dengan adanya pertemuan kedua hifa dari fungi yang diuji membentuk zona penghambatan pada daerah pertemuan kedua koloni fungi tersebut Wibowo, 2008; Bakri,
2009. Interaksi antara hifa isolat mendesak hifa fungi patogen sehingga membentuk zona pembatas atau zona hambat antara kedua hifa tersebut Gambar 4.2.1.
Interaksi antara hifa Penicillium sp. 2 mendesak miselium fungi patogen tanaman yaitu Ganoderma boninense dan Fusarium oxysporum sehingga membentuk zona
pembatas atau zona hambat antara kedua hifa tersebut Gambar 4.2.1. Mekanisme antagonis yang terjadi isolat fungi dan fungi patogen tanaman untuk semua isolat yang
potensial yaitu adanya gejala antagonis dimana pertumbuhan miselium fungi patogen tanaman terhambat dan pertumbuhan hifa mengalami abnormalitas, mengering dan
menipis Tabel 4.2.1. Terdapat 10 genus yang mampu menghambat fungi patogen tanaman. Antagonisme dapat terjadi melalui kontak langsung, kemungkinan aktivitas
antibiotik, perubahan lingkungan hidup akibat aktivitas metabolisme atau akibat persaingan atas hara tertentu yang terbatas jumlahnya Brock, 1966 Gray Williams,
1971.
Gambar 4.2.1 Zona hambat yang terbentuk pada uji antagonis pada hari ke-5 MI, miselium isolat Penicillium sp. 2, ZH, zona hambat, MFP,
miselium fungi patogen
ZH
MI
MFP F. oxysporum
G. boninense
Tabel 4.2.1 Deskripsi gejala antagonis yang terjadi antara isolat fungi dengan fungi patogen tanaman
Kode Isolat Spesies Fungi
Fungi patogen yang dihambat
Gejala Antagonis
BK01 P. paxilli
F. oxysporum G. boninense
Pertumbuhan fungi patogen terhambat BK02
Penicillium sp. 1 F. oxysporum
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat,
kering, dan menipis BK03
Aspergillus sp. 1 F. oxysporum
Pertumbuhan fungi patogen terhambat BK04
Fusarium sp. F. oxysporum
Pertumbuhan fungi patogen terhambat BK05
sp. 1 F. oxysporum
Pertumbuhan fungi patogen terhambat BK06
Penicillium sp. 2 F. oxysporum
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat, hifa
mengalami abnormalitas BK07
E. cinnamopurpureum G. boninense
Pertumbuhan fungi patogen terhambat, hifa kering
BK08 Penicillium sp. 3
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat
BK09 Aspergillus sp. 2
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat
BK12 P. variotii
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat
BK13 M. acetobutans
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat
BK14 sp. 2
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat
SB03 Penicillium sp. 6
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat
SB06 Penicillium sp. 8
F. oxysporum G. boninense
Pertumbuhan fungi patogen terhambat, hifa kering dan mengalami abnormalitas
SB07 P. citreonigrum
F. oxysporum Pertumbuhan fungi patogen terhambat
SB08 T. harzianum
G. boninense Pertumbuhan fungi patogen terhambat
SB09 A. candidus
F. oxysporum Pertumbuhan fungi patogen terhambat
SB11 sp. 3
F. oxysporum Pertumbuhan fungi patogen terhambat
SB12 Trichoderma sp.
F. oxysporum Pertumbuhan fungi patogen terhambat
SB13 Aspergillus sp. 6
F. oxysporum G. boninense
Pertumbuhan fungi patogen terhambat SB14
Aspergillus sp. 7 G. boninense
Pertumbuhan fungi patogen terhambat SB15
sp. 4 F. oxysporum
Pertumbuhan fungi patogen terhambat SB16
Penicillium sp. 9 F. oxysporum
Pertumbuhan fungi patogen terhambat
Dari Tabel 4.2.1 dapat diketahui sebanyak 12 isolat Bangka dan 11 isolat Sibolangit yang berpotensi untuk menghambat pertumbuhan fungi patogen tanaman baik
G. boninense atau F. oxysporum. Menurut Bakri 2009, isolat fungi tersebut memiliki kemampuan antagonistik yang ditandai dengan adanya penghambatan miselium fungi
patogen tanaman dan pada akhirnya pertumbuhan hifa menipis, mengering dan mengalami abnormalitas Gambar 4.3.1.
Passoth Scunner 2003 menyatakan bahwa mekanisme penghambatan agen hayati dalam menekan pertumbuhan patogen adalah melalui mekanisme mikoparasitisme.
Proses mikoparasitik terdiri atas empat tahap yaitu pertumbuhan kemotropis, pengenalan rekognisi, pelekatan dan pelilitan, dan lisis Susanto et al., 2002.
4.3 Pengamatan Mikroskopik Hifa Abnormal Fungi Patogen Tanaman