. Tahap Universitas Sumatera Utara terakhir sebelum melakukan penelitian adalah 5 menyiapkan dan menyusun pedoman observasi dan wawancara.

3.7.2. Tahap pelaksanaan penelitian

Sebelum intervensi dilakukan, 1 peneliti mengumpulkan data selengkap- lengkapnya mengenai subjek penelitian, melalui pemberian skala, wawancara dan observasi terhadap perilaku anggota keluarga. Skala ISEL diberikan sebelum pelaksanaan intervensi, hasil skor akan dijadikan data baseline dan akan dilakukan pengukuran kembali setelah intervensi untuk melihat perbedaan skor yang akan dijadikan indikator keefektifan dari intervensi solution focused family yang digunakan. Kemudian 2 peneliti melakukan observasi dan wawancara berdasarkan pedoman observasi dan wawancara di rumah subjek. Setelah itu 3 peneliti dan keluarga subjek melakukan kesepakatan untuk tanggal pelaksanaan intervensi. Intervensi yang akan dilakukan pada penelitian ini berdasarkan pada program solution focused family therapy. Intervensi ini dilakukan dalam 3 tahap dari Campbell, dkk 1999 dalam Psychpage, 2013 dan durasi waktu pada tiap- tiap tahap adalah 60 menit-90 menit. Adapun tahap intervensi yang akan dilakukan adalah Pre-session, session dan return session. Program ini direncanakan akan dilakukan dalam 3 kali pertemuan 10 sesi pada tiap subjek. Hal ini dikarenakan terapi solution focused biasanya singkat rata-rata 3 sampai 5 pertemuan bahkan mungkin terjadi 1 kali pertemuan saja, tetapi ada kemungkinan pertemuan akan berlanjut, sehingga perjanjian untuk pertemuan berikutnya dibuat setelah selesai sesi, dengan asumsi mungkin cukup tambahan Universitas Sumatera Utara satu sesi lagi saja Nichols, 2010 dalam Sjarif, 2012. Berikut adalah jadwal pelaksanaan intervensi pada masing-masing subjek penelitian: Tabel 3.5. : Jadwal Kegiatan Intervensi Jadwal Uji Coba Intervensi Hari Tanggal Duras i Lokasi Kegiatan Tujuan Peserta Keteranga n Tahap Pre-Session Sabtu21 Desember 2013 15 menit Rumah Subjek Penjelasa n tentang program intervensi Membuat seluruh partisipan memahami terapi yang akan dilakukan Suami, Subjek, Anak Kandun g ZA Anak Kandung AA dan MA tidak terlibat karena AA anak Down Syndrome dan MA masih berusia 5 tahun Sabtu21 Desember 2013 50 menit Rumah Subjek Eksploras i Masalah Mendapatkan informasi mengenai jenis dukungan yang diberikan seluruh anggota keluarga Sabtu21 Desember 2013 25 menit Rumah Subjek Closing Menyampaikan kesimpulan hasil terapi tahap presession Tahap Session Minggu2 2 Desember 2013 10 menit Rumah Subjek Socializin g dan Joining Menciptakan lingkungan yang nyaman Suami, Subjek, Anak Kandun g ZA Anak Kandung AA dan MA tidak terlibat karena AA anak Down Syndrome dan MA masih berusia 5 tahun Minggu2 2 Desember 2013 35 menit Rumah Subjek Describin g the Problem Mendapatkan gambaran tentang masalah, solusi dan penyelesaian masalah dari keluarga Minggu2 2 Desember 2013 10 menit Rumah Subjek Goaling Mendapatkan target perilaku yang akan dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah Minggu2 2 Desember 2013 5 menit Rumah Subjek Breaking Terapis dan tim melakukan diskusi Peneliti dan Tim Minggu2 30 Rumah Ending Memberikan Subjek, Universitas Sumatera Utara 2 Desember 2013 menit Subjek umpan balik dan reframing suami dan ZA Tahap Return Session Kamis26 Desember 2013 20 menit Rumah Subjek Feedback Homework Mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan homework Suami, Subjek, Anak Kandun g ZA Kamis26 Desember 2013 70 menit Rumah Subjek EARS Membuat subjek merasa apa yang telah dilakukan tidak sia-sia Jadwal Intervensi Pada Subjek 1 Tahap Pre-Session Rabu08 Januari 2014 15 menit Rumah Subjek Penjelasa n tentang program intervensi Membuat seluruh partisipan memahami terapi yang akan dilakukan Suami, Subjek 1, KA Ibu Subjek 1 tidak dilibatkan karen Lansia Rabu08 Januari 2014 50 menit Rumah Subjek Eksploras i Masalah Mendapatkan informasi mengenai jenis dukungan yang diberikan seluruh anggota keluarga Rabu08 Januari 2014 25 menit Rumah Subjek Closing Menyampaikan kesimpulan hasil terapi tahap presession Tahap Session Kamis09 Januari 2014 10 menit Rumah Subjek Socializin g dan Joining Menciptakan lingkungan yang nyaman Suami, Subjek 1 dan Anak kandun g KA Ibu Subjek 1 tidak dilibatkan karena Lansia Kamis09 Januari 2014 35 menit Rumah Subjek Describin g the Problem Mendapatkan gambaran tentang masalah, solusi dan penyelesaian masalah dari keluarga Kamis09 Januari 2014 10 menit Rumah Subjek Goaling Mendapatkan target perilaku yang akan dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah Kamis09 5 Rumah Breaking Terapis dan tim Universitas Sumatera Utara Januari 2014 menit Subjek melakukan diskusi Kamis09 Januari 2014 30 menit Rumah Subjek Ending Memberikan umpan balik dan reframing Tahap Return Session Kamis16 Januari 2014 20 menit Rumah Subjek Feedback Homework Mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan homework Suami, subjek 1 dan anak kandun g KA Kamis16 Januari 2014 70 menit Rumah Subjek EARS Membuat subjek dan keluarga memandang apa yang telah mereka lakukan bukan usaha yang sia-sia Jadwal Intervensi Pada Subjek 2 Tahap Pre-Session Sabtu11 Januari 2014 15 menit Rumah Subjek Penjelasa n tentang program intervensi Membuat seluruh partisipan memahami terapi yang akan dilakukan Subjek 1, anak kandun g IH, dan RA Suami tidak terlibat karena sudah bercerai, dan anak pertama PU tinggal bersama nenek Sabtu11 Januari 2014 50 menit Rumah Subjek Eksploras i Masalah Mendapatkan informasi mengenai jenis dukungan yang diberikan seluruh anggota keluarga Sabtu11 Januari 2014 25 menit Rumah Subjek Closing Menyampaikan kesimpulan hasil terapi tahap presession Tahap Session Minggu1 2 Januari 2014 10 menit Rumah Subjek Socializin g dan Joining Menciptakan lingkungan yang nyaman Subjek 2, anak kandun g IH dan RA Suami tidak terlibat karena sudah bercerai, dan anak pertama PU tinggal bersama nenek Minggu1 2 Januari 2014 35 menit Rumah Subjek Describin g the Problem Mendapatkan gambaran tentang masalah, solusi dan penyelesaian masalah dari keluarga Minggu1 2 Januari 2014 10 menit Rumah Subjek Goaling Mendapatkan target perilaku yang akan Universitas Sumatera Utara dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah Minggu1 2 Januari 2014 5 menit Rumah Subjek Breaking Terapis dan tim melakukan diskusi Minggu1 2 Januari 2014 30 menit Rumah Subjek Ending Memberikan umpan balik dan reframing Tahap Return Session Sabtu18 Januari 2014 20 menit Rumah Subjek Feedback Homework Mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan homework Subjek 2, anak kandun g IH dan RA Sabtu18 Januari 2014 70 menit Rumah Subjek EARS Membuat subjek merasa apa yang telah dilakukan tidak sia-sia

3.7.3. Tahap Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melihat ada atau tidaknya perubahan pada nilai skala ISEL adaptation yang dipersepsikan oleh masing-masing ibu pengasuh yang menjadi subjek penelitian. Perubahan tersebut dapat diketahui melalui evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif. Evaluasi kuantitatif dilihat perbedaan nilai interval skala ISEL yaitu skala dukungan sosial keluarga pada saat pre-test baseline dan post-test. Sebagai hasil tambahan dilakukan juga evaluasi hasil wawancara dan observasi kepada subjek penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik dan perilaku subjek antara sebelum dan setelah intervensi dilakukan.

3.8. Rancangan Intervensi

Pada bagian ini, peneliti akan menjabarkan mengenai rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada seluruh sesi intervensi. Sebelum penelitian Universitas Sumatera Utara rancangan ini akan di ujicobakan terlebih dahulu pada subjek yang sama dengan kriteria subjek dalam penelitian. Tabel 3.6. : Rincian Pelaksanaan Intervensi PRE-SESSION Sesi 1 : Penjelasan tentang program intervensi a. Memperkenalkan diri terapis kepada seluruh anggota keluarga melakukan rapport b. Memberikan penjelasan tentang gambaran proses pelaksanaan intervensi c. Menanyakan pendapat masing-masing anggota keluarga apakah mereka sudah paham tentang program yang akan dilaksanakan d. Memberikan lembar informed consent dan memberikan penjelasan mengenai isi dari informed consent e. Mendapatkan persetujuan dari partisipan untuk mengikuti intervensi Sesi 2 : Eksplorasi masalah a. Menjelaskan prosedur dan aturan pelaksanaan “lempar bola” dengan menggunakan uang koin menggunakan teknik skeletion keys dengan metode “lempar bola” b. Meminta pendapat anggota keluarga apakah mereka sudah memahami c. Selanjutnya melempar koin dan memastikan siapa yang menjadi pemenang d. Meminta pemenang untuk memberikan pandangan dirinya terhadap dukunganbantuan yang dapat diberikan oleh seorang ayah dan saudara kepada ibu dalam mengasuh dan merawat anak down syndrome menggunakan teknik deconstructing e. Setelah semua anggota keluarga selesai menyampaikan pendapat, kemudian meminta setiap anggota keluarga memberikan pandangan mereka mengenai pendapat yang diberikan setiap anggota keluarga circular question f. Terapis hanya mendengarkan dan memberikan pertanyaan lanjutan Sesi 3 : Closing a. Menyampaikan kesimpulan dari hasil eksplorasi masalah b. Memberikan feedback dengan menggunakan teknik reframing yaitu normalisasi mengenai pendapat dari masing-masing anggota keluarga, seperti menekankan bahwa apa yang selama ini dilakukan anggota keluarga adalah hal yang wajar karena tidak memiliki pengetahuan mengenai masalah c. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di work sheet family assessment d. Menutup pertemuan dan menyampaikan jadwal terapi selanjutnya SESSION SOSIALIZING DAN JOINING Sesi 4 : Menciptakan lingkungan yang nyaman agar terjadi percakapan yang produktif a. Memberikan game yang melibatkan seluruh anggota keluarga untuk melihat keluarga berinteraksi dan bagaimana cara tiap anggota keluarga untuk membantu ibu dalam menyelesaikan masalah. Teknik yang digunakan adalah skeletion keys dengan metode “opera sabun” b. Menanyakan perasaan dan pandangan setiap anggota keluarga mengenai Universitas Sumatera Utara permainan dengan teknik joining, menggunakan bahasa dan kebiasaan- kebiasaan yang ada di dalam keluarga c. Memberikan penjelasan dari tujuan pelaksanaan game d. Memberikan pertanyaan mengenai perubahan yang terjadi dikeluarga berkaitan dengan masalah setelah pelaksanaan terapi sebelumnya feedback e. Menyampaikan tujuan terapi hari ini DESCRIBING THE PROBLEM Sesi 5 : Mendapatkan gambaran tentang masalah, solusi dan penyelesaian masalah dari keluarga a. Memberikan pertanyaan exception untuk melihat solusi-solusi yang pernah dilakukan ibu untuk mengatasi masalah b. Memberikan pertanyaan miracle question kepada ibu untuk mendapatkan solusi masalah yang ingin dicapai ibu c. Meminta pendapat anggota keluarga yang lain mengenai jawaban ibu dengan menggunakan teknik circular question. d. Memberikan pertanyaan scalling question kepada ibu untuk mendapatkan nilai skala mengenai masalah saat ini dan nilai skala yang ingin dicapai ibu e. Meminta pendapat anggota keluarga yang lain mengenai nilai skala yang diberikan ibu dengan teknik circular question. f. Meminta pendapat anggota keluarga lain mengenai solusi yang harus dilakukan agar masalah bisa diselesaikan compliment and suggestion homework g. Memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan di worksheet family assessment update dan family action plan telah mendapatkan jawaban dari partisipan GOALING Sesi 6 : Menetapkan target perilaku yang akan dirubah dari setiap anggota keluarga berkaitan dengan solusi masalah yang ada a. Meminta ibu untuk memilih satu perilaku yang ingin dirubah berkaitan dengan solusi goaling and bridging b. Terapis memastikan bahwa tujuan penyelesaian masalah adalah perilaku yang dapat dilakukan dan focus pada satu tujuan bridging c. Meminta pendapat dari setiap anggota keluarga mengenai perubahan perilaku apa yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati circular question BREAKING Sesi 7 : Terapis berkonsultasi dengan Tim atau Supervisor a. Meminta anggota keluarga untuk beristirahat selama ± 10 menit breaking b. Terapis beserta tim melakukan diskusi mengenai feedback dan homework yang akan diberikan kepada keluarga c. Meminta keluarga untuk kembali berkumpul untuk proses terapi selanjutnya. ENDING Sesi 8 : Memberikan umpan balik feedback dan reframing a. Terapis memberikan kesimpulan dari keseluruhan proses terapi b. Terapis memberikan pendapat mengenai pandangan dan solusi dari klien c. Terapis melakukan teknik reframing terhadap solusi dan perilaku-perilaku yang telah dilakukan anggota keluarga terhadap penyelesaian masalah adalah Universitas Sumatera Utara hal yang normal dan bukan sesuatu yang aneh, dan biasa dilakukan oleh orang yang memang mengalami hal seperti saat ini normalisasi d. Terapis memberikan penguatan-penguatan terhadap hal-hal yang telah dilakukan keluarga pada saat melakukan teknik exception agar seluruh anggota keluarga merasa bahwa apa yang mereka lakukan bukan usaha yang sia-sia afirmasi e. Terapis mengatakan pada keluarga bahwa anggota keluarga bisa mengatasi masalah terlihat usaha sukses yang pernah mereka lakukan dan menguatkan anggota keluarga bahwa masalah yang mereka alami saat ini dapat diatasi seperti yang terjadi pada keluarga lain yang juga mengalami masalah yang sama teknik restrukturisasi f. Meminta anggota keluarga untuk mengungkapkan perubahan perilaku apa yang akan ia lakukan sebagai usaha untuk mengatasi masalah. Ini sebagai homework yang akan dilakukan setelah pelaksanaan terapi bridging and homework. g. Menyebutkan homework dari setiap anggota keluarga h. Menutup proses terapi dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota keluarga. i. Menyampaikan bahwa ada pertemuan berikutnya untuk melakukan evaluasi mengenai homework yang telah disepakati bersama. aRETURN SESSION EARS Elicit, Amplify, Reinforce, Start Again Sesi 9 : feedback homework a. Terapis meminta setiap anggota keluarga untuk menjelaskan mengenai pelaksanaan homework yang telah disepakati sebelumnya. b. Memberikan pertanyaan scalling question mengenai masalah setelah melakukan homework Sesi 10 : EARS a. Meminta ibu untuk menjelaskan tentang perubahan-perubahan yang telah terjadi setelah pelaksanaan intervensi elicit b. Memberikan keputusan apakah solusi yang ada dapat diterapkan terhadap masalah yang lain yang diperoleh ketika sesi describing problem amplify c. Terapis tetap berupaya untuk memberikan kesan positif terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan setiap anggota keluarga reinforce d. Terapis memutuskan untuk mengakhiri pelaksanaan terapi atau diperlukan sesi terapi selanjutnya start again e. Memastikan bahwa setiap pertanyaan di worksheet transition summary telah mendapatkan jawaban dari partisipan.

3.10. Uji Coba Modul

Dokumen yang terkait

Dinamika Sikap Penerimaan Orang Tua Yang Memiliki Anak Down Syndrome

0 4 113

PENINGKATAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA MELALUI SOLUTION FOCUSED THERAPY DALAM Peningkatan Dukungan Sosial Orangtua Melalui Solution Focused Therapy dalam Memulihkan Kualitas Hidup Anak Skizofrenia.

0 2 18

PENINGKATAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA MELALUI SOLUTION FOCUSED THERAPY DALAM Peningkatan Dukungan Sosial Orangtua Melalui Solution Focused Therapy dalam Memulihkan Kualitas Hidup Anak Skizofrenia.

1 7 20

PENDAHULUAN Perilaku Coping Pada Ibu Yang Memiliki Anak Down Syndrome.

0 2 8

PERILAKU COPING PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN Perilaku Coping Pada Ibu Yang Memiliki Anak Down Syndrome.

0 1 18

KEMATANGAN SOSIAL PADA ANAK DOWN SYNDROME KEMATANGAN SOSIAL PADA ANAK DOWN SYNDROME.

0 0 17

STUDI KASUS TENTANG FAMILY QUALITY OF LIFE (FQOL) PADA KELUARGA-KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI LEMBAGA PENDIDIKAN X BANDUNG.

21 62 73

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dukungan Sosial Keluarga 2.1.1. Pengertian Dukungan Sosial - Efektivitas Solution Focused Family Therapi Untuk Meningkatkan Dukungan Sosial Keluarga Pada Ibu Yang Memiliki Anak Down Syndrome (Application of Solution Focused Fami

1 2 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Efektivitas Solution Focused Family Therapi Untuk Meningkatkan Dukungan Sosial Keluarga Pada Ibu Yang Memiliki Anak Down Syndrome (Application of Solution Focused Family Therapy To Improve Social Support On

0 0 12

Efektivitas Solution Focused Family Therapi Untuk Meningkatkan Dukungan Sosial Keluarga Pada Ibu Yang Memiliki Anak Down Syndrome (Application of Solution Focused Family Therapy To Improve Social Support On Mother In Child Minding Down Syndrome )

0 0 11