Gambar 2.2.3 Koloni P. citrinum Sumber www.showsvamp.asp.htm
Davis et al. 1975 mengemukakan bahwa pada tahun 1951 P. citrinum telah diisolasi dari beras kuning yang di impor dari Asia Selatan ke Jepang. Spesies ini
kosmopolit dan merupakan kontaminan udara yang sangat umum. Spesies ini sering diisolasi dari substrat-substrat yang semula bersuhu tinggi, misalnya kompos, dan telah
diisolasi dari tanah hutan sesudah terjadi suatu kebakaran, tanah bergaram tinggi, air laut, udara, daun palem, pulp kayu, jerami yang membusuk, sampah kota, sarang burung, bulu
dan kotorannya, kacang tanah, gandum, pisang, wortel, kubis, bawang, jagung, sorgum, serta kurma busuk yang lama disimpan. Spesies ini mudah merusak bahan pangan
Gandjar et al., 1999.
2.3 Pengendalian Hayati Fungi Patogen Tanaman
Pengendalian hayati khususnya penyakit tanaman dengan menggunakan mikroorganisme telah dimulai sejak lebih dari 70 tahun yang lalu, setidaknya pada tahun 1920 sampai
1930 ketika pertama kali diperkenalkan antibiotik yang dihasilkan mikroorganisme tanah Hasanuddin, 2003. Kesempatan untuk menemukan agen biokontrol untuk jamur
patogen sangat besar, mengingat Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas yang tinggi. Mekanisme penghambatan pertumbuhan oleh agen biokontrol terhadap jamur
patogen tanaman dapat melalui antibiotik yang dihasilkannya Yuliar, 2008.
Pengendalian hayati terhadap fungi patogen tanaman telah banyak dilakukan, diantaranya Phytophthora infestans penyebab penyekit lodoh busuk umbi kentang
Purwantisari et al., 2008, F. oxysporum penyebab penyakit rebah kecambah, layu fusarium gladiol Yusriadi, 2006; Soesanto et al., 2008, P. citrinum penyebab penyakit
pada tanaman jeruk Suryanto et al., 2006, G. boninense Wibowo, 2008; Simbolon 2008 penyebab penyakit busuk pangkal batang, dan masih banyak lagi fungi patogen
tanaman yang saat ini belum diketahui jenisnya dan penanggulangannya secara biologis serta ramah lingkungan.
Upaya penanggulangan penyakit karena fungi patogen tanaman secara kimiawi kurang disukai, karena meninggalkan residu yang membahayakan dan merusak
lingkungan. Salah satu alternatifnya adalah dengan melakukan pengendalian secara hayati. Agensia hayati potensial yang dapat digunakan antara lain Trichoderma
harzianum, Trichoderma viridae, Agrobacterium sp. dan Fusarium oxysporum non patogenik Fakhrullah, 2008.
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Januari 2011, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi dan Laboratorium Penelitian Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Medan.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah fungi patogen tanaman yaitu F. oxysporum, P. citrinum koleksi Laboratorium Mikrobiologi dan G. boninense yang
diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Marihat Siantar, potato dextrose agar PDA, yeast extract, metanol destilasi, akuades, dimetil sulfoksida DMSO, blank
disc Oxoid, ketokonazol dan kloramfenicol.
3.3 Sumber Isolat