Fungi Patogen pada Tanaman

notatum Pelczar Chan, 2005. Penicillium chrysogenum juga dapat menghasilkan antibiotik penisilin, mikroorganisme ini mempunyai spektrum yang sangat luas terhadap bakteri dan beberapa jamur Sri et al., 2000. Penisilin ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929. Fleming memperlihatkan bahwa pada suatu cawan agar yang diinokulasikan dengan Staphylococcus aures telah terkontaminasi oleh sejenis jamur dan koloni jamur tersebut dikelilingi oleh suatu zona yang jernih, menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri Pelczar Chan, 2005. Penisilin merupakan suatu kelompok persenyawaan dengan struktur yang sekerabat dan sifat-sifat serta aktivitas yang agak berbeda. Semua penisilin mempunyai inti yang sama yai tu cincin β-laktam-thiazolidin, yang memberikan sifat unik pada masing-masing penisilin adalah rantai sampingnya yang berbeda-beda Pelczar Chan, 2005. Antibiotik ini spesifik menghambat sintesis dinding sel bakteri, mencegah sintesis peptidoglikan yang utuh sehingga dinding sel akan melemah dan akibatnya akan mengalami lisis Susanti Sri, 2004. Antibiotik lainnya yang dihasilkan oleh jamur adalah sefalosporin merupakan antibiotik yang dihasilkan oleh Cephalosporium acremonium, kelompok kimiawinya sama seperti penisilin. Sefalosporium menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghambat sintesis dinding sel Pelczar Chan, 2005.

2.2 Fungi Patogen pada Tanaman

Beberapa fungi patogen pada tanaman yang sudah sering diteliti diantaranya adalah Fusarium oxysporum, Ganoderma boninense, dan Penicillium citrinum. Penyakit layu Fusarium pada tanaman tomat disebabkan oleh F. oxysporum. Patogen ini dapat menyebabkan damping-off di persemaian dan tanaman dewasa, terutama saat tanaman memasuki fase generative Winarsih, 2007. F. oxysporum adalah jamur patogen yang dapat menginfeksi tanaman dengan kisaran inang sangat luas Mess et al., 1999. Jamur ini menyerang jaringan bagian vaskuler dan mengakibatkan kelayuan pada tanaman inangnya dengan cara menghambat aliran air pada jaringan xylem. Hifa dari fungi Fusarium terdapat di bagian sel dan antar sel jaringan tanaman inang. Jumlah hifa banyak pada seluruh pembuluh, kemudian menyebar dengan sistem beragam dan akhirnya menginfeksi pada bagian pangkal akar De Cal et al., 2000. Koloni F. oxysporum pada media Potato Dextrosa Agar 25º C mencapai diameter 3,5-5,0 cm dalam waktu 3 hari. Miselia tampak jarang atau banyak seperti kapas, kemudian menjadi seperti beludru, berwarna putih atau salem dan biasanya agak keunguan yang tampak lebih kuat dekat permukaan medium Gambar 2.2.1. Permukaan bawah berwarna kekuningan hingga keunguan. Klamidospora terdapat dalam hifa atau dalam konidia, berwarna hialin, berdinding halus atau agak kasar, berbentuk semibulat dengan diameter 5,0-15 µm, dan berpasangan atau tunggal Gandjar et al., 1999. F. oxysporum memiliki dua macam spora yaitu mikrokonidium dan makrokonidium. Di samping itu juga dihasilkan klamidospora Brown, 1980. Gambar 2.2.1 Koloni F. oxysporum pada media PDA umur 3 hari Di dalam jaringan pembuluh tanaman, Fusarium tumbuh dan masuk kejaringan parenkim yang berdekatan dan menghasilkan sejumlah besar konidia dan klamidospora. Konidia ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang dapat kembali masuk ke dalam tanah ketika jaringan yang terinfeksi mati dan membusuk. Klamidospora ini tetap hidup dan bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama di dalam tanah . siklus penyakit akan berulang bila klamidospora ini berkecambah dan tumbuh kembali baik sebagai saprofit atau menyerang tanaman inang Winarsih, 2007. Penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh infeksi cendawan Ganoderma boninense merupakan penyakit penting yang menyerang kebun-kebun kelapa sawit yang telah mengalami peremajaan. Cendawan G. boninense merupakan patogen tular tanah yang merupakan parasitik fakultatif dengan kisaran inang yang luas dan mempunyai kemampuan saprofitik yang tinggi Risanda, 2008. Di kalangan perkebunan, Ganoderma boninense dianggap sebagai musuh penting bagi tanaman kelapa sawit maupun kelapa. Fungi patogen ini biasanya dapat masuk ke dalam badan tumbuhan melalui luka, lubang alami seperti hidatoda atau dengan menembus permukaan tumbuhan yang utuh Pelczar Chan, 1986. Gejala awal tanaman yang terinfeksi oleh G. boninense yaitu, pelepah daun yang berada di pucuk berwarna pucat seperti kekurangan unsur hara. Selanjutnya daun mengalami nekrosis dimulai dari daun tua kemudian ke daun yang lebih muda. Pelepah daun akan patah dan menggantung. Daun pupus pelepah daun muda tidak bisa membuka dan terkumpul lebih banyak dari biasanya lebih dari 3 pelepah 6-12 bulan kemudian tanaman akan mati. Penampang batang yang terserang berwarna coklat muda dengan garis seperti pita yang disebut daerahzona reaksi yaitu tempat berkumpulnya gum. Badan buah terbentuk pada bagian bawah batang atau pada akar yang sakit biasanya badan buah ini muncul ketika tanaman sudah mati atau rubuh Rimansyah, 2010. Miselium G.boninense berwarna putih seperti kapas. Warna koloni permukaan atas putih dan warna koloni permukaan bawah krem hingga kekuningan Gambar 2.2.2 Penicillium citrinum merupakan mikroorganisme yang banyak di temukan pada isolasi tanah yang subur. Mikroorganisme ini merupakan mikroorganisme yang mempunyai pertumbuhan relatif cepat, serta mempunyai kemampuan menekan mikroorganisme lain berkompetisi Cayanto, 2010. Koloni pada medium dapat mencapai diameter 3-5 cm dalam waktu 7 hari, dan permukaan seperti tepung kering berwarna cokelat kekuningan. Klamidospora umumnya ada, dapat tunggal atau sebagai cabang pendek, berwarna coklat hingga coklat tua, halus, berdinding kadang-kadang sedikit kasar, berbentuk semibulat atau periform, dan dinding mempunyai tebal 4-8 µm Gandjar et al., 1999. Penicillium citrinum pada capex yeast agar CYA berdiameter 25-30 mm, menghasilkan konidium warna biru-hijau agak kelabu. Pada malt extract agar MEA berdiameter 14-18 mm, pembentukan konidium tebal, pada tepi koloni berwarna biru- hijau, sedangkan pada bagian lainnya berwarna hijau pudar Gambar 2.2.3. Panjang tangkai konidiofornya 100-300 µm, berdinding halus, biasanya berakhir pada vertisil dari 3-5 metula yang divergen dan panjangnya seragam, pada bagian ujungnya membesar atau vesikulat, fialid berbentuk seperti ampula, panjang 7-8 -12 µm; konidiumnya bulat hingga agak bulat, diameter 2.2-3.0 µm, dengan dinding berasal dari kolom panjang yang jelas batasnya, satu per metula, tersusun dalam suatu lingkaran pada tiap konidiofor Pitt Hocking, 1997. Gambar 2.2.2 Koloni G. boninense pada media PDA umur 3 hari Gambar 2.2.3 Koloni P. citrinum Sumber www.showsvamp.asp.htm Davis et al. 1975 mengemukakan bahwa pada tahun 1951 P. citrinum telah diisolasi dari beras kuning yang di impor dari Asia Selatan ke Jepang. Spesies ini kosmopolit dan merupakan kontaminan udara yang sangat umum. Spesies ini sering diisolasi dari substrat-substrat yang semula bersuhu tinggi, misalnya kompos, dan telah diisolasi dari tanah hutan sesudah terjadi suatu kebakaran, tanah bergaram tinggi, air laut, udara, daun palem, pulp kayu, jerami yang membusuk, sampah kota, sarang burung, bulu dan kotorannya, kacang tanah, gandum, pisang, wortel, kubis, bawang, jagung, sorgum, serta kurma busuk yang lama disimpan. Spesies ini mudah merusak bahan pangan Gandjar et al., 1999.

2.3 Pengendalian Hayati Fungi Patogen Tanaman