BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Januari 2011, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi dan Laboratorium Penelitian Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Medan.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah fungi patogen tanaman yaitu F. oxysporum, P. citrinum koleksi Laboratorium Mikrobiologi dan G. boninense yang
diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Marihat Siantar, potato dextrose agar PDA, yeast extract, metanol destilasi, akuades, dimetil sulfoksida DMSO, blank
disc Oxoid, ketokonazol dan kloramfenicol.
3.3 Sumber Isolat
Sampel tanah diperoleh dari tanah Bangka dan TWA Sibolangit. Sampel diambil sebanyak 100 g dengan menggunakan sendok steril dan dimasukkan ke dalam kantong
plastik yang telah disterilkan. Sampel dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara
untuk diisolasi.
3.4 Isolasi Fungi Penghasil Antibiotik dari Sampel Tanah
Sampel tanah ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dicukupkan volumenya menjadi 10 ml dengan menambahkan akuades steril. Lalu
dihomogenkan dengan vortex. Selanjutnya sebanyak 0,1 ml suspensi tanah diinokulasikan pada media PDA + kloramfenicol 0,03 mgml dalam cawan Petri, kemudian diratakan
dengan menggunakan hockey stick. Kultur diinkubasi dalam inkubator suhu 29º C selama 5 hari. Pengamatan dilakukan setiap hari selama masa inkubasi. Isolat yang memiliki
kemampuan menghambat jamur lain ditunjukkan dengan zona bening di sekitar koloninya. Isolat ini kemudian ditumbuhkan kembali pada media yang sama hingga nanti
diperoleh isolat murni Campbell, 1960.
3.5 Karakterisasi dan Identifikasi Fungi Penghasil Antibiotik
Identifikasi fungi dilakukan berdasarkan ciri-ciri dan karakter morfologis, secara makroskopis visual maupun mikroskopis di bawah mikroskopik Permana
Kusmiati, 2007. Karakterisasi dan identifikasi secara visual berdasarkan struktur dan warna koloni Wibowo, 2008. Identifikasi secara mikroskopis dilakukan dengan
mengamati morfologi fungi menggunakan buku identifikasi dari Pitt Hocking 1997, Gilman 1971, dan Gandjar et al. 1999.
3.6 Uji Antagonis Isolat Fungi Terhadap Fungi Patogen
Uji antagonis dilakukan secara kualitatif Wibowo, 2008; Bakri, 2009 untuk melihat
kemampuan isolat fungi dalam menghambat pertumbuhan fungi patogen F. oxysporum, G. boninense dan P. citrinum. Dua lempeng inokulum bagian yang digunakan untuk uji
adalah hifa terluarpaling ujung dari koloni fungi yang tumbuh, yaitu lempeng inokulum dari isolat fungi dan lempeng inokulum dari fungi patogen yang telah disiapkan
diinokulasikan ke dalam media PDA. Lempeng inokulum yang diinokulasikan dilakukan
dengan cara memotong miselium dari inokulum yang yang tumbuh di permukaan media PDA dengan menggunakan cork borer berdiameter 6 mm kemudian dimasukkan ke
dalam cawan Petri yang telah berisi media PDA baru, diinkubasi pada suhu ruang ± 25ºC – 30ºC selama ± 5 hari. Hal yang sama dilakukan untuk setiap isolat fungi yang
didapat. Isolat fungi penghasil antibiotik yang berpotensi menunjukkan hambatan pertumbuhan terhadap fungi patogen yang diujikan selanjutnya dikoleksi.
3.7 Pengamatan Visual dan Mikroskopis