Metode Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian

13

BAB III : KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 1990 TENTANG PENGESAHAN KONVENSI HAK ANAK

Membahas mengenai tinjauan terhadap Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Hak Anak, yang dibagi dalam dua sub bab: latar belakang lahirnya Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Hak Anak, isi penetapan Keputusan presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Hak Anak. BAB IV : ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 1990 TENTANG HAK-HAK ANAK Membahas mengenai hukum Islam dan hukum positif yang terkandung di dalam Keputusan Presiden Nomor 36 tahun 1990 tentang Hak-Hak Anak, yang dibagi kedalam tiga sub, yakni: hak pendidikan anak, hak perlindungan tindak kekerasan anak, dan hak perlindungan keluarga.

BAB V : PENUTUP

Merupakan bab terakhir yang menjadi penutup dengan berisikan kesimpulan dan saran-saran. bab ini bertujuan untuk memberikan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya mengenai apa dan bagaimana isi pokok bahasan tersebut dan selanjutnya memberikan saran mengenai isi dari penulisan ini. 14

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK-HAK ANAK

A. Pengertian Hak-Hak Anak

Kata “hak” secara bahasa adalah lawan dari kebatilan bentuk jamaknya adalah “hauqud” atau “hiqaq”, jika dikatakan “benarnya sesuatu dengan sebenar- benarnya” berarti tetap dan terjadinya sesuatu tampa keraguan di dalamnya. Kata “hak” juga berarti kebenaran atau ketetapan atau keadilan atau hakikat atau suatu hakikat yang sudah ditentukan. Lawan kata “hak” dari segi makna adalah kebathilan yakni kesalahan. Selanjutnya kata “batil” juga bermakna ketidakbenaran, ketidakadilan, atau bertentangan dengan kenyataan. 1 Kata “hak” secara terminologi merupakan ungkapan kebalikan dari kewajiban. Artinya sesuatu yang dianggap sebagai hak bagi sesorang maka merupakan kewajiban bagi orang lain. Misalnya hak rakyat adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah dan hak orang yang berhutang merupakan kewajiban bagi orang yang berpiutang. 2 Hak anak adalah bagian hak anak yang telah ditentukan untuknya dan segala sesuatu yang terkandung dalam syariat Islam berupa kebutuhan-kebutuhan pokok yang menjamin persamaan hak asasinya dan kebahagiaan hidupnya dalam kedamaian diantara masyarakat Islam lainnya. 3 1 Ibnu Mandzur, Lisan al-Arab, Yogyakarta; Pustaka Progresif, 1997, Jilid II, h. 942 2 Rafat Farid Swilam, Al- Islam wa Huquq Al- Thifli, Kairo; Dar Mahasyin, 2002, h. 19 3 Rafat Farid Swilam, Al- Islam wa Huquq Al- Thifli, h. 19 15 Dengan demikian hak anak dapat dipahami sebagai milik atau kewenangan yang mutlak dimiliki oleh seorang anak yang harus diberikan secara adil dalam rangka memenuhi segala kebutuhannya agar ia dapat tumbuh dan berkembang secara normal dalam kehidupannya. 4 Secara umum peraturan perundang-undangan di berbagai negara terutama pada pendekatan usia tidak ada keseragaman perumusan tentang anak. Kaitannya dengan itu maka Suryana Hamid 2004:21 menguraikan bahwa di Amerika, batas umur anak delapan sampai delapan belas tahun. Di Australia disebut anak apabila berumur minimal 8 tahun dan maksimal 16 tahun, di Inggris batas umur anak 12 tahun dan maksimal 16 tahun sedangkan di Belanda yang disebut anak adalah apabila umur antara 12 sampai 18 tahun, demikian juga di Srilangka, Jepang, Korea, Filipina, Malaysia dan Singapura. Selanjutnya Task Force on Juvenile Delinquency Prevention menentukan bahwa batas umur anak yang bisa dipertanggungjawabkan menurut hukum pidana adalah berumur 10 sampai 18 tahun. Resolusi PBB Nomor 4033 tentang Standard Minimum Rule for the Administration of Juvenile Justice, menentukan batas umur anak 7 sampai 18 tahun. Sedangkan bila bertitik tolak dari laporan penelitian Katayen H Cama Lilik Mulyadi, 2005:16-17 batas umur minimal bervariasi dari umur 7 – 15 tahun. Hal ini dipertegas dengan redaksional sebagai berikut: 4 Siti Umrah, Hak-Hak Anak dalam Hukum Islam dan dalam Peraturan Perundang- Undangan Analisis Komparatif, Ciputat: Tesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005, h. 17