4. Status Gizi 4.1 Defenisi Status Gizi
Status gizi
merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dengan asupan zat gizi Uripi, 2004. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu Supariasa, Bakri dan Fajar, 2001.
Keadaan kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas
menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kuantitas
menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap kabutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas
maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya Santoso Ranti, 2004.
4.2 Klasifikasi Status Gizi
Kebutuhan energi dan protein harus dicukupi dengan tepat. Jika kekurangan menyebabkan keadaan yang disebut Kekurangan Energi dan
Protein KEP. Jika berlebih, menimbulkan gizi yang lebih dikenal dengan obesitas. Status gizi BALITA dapat dipantau dengan menimbang anak setiap
bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat KMS Uripi, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Klasifikasi Status Gizi
INDEK Status Gizi
Keterangan
Berat Badan Menurut Gizi Lebih
3
2 SD Umur BBU
Gizi Baik -2 sampai +2 SD
Gizi Kurang
Gizi Buruk -3 SD
Tinggi Badan Menurut Normal
-2 sampai + 2 SD Umur TBU
Pendek Stunted -2 SD
Berat Badan Menurut Gemuk
3
2 SD Tinggi Badan BBTB
Normal -2 sampai + 2 SD
Kurus wasted -2 sampai -3 SD
Sangat Kurus -3 SD
Sumber: Depkes RI 2000
Universitas Sumatera Utara
4.3 Penilaian Status Gizi
a. Penilaian Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian,
yaitu antropometri, klinis, biokimia, biofisik. a.1 Antropometri
Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air di dalam tubuh. a.2 Klinis
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel superficial epithelial tissues seperti di kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat rapid clinical surveys. Survey ini dirancang
untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis kekurangan salah satu zat gizi atau lebih. Metode ini juga digunakan untuk mengetahui tingkat gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda sign dan gejala symptom atau riwayat penyakit.
Universitas Sumatera Utara
a.3 Biokimia Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan dengan berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: urine, darah, feses, beberapa jaringan tubuh lain
seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik. a.4 Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat
perubahan struktur jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik epidemic of night blindes.
Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. b. Penilaian Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu: survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.
b.1 Survey Konsumsi Makanan Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi
Universitas Sumatera Utara
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b.2 Statistik Vital Adalah dengan cara menganalisis data dari beberapa statistik kesehatan
seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
b.3 Faktor Ekologi Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain Supariasa, Bakri dan fajar, 2001.
5. BALITA