BALITA Gizi untuk BALITA

berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. b.2 Statistik Vital Adalah dengan cara menganalisis data dari beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. b.3 Faktor Ekologi Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain Supariasa, Bakri dan fajar, 2001.

5. BALITA

Secara harfiah, BALITA atau anak di bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia di bawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Namun, karena faal kerja alat tubuh semestinya bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu ASI, sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa. Universitas Sumatera Utara Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi 1992, berdasarkan karakteristiknya, BALITA usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan BATITA, dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah. BATITA sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal dengan konsumen aktif Uripi, 2004.

6. Gizi untuk BALITA

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan dan tinggi badan. Antara asupan gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik Uripi, 2004. 6.1 Kebutuhan Energi 1. Karbohidrat sebanyak 60 - 70 Karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi utama, membuat cadangan energi di dalam tubuh, dan memberikan rasa kenyang. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah jenis padi-padian dan umbi- umbian. Jika kebutuhan energi sudah cukup, maka karbohidrat yang sudah Universitas Sumatera Utara masuk ke dalam tubuh disimpan sebagai glikogen di dalam hati atau jaringan otot dan dipakai kembali saat tubuh memerlukan. 2. Lemak sebanyak 15 - 20 Lemak merupakan sumber energi berkonsentrasi tinggi. Setiap 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Selain itu, fungsi lemak adalah: a. Sumber asam lemak esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan kulit b. Zat pelarut vitamin A, D, E, K sehingga dapat diserap dalam usus halus c. Menambah kelezatan makanan d. Menurunkan volume makanan akibat kandungan energi yang tinggi 3. Protein sebanyak 10 - 20 Protein juga dikenal sebagi zat putih telur karena ditemukan pertama kali dalam putih telur. Selain dapat menyumbangkan tenaga, zat ini lebih diharapkan berfungsi sebagai sumber zat pembangun. Dalam keadaan asupan lemak dan karbohidrat kurang, protein dapat digunakan sebagi zat tenaga. Namun hal ini dapat menyebabkan fungsi protein sebagai zat pembangun hilang dan pertumbuhan anak akan terhambat. Universitas Sumatera Utara 6.2 Kebutuhan Zat Pembangun Protein merupakan zat gizi yang multifungsi, berikut ini fungsi-fungsi protein: 1. Zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan, pembentukan darah, enzim dan hormon, serta mengganti sel-sel jaringan yang rusak akibat aus atau pun penyakit 2. Zat pengatur, yaitu mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh 3. Alat pertahanan tubuh saat diserang penyakit 4. Zat sumber tenaga jika cadangan energi dari karbohidrat dan lemak sudah habis Kebutuhan protein pada BALITA sehat dalam sehari sebagai berikut: - BATITA 1-3 tahun = 2,5 g per kg BB sehari - Prasekolah 3-5 tahun = 2 g per kg BB sehari 6.3 Kebutuhan Zat Pengatur 1. Air Air merupakan bahan utama cairan tubuh, terdiri atas 50 - 75 dari total berat badan dan keberadaannya tergantung dari jumlah lemak di dalam tubuh Zeeman 1991 dikutip dari Uripi 2004. Fungsi air di dalam tubuh Dudek 2001 dikutip dari Uripi 2004. a. Memelihara bentuk dan fungsi sel b. Mengatur suhu tubuh c. Membantu mencerna makanan dan absorbsi zat gizi d. Transportasi zat gizi dan oksigen ke dalam sel Universitas Sumatera Utara e. Melarutkan vitamin, mineral, glukosa, dan asam amino sehingga fungsi berbagai alat tubuh dapat berjalan f. Berpartisipasi dalam reaksi biokimia di dalam tubuh, misalnya dalam pembentukan enzim dan hormon g. Mengeluarkan zat racun dan zat tidak berguna bagi tubuh, baik melalui air seni, keringat, pernafasan, maupun feses Kebutuhan air pada BALITA Persagi, 1992 dikutip dari Uripi 2004. a. 1 tahun = 120 - 135 ml per kg BB sehari b. 2-3 tahun = 115 - 125 ml per kg BB sehari c. 4-5 tahun = 100 - 110 ml per kg BB sehari 2. Vitamin a. Vitamin A atau vitamin anti infeksi Menurut Aven-Hen, 1992 dikutip dari Uripi, 2004 vitamin A terutama berperan untuk kesehatan mata, kulit, dan selaput lendir, serta paru-paru. Di dalam tubuh, vitamin A merupakan bahan utama pembuatan rhodopsin. Vitamin A juga berperan dalam menjaga keutuhan kulit dan selaput lendir termasuk selaput lendir mata agar tetap lembab dan basah. Kekurangan vitamin A menyebabkan gangguan mata, mulai dari buta senja sampai kebutaan. Selain itu dapat menyebabkan kekeringan pada selaput lendir sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Selain itu kekurangan vitamin A juga dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan. Universitas Sumatera Utara Menurut Beck, 2000 dikutip dari Uripi, 2004 biasanya kecukupan vitamin A diukur dengan IU International Unit dan provitamin A dengan mg miligram. Satu mcg mikrogram ekuivalen vitamin A sama dengan 3,33 IU vitamin A atau 6 mcg provitamin A. Berikut kecukupan vitamin A yang dianjurkan: - BATITA 1-3 tahun = 1.500 IU vitamin A atau 2.700 mcg = 2,70 mg provitamin A - Prasekolah 3-5 tahun = 1.88 IU vitamin A atau 3.240 mcg = 3,24 mg provitamin A b. Vitamin D atau kalsiferol Peran utama vitamin D, yaitu membantu metabolisme zat kapur atau kalsium pembentuk tulang. Selain berperan dalam proses kalsifikasi, vitamin ini mengatur keseimbangan mineral dalam tubuh melalui pengaruhnya terhadap hormon paratiroid. Aven-Hen, 1992 dikutip dari Uripi, 2004 menyebut vitamin D sebagai the sunshine vitamin. Hal ini sepenuhnya benar karena di dalam tubuh tepatnya di kulit, vitamin ini dibentuk dari berbagai sterol yang berasal dari bahan makanan nabati maupun hewani provitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet. Menurut National Research Council, 1989 dikutip dari Uripi, 2004 sangat sulit menentukan kebutuhan vitamin D pada setiap orang dalam sehari karena tergantung dari keterpaparannya dengan matahari. Universitas Sumatera Utara Indonesia sebagai daerah tropis dengan matahari bersinar sepanjang tahun, kekurangan vitamin D jarang ditemukan. c. Vitamin E Vitamin E merupakan salah satu vitamin yang bersifat antioksidan selain vitamin A, C, dan mineral selenium. Menurut Aven-Hen, 1992 dikutip dari Uripi, 2004 selain diperlukan dalam proses reproduksi, vitamin E berperan dalam sirkulasi darah dan melindungi anak dari gangguan jantung di kemudian hari. Vitamin ini juga berperan dalam kesehatan kulit, mempercepat penyembuhan luka bakar, dan mengurangi terjadinya jaringan parut. Menurut National Research Council, 1989 dikutip dari Uripi, 2004 kebutuhan vitamin E pada anak meningkat sesuai dengan pertambahan berat badan, tetapi tidak secepat pada tahun-tahun pertama kehidupan. Berikut ini kecukupan vitamin E yang dianjurkan. - 1-3 tahun dengan berat 13 kg = 6 mg per hari - 7-10 tahun dengan berat 28 kg = 7 mg per hari d. Vitamin K Vitamin K dikenal sebagai vitamin anti perdarahan karena perannya dalam pembekuan darah jika luka. Menurut National Research Council 1989 dikutip dari Uripi, 2004, vitamin ini berperan dalam pembentukan berbagai zat yang berfungsi sebagai faktor-faktor dalam pembekuan darah, misalnya protrombin. Dalam keadaan kekurangan vitamin K, pembentukan faktor-faktor tersebut kurang sempurna Universitas Sumatera Utara sehingga mudah terjadi perdarahan. Dalam keadaan sehat, saat saluran cerna sudah berkembang, kebutuhan vitamin K dapat terpenuhi dari produksi di dalam usus dan makanan. Kebutuhan ini akan meningkat pada keadaan luka dan berbagai infeksi virus yang menyebabkan perdarahan, misalnya demam berdarah. e. Vitamin B Kompleks Aven-Hen, 1992 dikutip dari Uripi, 2004 menyebut vitamin B kompleks dengan the nerve vitamin karena pada dasarnya vitamin yang termasuk dalam kelompok ini berperan dalam kesehatan saraf walaupun secara spesifik masing-masing mempunyai peran berbeda. Berikut ini delapan vitamin yang masuk golongan vitamin B kompleks. 1. Thiamin B 1 Utamanya, vitamin ini berperan dalam merangsang nafsu makan selain memacu pertumbuhan dan kesehatan saraf. 2. Riboflavin B 2 Utamanya, vitamin ini berperan dalam kesehatan kulit dan mata, pembentukan sel darah merah dan antibodi, serta membantu penyembuhan sariawan pada anak. 3. Niasin B 3 Utamanya, vitamin ini berperan dalam fungsi otak dan peredaran darah. Universitas Sumatera Utara 4. Asam Pantotenat B 5 Vitamin ini berfungsi dalam pembentukan tenaga dan merangsang pertumbuhan. Vitamin ini sangat diperlukan oleh anak yang mendapat pengobatan dengan antibiotik dalam waktu lama. Vitamin B 5 mengurangi racun yang ditimbulkan oleh obat tersebut. 5. Piridoksin B 6 Selain berperan dalam pencernaan makanan, vitamin B 6 merupakan zat esensial dalam pembentukan antibodi dan sel-sel darah merah. Vitamin ini dapat mencegah mabuk perjalanan yang sering dialami oleh anak-anak. 6. Asam folat Vitamin ini melindungi anak dari serangan cacing atau parasit yang terdapat dalam saluran pencernaan. Asam folat berperan dalam pembentukan butir-butir darah merah dan pertumbuhan. 7. Siano-kobalamin B 12 Bersama asam folat, vitamin B 12 berperan dalam pembentukan butir-butir darah merah dan memacu pertumbuhan. Vitamin ini juga merangsang nafsu makan dan penting untuk kesehatan saraf. 8. Biotin Biotin merupakan vitamin yang berperan dalam pertumbuhan. Menurut, vitamin dapat mencegah penyakit eksem bintik merah dan terasa gatal kulit kepala yang sering ditemui pada bayi. Universitas Sumatera Utara Berikut ini kecukupan vitamin B yang dianjurkan dalam sehari pada BALITA National Research Council 1989 dikutip dari Uripi 2004. - Thiamin B 1 = 0,3 mg1000 kkal kilo kalori - Riboflavin B 2 = 0,6 mg 1000 kkal - Niasin B 3 = 6,6 NE 1000 kkal 8 mg - Asam pantotenat B 5 = 3-4 mg - Piridoksin B 6 = 0,02 mg mg protein - Asam folat = sekitar 3 mcg per kg BB - Siano-kobalamin B 12 = 0,05 mcg kg BB maksimum 2 mcg - Biotin = 15-30 mcg f. Vitamin C atau asam askorbat Vitamin C juga merupakan salah satu vitamin yang berperan sebagai antioksidan, yaitu melindungi anak-anak dari berbagai pencemaran lingkungan. Vitamin ini berperan sebagai antibiotik dan dalam proses penyembuhan luka. Beck, 2000 dikutip dari Uripi, 2004 berpendapat, fungsi vitamin C adalah membentuk jaringan ikat yang memegang peranan utama dalam penyembuhan luka. Selain itu vitamin ini juga berperan dalam kesehatan gigi, gusi dan tulang. Kecukupan vitamin C yang dianjurkan LIPI, 1983 dikutip dari Uripi, 2004 adalah 20 mg sehari. Universitas Sumatera Utara 3. Mineral Mineral yaitu zat kimia anorganik yang terdapat di alam. Mineral berguna agar organ dan jaringan tubuh berfungsi efisien. Mineral yang penting bagi pertumbuhan anak, antara lain kalsium, besi, iodium, fluor, dan fosfor. 1. Kalsium zat kapur Utamanya, mineral ini berperan dalam pertumbuhan dan kesehatan tulang serta gigi. Di samping itu, kalsium berperan dalam proses pembekuan darah jika luka dan pengaturan denyut jantung. Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi, 1983 dikutip dari Uripi, 2004 kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk BALITA adalah 0,5 mg sehari. 2. Fosfor Fosfor merupakan mineral yang berfungsi dalam pertumbuhan tulang dan gigi bersama dengan kalsium dan vitamin D. Mineral ini juga berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel-sel jaringan tubuh serta aktivitas otot dan saraf. Fosfor memegang peranan penting dalam pembentukan energi dan karbohidrat. Kebutuhan fosfor secara tepat belum dapat dipastikan, tetapi National Research Council, 1989 dikutip dari Uripi, 2004 menetapkan kecukupan fosfor anak usia 1-10 tahun adalah 800 mg sehari. 3. Zat besi ferum Zat besi merupakan zat yang esensial untuk pembentukan hemoglobin yang berperan dalam transportasi oksigen. Menurut Widya Karya Pangan dan Universitas Sumatera Utara Gizi, 1983 dikutip dari Uripi, 2004 kecukupan zat besi yang dianjurkan untuk anak BALITA adalah 10 mg sehari. 4. Iodium Iodium merupakan mineral utama untuk pembentukan hormon tiroksin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur metabolisme tubuh serta unsur penting bagi perkembangan fisik dan mental. 5. Fluor Utamanya, mineral ini berperan dalam pembentukan gigi, pencegahan karies lubang gigi Uripi, 2004.

7. Masalah Gizi Pada BALITA

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Anak Balita di Tinjau Dari Pola Pengasuhan Pada Ibu Pekerja dan Bukan Pekerja di Desa Buluh Cina Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2000

0 44 68

Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pendapatan Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Proyek Dan Hon Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004

0 34 81

Ketahanan Pangan Keluarga Dan Status Gizi Anak Balita Di Kelurahan Sei Putih Timur Ii Kecamatan Medan Petisah Tahun 2004

0 26 88

Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Helvetia

4 46 71

Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Batunadua Kecamatan Pangaribuan Tapanuli Utara

3 67 95

Pengetahuan Gizi Ibu dan Perilaku Keluarga Sadar Gizi Kaitannya dengan Status Gizi Balita di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep

0 3 157

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

HUBUTENTA Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Status Gizi Pada Anak Balita Di Kelurahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SELODOKO Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DAN POLA MAKAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN SRIHARDONO KECAMATAN PUNDONG.

1 6 174