Gizi, 1983 dikutip dari Uripi, 2004 kecukupan zat besi yang dianjurkan untuk anak BALITA adalah 10 mg sehari.
4. Iodium
Iodium merupakan mineral utama untuk pembentukan hormon tiroksin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur metabolisme tubuh serta unsur
penting bagi perkembangan fisik dan mental. 5.
Fluor Utamanya, mineral ini berperan dalam pembentukan gigi, pencegahan
karies lubang gigi Uripi, 2004.
7. Masalah Gizi Pada BALITA
Masalah gizi adalah gangguan dari beberapa segi kesejahteraan perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi
yang diperoleh dari makanan Uripi, 2004. Penyakit-penyakit gizi di Indonesia terutama tergolong ke dalam kelompok
penyakit defisiensi. Penyakit gizi lebih over nutrition dan keracunan pangan food intoxication belum dianggap telah mencapai tingkat bahaya nasional. Empat
penyakit defisiensi gizi yang dianggap sudah mencapai kegawatan nasional karena kerugian yang ditimbulkannya terhadap pembangunan manusia secara nasional
adalah: 1 penyakit kekurangan kalori protein KKP, 2 penyakit defisiensi vitamin A, 3 penyakit defisiensi iodium dan 4 penyakit anemia defisiensi zat besi
Fe.
Universitas Sumatera Utara
1 Penyakit Defisiensi Kalori dan Protein KKP a. Penggolongan KKP
Salah satu gejala dari penderita KKP ialah hepatomegali yang terlihat oleh ibu-ibu sebagai pembuncitan perut. Ada berbagai variasi bentuk KKP yaitu
penyakit kwashiorkor, marasmus, dan marasmikkwashiorkor. Kwashiorkor adalah penyakit KKP dengan kekurangan protein sebagai penyebab dominan.
Marasmus merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang ekstrem. Marasmikkwashiorkor merupakan kombinasi defisiensi kalori dan protein pada
berbagai variasi. Penyebab secara langsung dari KKP KKP primer adalah konsumsi kurang
dan sebab tak langsungnya KKP sekunder adalah hambatan absorbsi dan hambatan utilisasi penggunaan zat gizi karena berbagai hal, misalnya karena
penyakit. Penggunaan kombinasi berat badan dan tinggi badan terhadap umur
diusulkan oleh Waterlow: Tabel 2.2 Klasifikasi KEP menurut BB dan TB
Kategori KEP BBU
TBU BBTB
Normal 0 90
95 90
Ringan I 80-89
91-94 81-90
Sedang II 70-79
85-90 71-80
Buruk III 60
85 70
Universitas Sumatera Utara
b. Upaya penanganan kurang energi protein Pada dasarnya, perawatan penderita kurang energi protein ditujukan dalam
dua hal. Pertama, adalah untuk memulihkan keadaan gizinya dengan cara mengobati penyakit penyerta dan memenuhi kebutuhan gizinya. Kedua, adalah
mencegah kekambuhan. Untuk pemulihan taraf gizi diperlukan makanan yang mengandung energi lebih tinggi dari yang dikonsumsi setiap hari. Setelah
mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan, maka usaha berikutnya adalah mencegah kekambuhan, mempertahankan taraf gizi yang sudah dicapai dan
bila mungkin ditingkatkan. 2 Penyakit Defisiensi Vitamin A
a. Penggolongan defisiensi vitamin A Gambaran defisiensi vitamin A yang menyangkut kondisi mata, disebut
Xerophthalmia. Konsumsi vitamin A yang kurang adalah karena kebiasaan makan yang salah, tidak suka sayur dan buah, atau karena daya beli yang
rendah, tidak sanggup membeli bahan makanan hewani maupun nabati yang kaya akan vitamin A dan karoten tersebut. Sebagian besar kasus defisiensi
vitamin A di Indonesia menyangkut anak BALITA, karena konsumsi kurang dan hambatan absorbsi.
b. Usaha penanggulangan kekurangan vitamin A Upaya yang paling tepat untuk meningkatkan taraf gizi vitamin A suatu
masyarakat adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan secara keseluruhan sehingga diperoleh vitamin A dan zat gizi lain yang diperlukan.
Hal ini dilakukan dalam lingkungan keluarga melalui kebiasaan makan anak
Universitas Sumatera Utara
yaitu melalui pemberian makan berupa sumber-sumber vitamin A dan karoten dari hewani maupun nabati.
3 Penyakit Defisiensi Iodium Salah satu manifestasi gambaran penyakit kekurangan zat gizi iodium yang
menonjol adalah pembesaran kelenjar gondok struma simplex. Sudah menjadi konsensus di antara para ahli bahwa manifestasi defisiensi iodium terjadi karena
kekurangan hormon Thyroxin, yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid. a.
Hubungan defisiensi iodium dengan gondok endemik Iodium merupakan komponen struktural dari hormon Thyroxin yang
dihasilkan oleh kelenjar gondok. Pada defisiensi iodium pembentukan hormon Thyroxin terhambat, sehingga tidak mencukupi kebutuhan. Maka kelenjar thyroid
berusaha mengadakan kompensasi dengan menambah jaringan kelenjar, sehingga terjadi hipertrofi kelenjar gondok yang disebut struma simplex, dan karena terjadi
di daerah tertentu secara endemik, disebut juga gondok endemik. b.
Pengaruh hormon thyroxin Thyroxin berpengaruh kepada banyak fungsi tubuh, dan merupakan hormon
pertumbuhan. Defisiensi Iodium juga mengakibatkan gambaran klinik lain selain goiter endemik, yang disebut juga Iodeine Deficiency Diseases IDD.
c. Upaya penanggulangan dan pencegahan gondok endemik
Cara yang telah dilakukan di Indonesia adalah dengan penyuntikan lipiodol sebagai usaha jangka pendek. Usaha jangka panjang adalah melalui distribusi
garam beryodium.
Universitas Sumatera Utara
4 Anemia Defisiensi Zat Besi Fe
a. Pengaruh defisiensi Fe, terutama melalui kondisi gangguan fungsi
hemoglobin. Merupakan alat transportasi yang diperlukan pada banyak reaksi metabolik tubuh. Defisiensi Fe dapat didiagnosis berdasarkan data
klinik dan data laboratorik yang ditunjang oleh konsumsi pangan. Gambaran klinik memperlihatkan kondisi anemia.
b. Upaya penanggulangan anemia Fe
Upaya dapat dilakukan dengan beberapa cara, pertama adalah pemberian suplementasi tablet zat besi. Kedua adalah melalui fortifikasi bahan
makanan dengan zat besi seperti garam dapur, tepung terigu, dan penyedap masakan. Berikutnya adalah membatasi pembuangan zat besi dari tubuh
yang bersifat patologis. Beberapa jenis penyakit, termasuk penyakit cacing akan memperbesar pengeluaran zat besi dari tubuh atau menghambat
penyerapan zat besi. Mengatasi penyakit tersebut untuk mencegah timbulnya anemia Santoso Ranti, 2004.
8. Pedoman Umum Gizi Seimbang untuk Keluarga dan Masyarakat