Pedoman Umum Gizi Seimbang untuk Keluarga dan Masyarakat

4 Anemia Defisiensi Zat Besi Fe a. Pengaruh defisiensi Fe, terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin. Merupakan alat transportasi yang diperlukan pada banyak reaksi metabolik tubuh. Defisiensi Fe dapat didiagnosis berdasarkan data klinik dan data laboratorik yang ditunjang oleh konsumsi pangan. Gambaran klinik memperlihatkan kondisi anemia. b. Upaya penanggulangan anemia Fe Upaya dapat dilakukan dengan beberapa cara, pertama adalah pemberian suplementasi tablet zat besi. Kedua adalah melalui fortifikasi bahan makanan dengan zat besi seperti garam dapur, tepung terigu, dan penyedap masakan. Berikutnya adalah membatasi pembuangan zat besi dari tubuh yang bersifat patologis. Beberapa jenis penyakit, termasuk penyakit cacing akan memperbesar pengeluaran zat besi dari tubuh atau menghambat penyerapan zat besi. Mengatasi penyakit tersebut untuk mencegah timbulnya anemia Santoso Ranti, 2004.

8. Pedoman Umum Gizi Seimbang untuk Keluarga dan Masyarakat

Di dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang, penempatan kelompok bahan makanan adalah berdasarkan jumlah yang digunakan dalam menu sehari-hari. Kelompok makanan sebagai sumber energi ditempatkan pada dasar karena paling banyak dikonsumsi., kelompok bahan makanan sumber zat pengatur di tengah, sedangkan kelompok bahan makanan sumber protein ditempatkan pada bagian atas, karena relatif paling sedikit dimakan setiap hari. Universitas Sumatera Utara Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi makanan di masyarakat yang baik dan benar. PUGS digambarkan dalam logo berbentuk kerucut. Dalam logo tersebut, bahan makanan dikelompokkan berdasarkan tiga fungsi utama zat gizi yaitu: 1 Sumber energi atau tenaga, yaitu padi-padian atau serealia seperti beras, jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti singkong dan talas; serta hasil olahannya seperti tepung, mie, roti, makaroni, havermut, dan bihun. 2 Sumber protein, yaitu sumber protein hewani, seperti daging ayam, telur, susu dan keju; serta sumber nabati saperti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta hasil olahannya seperti tempe, tahu, susu kedelai, dan oncom. 3 Sumber zat pengatur berupa sayur dan buah. Sayuran diutamakan yang berwarna hijau dan kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan tomat; serta sayur kacang-kacangan; seperti kacang panjang, buncis dan kecipir. Buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya, mangga, nenas, nangka masak, jambu biji, apel, sirsak, dan jeruk. Selain bahan makanan yang dikemukakan diatas, menu sehari-hari juga menggunakan sumber lemak murni, seperti minyak goreng, margarin, mentega, serta sumber karbohidrat murni, seperti gula pasir, gula merah, madu dan sirop. Universitas Sumatera Utara PUGS menganjurkan agar 60-75 kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat terutama karbohidrat kompleks, 10-15 dari protein, dan 10-25 dari lemak Almatsier, 2005. WHO 1990 dan FAOWHO 1992 dalam Soekirman 2000 mendorong negara-negara anggotanya untuk mempromosikan pola makan dan pola hidup yang sehat dengan pedoman gizi seimbang. Kemudian pada tahun 1995 diterbitkan buku panduan “13 Pesan Dasar Gizi Seimbang”. Adapun ke-13 pesan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Makanlah makanan yang beraneka ragam setiap hari. Beberapa jenis makanan kaya akan zat gizi tertentu, sedang jenis makanan yang lain kaya akan zat gizi yang lainnya. Dengan makan yang beraneka ragam berarti kekurangan gizi dari suatu makanan dapat diisi oleh zat gizi dari makanan lain. 2. Makanlah makanan yang mengandung cukup energi. Energi dibutuhkan pertama-tama untuk memelihara fungsi dasar tubuh yang disebut metabolisme basal sebesar 60-70 dari kebutuhan energi total. Selain itu energi juga diperlukan untuk fungsi tubuh lain seperti mencerna, mengolah dan menyerap makanan dalam alat pencernaan, serta untuk bergerak, berjalan, bekerja dan beraktivitas lainnya. Setiap harinya tubuh memerlukan makanan yang memberikan cukup energi yang sesuai dengan kebutuhan badan. Untuk menjaga kesehatan diperlukan adanya keseimbangan antara makanan sumber energi yang kita makan dengan energi yang kita keluarkan terutama untuk bergerak dan Universitas Sumatera Utara beraktivitas. Apabila masukan energi lebih kecil dari energi yang keluar, akan terjadi defisit energi dan berat badan menurun, sebaliknya masukan energi yang lebih besar dari pengeluaran energi, terjadi surplus energi yang disimpan dalam bentuk lemak, akibatnya berat badan naik. 3. Untuk sumber energi, upayakan agar separuhnya berasal dari makanan yang mengandung zat karbohidrat komplek. Disarankan agar setidaknya separuh dari makanan sumber energi mengandung karbohidrat komplek karena alasan berikut, makanan sumber karbohidrat komplek mengandung serat yang penting untuk kelancaran proses pembuangan kotoran dari usus dan mencegah terjadinya penyakit kanker. Selain itu sumber karbohidrat komplek terutama yang berasal dari sereal juga mengandung protein, vitamin B dan Vitamin E. 4. Upayakan agar sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari seperempat dari energi total yang anda butuhkan. Selain dari karbohidrat, energi juga dihasilkan oleh zat lemak. Tetapi zat lemak tidak hanya penting untuk menghasilkan energi. Ada beberapa fungsi penting lain dari zat lemak, antara lain memberi rasa dan aroma, memberikan rasa kenyang, melindungi organ-organ penting, melindungi tubuh dari suhu yang tidak normal, pembawa vitamin dan zat gizi lain, merupakan bahan baku dinding sel, dan sebagainya. Dari susunan kimianya dikenal lemak yang baik dan lemak tidak baik. Lemak baik terdiri dari asam lemak tidak jenuh, sedang yang tidak baik adalah asam lemak jenuh. Selain memperhatikan jumlah konsumsi lemak Universitas Sumatera Utara tidak lebih dari 25 persen energi total, penting juga memperhatikan jenis lemak. 5. Gunakan hanya garam beryodium untuk memasak sehari-hari. Kekurangan yodium mengakibatkan gangguan yang disebut dengan gangguan akibat kurang yodium atau GAKY. Pada tingkat kekurangan yodium ringan, GAKY dapat menghambat perkembangan kecerdasan anak. Cara yang paling sederhana dan murah mencegah kekurangan zat yodium adalah dengan menggunakan garam beryodium. 6. Makanlah banyak makanan yang kaya akan zat besi. Zat besi terdapat dalam banyak makanan yang berasal dari hewan seperti daging, hati, jeroan, kuning telur, ikan, kacang-kacangan dan beberapa jenis sayuran mengandung banyak zat besi, tetapi pada umumnya kurang dapat diserap oleh usus. Sumber zat besi dari hewani lebih mudah diserap dan dimanfaatkan oleh darah. 7. Berikan hanya air susu ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan. ASI adalah satu-satunya makanan yang lengkap mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, khususnya sampai usia 4 bulan. Selain mengandung semua zat yang dibutuhkan pertumbuhan dan perkembangan bayi, ASI juga mengandung zat kekebalan atau antibodi yang melindungi anak dari infeksi terutama diare dan ISPA. 8. Biasakan makan pagi setiap hari. Penelitian gizi anak SD di Bogor dan Jakarta tahun 1998, 90 persen anak SD menjawab “ya” atas pertanyaan “apakah kamu makan pagi sebelum ke sekolah”. Tetapi setelah ditanya Universitas Sumatera Utara ulang dengan pertanyaan lain yang lebih rinci, ternyata hanya 55 persen anak yang menjawab “ya” yang benar-benar makan pagi. Mereka mengartikan makan pagi apabila makan nasi dengan lauk pauk yang diperkirakan memberikan 20-30 persen kebutuhan energi untuk sehari. Lainnya mengartikan makan pagi meskipun hanya minum teh tawar, kue kecil, dan air putih yang tidak memberikan sumbangan energi dalam makanan mereka satu hari. 9. Minum air bersih dan sehat dalam jumlah yang cukup. Kurang lebih 60 persen tubuh orang dewasa terdiri dari air. Oleh karena itu manusia tanpa makanan dapat bertahan selama beberapa minggu, sedangkan kalau kehausan hanya bertahan beberapa hari. Air juga dapat diperoleh dari makanan padat maupun cair. Sebagai contoh, buah-buahan mengandung 85 persen air, daging 50 persen air, dan susu 90 persen. Air bersih dan sanitasi lingkungan yang bersih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PGS untuk mencapai kehidupan keluarga yang sehat. 10. Berolahraga dengan teratur untuk menjaga kebugaran badan. Salah satu syarat menjaga kesehatan adalah menjaga kebugaran dengan menjaga berat badan ideal. Berat badan adalah indikator kesehatan yang penting bagi setiap orang. Berat badan yang ideal menunjukkan status gizi yang baik atau normal. Untuk mempertahankan berat badan ideal diperlukan keseimbangan antara makanan dan aktivitas fisik termasuk olahraga. Seluruh anggota keluarga dari anak, remaja, dewasa, orangtua dapat Universitas Sumatera Utara meningkatkan kesehatan mereka dengan berolahraga dan mengatur makanan. 11. Hindarilah minuman beralkohol. Pesan ini cukup jelas bagi masyarakat Indonesia. Karena kebiasaan minum minuman beralkohol ditinjau dari gizi dan kesehatan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Keburukan alkohol, selain menyebabkan ketagihan, juga mengganggu penyerapan zat gizi dalam usus yang berdampak pada proses pengolahan zat gizi selanjutnya dalam tubuh. 12. Makanlah makanan yang dimasak dan atau dihidangkan dengan bersih dan tidak tercemar. Makanan sehat adalah makanan yang aman dan bebas dari bakteri, virus, parasit, serta bebas dari pencemaran zat-zat kimia. Makanan dikatakan aman apabila kecil kemungkinan atau sama sekali tidak mungkin menjadi sumber penyakit atau dikenal sebagai penyakit yang bersumber dari makanan food borne diseases. Untuk itu makanan harus disiapkan, diolah, disimpan, diangkut dan disajikan dengan serba bersih dan telah dimasak dengan benar. 13. Bacalah selalu label pada kemasan makanan. Pemerintah memberlakukan salah satu pasal dari Undang-Undang Pangan tentang label kemasan. Dengan itu disyaratkan bahwa setiap kemasan atau pembungkus makanan harus dicantumkan keterangan mengenai isi, bahan baku, nilai gizi dan tanggal kedaluarsa. Keterangan itu harus dituliskan dalam label yang tertera dalam kemasan Soekirman, 2000. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Penelitian ini menggambarkan tentang pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga tentang gizi dan status gizi BALITA di Kelurahan Lingkungan II

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Anak Balita di Tinjau Dari Pola Pengasuhan Pada Ibu Pekerja dan Bukan Pekerja di Desa Buluh Cina Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2000

0 44 68

Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pendapatan Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Proyek Dan Hon Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004

0 34 81

Ketahanan Pangan Keluarga Dan Status Gizi Anak Balita Di Kelurahan Sei Putih Timur Ii Kecamatan Medan Petisah Tahun 2004

0 26 88

Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Helvetia

4 46 71

Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Batunadua Kecamatan Pangaribuan Tapanuli Utara

3 67 95

Pengetahuan Gizi Ibu dan Perilaku Keluarga Sadar Gizi Kaitannya dengan Status Gizi Balita di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep

0 3 157

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

HUBUTENTA Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Status Gizi Pada Anak Balita Di Kelurahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SELODOKO Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DAN POLA MAKAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN SRIHARDONO KECAMATAN PUNDONG.

1 6 174