Permasalahan Tujuan Percobaan Hipotesis Manfaat Fungi Penghasil Antibiotik dan Jenis Antibiotiknya

baru yang berasal dari fungi. Oleh karena itu penelitian ini menitikberatkan pada kedua lokasi tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas, pencarian fungi penghasil antibiotik baru dengan kemampuan yang lebih baik harus dilakukan. Salah satunya adalah dengan upaya penelitian dan pengujian lebih lanjut fungi penghasil antibiotik dari tanah Bangka dan TWA Sibolangit. Dengan kondisi lantai hutan yang penuh dengan substrat-substrat makanan bagi mikroorganisme Fakhrullah, 2008 memungkinkan adanya jamur yang dapat diisolasi dan diketahui peranannya.

1.2 Permasalahan

Penelitian mengenai fungi penghasil antibiotik telah banyak dilakukan. Tetapi informasi tentang fungi penghasil antibiotik dari Bangka dan TWA Sibolangit masih belum diketahui. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian mengenai fungi penghasil antibiotik untuk melihat fungi yang berpotensi menghasilkan antibiotik dari Bangka dan TWA Sibolangit serta potensinya dalam menghambat pertumbuhan beberapa fungi patogen tanaman.

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat fungi yang berpotensi menghasilkan antibiotik dari tanah Bangka dan TWA Sibolangit serta potensinya dalam menghambat pertumbuhan beberapa fungi patogen tanaman.

1.4 Hipotesis

Fungi yang diisolasi dari tanah Bangka dan TWA Sibolangit berpotensi menghasilkan antibotik dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa fungi patogen tanaman.

1.5 Manfaat

Informasi tentang fungi yang potensial dalam menghasilkan antibiotik yang diisolasi dari tanah TWA Sibolangit dan Bangka serta potensinya dalam menghambat pertumbuhan beberapa fungi patogen tanaman. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fungi Penghasil Antibiotik dan Jenis Antibiotiknya

Tanah merupakan tempat interaksi biologis yang paling dinamis dan mempunyai lima komponen utama yaitu mineral, air, udara, dan zat organik. Lingkungan Indonesia yang tropik dan lembab merupakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan fungi Gandjar et al., 1999. Mikroorganisme terdapat di berbagai habitat, seperti dalam tanah, lingkungan akuatik dan atmosfer Listari, 2009. Tanah merupakan habitat alami bagi sebagian besar mikroorganisme yang memproduksi antibiotik Grossbard, 1952 yang terlibat dalam dekomposisi dan resintesis senyawa organik Suwandi, 1989. Organisme hidup dalam tanah antara lain bakteri, aktinomisetes, fungi, algae, dan protozoa Suwandi, 1989. Fungi tanah merupakan salah satu mikroorganisme tanah yang mempunyai peranan penting dalam siklus hara yang selanjutnya akan menentukan kesuburan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman Suciatmih, 2006. Dalam mengisolasi fungi penghasil antibiotik dari tanah dapat menggunakan metode cawan sebar. Prinsip teknik ini yaitu dengan mengencerkan contoh tanah. Koloni penghasil aktivitas antibiotik ditunjukkan pada area agar di sekitar koloni yang bebas pertumbuhan koloni lain. Setelah terbukti bahwa koloni tersebut memang penghasil antibiotik, populasi tersebut dimurnikan dan disubkultur untuk membuat stok biakan yang diperlukan dalam pengujian selanjutnya Davis Blevins, 1999. Fungi ada yang bermanfaat bagi manusia, antara lain sebagai pengendali hayati, penghasil enzim, antibiotik, rekayasa genetik, dan industri komersial Ahmad, 2008. Dalam bidang farmasi fungi juga berperan sebagai penghasil antibiotik Gandjar et al., 1999. Mikroorganisme penghasil antibiotik meliputi golongan bakteri, aktinomisetes, fungi, dan beberapa mikroorganisme lainnya Suwandi, 1989. Antibiotik merupakan substansi kimia alamiah hasil metabolisme sekunder mikroorganisme, dalam konsentrasi yang rendah mempunyai kemampuan baik menghambat pertumbuhan maupun membunuh mikroorganisme lain Lay, 1994; Setyaningsih, 2004. Antibiotik merupakan komponen antimikroorganisme yang dihasilkan secara alami oleh organisme dan bersifat toksik bagi mikroalga, bakteri, fungi, virus atau protozoa. Antibiotik bila dimaksudkan untuk kelompok organisme yang khusus maka sering digunakan istilah-istilah seperti antibakteri, antifungi, dan sebagainya Setyaningsih, 2004. Ada dua cara antibiotik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme yaitu sebagai bakteriostatis dan baktriosidal. Menurut Suwandi 1989, sekitar 800 jenis antibiotik dihasilkan oleh fungi. Fungi dari genus Aspergillus dan Penicilin lebih sering memproduksi antibiotik Nemec et al., 1963. Penicillium sp. dan Aspergillus sp. dilaporkan juga menghasilkan senyawa metabolit sekunder yaitu lovastin yang berfungsi sebagai anti hiperkolestrolemia Aryantha et al., 2004. Suwandi 1989 menyatakan bahwa fungi penghasil antibiotik yang terkenal diantaranya adalah Penicilium menghasilkan penisilin, griseofulvin, Cephalosporium menghasilkan sefalosporin, serta beberapa fungi lain seperti Aspergillus menghasilkan fumigasin, Chaetomium menghasilkan chetomin, Fusarium menghasilkan javanisin dan Trichoderma menghasilkan gliotoxin. Di bawah permukaan air, kultur P. urticae memproduksi antibiotik patulin dan griseofulvin yang tumbuh pada media glukosa-nitrat Sekiguchi Gaucher, 1977. Fungi dermatofita telah lama diketahui menghasilkan suatu senyawa antibiotik. Produksi antibiotik dari dermatofyta pertama kali diteliti oleh Nakumura 1931, yang menemukan aktivitas antibakteri dari jenis Trichophyton Kheira et al., 2007. Fungi penghasil antibiotik yang terkenal salah satunya adalah Penicilium. Penisilin merupakan antibiotik modern yang pertama, paling bermanfaat serta paling luas penggunaannya. Penisilin dihasilkan selama pertumbuhan dan metabolisme Penicillium notatum Pelczar Chan, 2005. Penicillium chrysogenum juga dapat menghasilkan antibiotik penisilin, mikroorganisme ini mempunyai spektrum yang sangat luas terhadap bakteri dan beberapa jamur Sri et al., 2000. Penisilin ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929. Fleming memperlihatkan bahwa pada suatu cawan agar yang diinokulasikan dengan Staphylococcus aures telah terkontaminasi oleh sejenis jamur dan koloni jamur tersebut dikelilingi oleh suatu zona yang jernih, menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri Pelczar Chan, 2005. Penisilin merupakan suatu kelompok persenyawaan dengan struktur yang sekerabat dan sifat-sifat serta aktivitas yang agak berbeda. Semua penisilin mempunyai inti yang sama yai tu cincin β-laktam-thiazolidin, yang memberikan sifat unik pada masing-masing penisilin adalah rantai sampingnya yang berbeda-beda Pelczar Chan, 2005. Antibiotik ini spesifik menghambat sintesis dinding sel bakteri, mencegah sintesis peptidoglikan yang utuh sehingga dinding sel akan melemah dan akibatnya akan mengalami lisis Susanti Sri, 2004. Antibiotik lainnya yang dihasilkan oleh jamur adalah sefalosporin merupakan antibiotik yang dihasilkan oleh Cephalosporium acremonium, kelompok kimiawinya sama seperti penisilin. Sefalosporium menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghambat sintesis dinding sel Pelczar Chan, 2005.

2.2 Fungi Patogen pada Tanaman