Hak Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan

66 lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” QS. Lukman: 14 Kemudian Islam mengajarkan bahwa anak mempunyai hak untuk lahir dengan selamat, untuk itu Islam melarang adanya aborsi maupun tindakan kekerasan yang dapat membahayakan bayi. Firman Allah SWT:                                                   Artinya:”Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya melainkan dengan sesuatu sebab yang benar. demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahaminya.” QS. Al-An’am: 151 Dalam hukum Islam hukuman bagi pelaku orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anak yaitu sebagaimana diungkapkan oleh Yusuf bin Muhammad dalam bukunya Anak Bertanya Islam Menjawab bahwa apabila 67 orang tua memukul anak secara berlebihan maka orang tua tidak dapat dihukum tetapi cukup dengan meminta ampun kepada Allah atas perbuatan yang dilakukannya. 6 Adanya larangan melakukan kekerasan terhadap anak sesuai dengan satu kaidah ushul fiqh yaitu: ﻊﻓﺎﻨﻤﻟا ﺐﻠﺟ ﻲﻠﻋ مﺪﻘﻣ ﺪﺳﺎﻘﻤﻟا ءرد Artinya:Menghindari masalah dan didahulukan dengan menarik manfaat 7 Oleh karena itu, secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga adalah kekerasan menyalahi hak individu lain dengan menyalahi hak individu lain dengan tanpa memperdulikan latar belakang ras, etnis, atau kelompok sosial dan ekonomi tertentu baik itu bersifat fisik, seksual psikologis, ekonomi ataupun lainnya yang masih tercakup dalam makna kekerasan. Anak sebagai generasi penerus masa depan harus dihindarkan dan dilindungi dari segala bentuk tindak kekerasan yang dapat berakibat buruk bagi masa depan anak.

C. Hak Perlindungan Anak dalam Keluarga

Dalam Konvensi Hak-hak Anak yang diratifikasi dalam Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Hak-hak Anak, bahwa sesungguhnya seorang anak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dalam keluarga, sebagaimana tercantum pada pasal 3, ayat 2 yaitu: 6 Yusuf bin Muhammad bin Al-Atiq, Anak Bertanya Islam Menjawab, Yogyakarta: Al- Manar, 2004, Cet. 1, hlm. 164 7 Ibnu Abdi As-Salam, Qawa’id al-Ahkam Fii Mashah al- Anam, Kairo: Al-Istiqamah, tth Jilid. 1, hlm. 9 68 “Negara-negara peserta berusaha untuk menjamin bahwa anak akan mendapat perlindungan dan perawatan seperti yang diperlukan bagi kesejahteraannya, dengan memperhatikan hak-hak dan tanggung jawab orang tuanya, wali atau perorangan lainnya yang secara hukum bertanggung jawab atas anak itu, dan, untuk tujuan ini, akan mengambil semua langkah legislative dan administrasi yang tepat”. Berkaitan dengan posisi anak dalam hukum keluarga, tak dapat dilepaskan dengan tiga subsistem perkawinan, perwalian, dan kewarisan dalam ruang lingkup hukum keluarga itu sendiri, dimana satu sama lainnya mempunyai korelasi yang sangat erat. Ketiga subsistem itu satu sama lain memang bisa dibedakan terutama dari segi hukum yang dipelajarinya, namun dalam praktiknya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Dalam hal kewarisan misalnya, tidak mungkin bisa dilepaskan dari perkawinan mengingat di antara faktor yang menyebabkan terjadi hak saling mewarisi adalah hubungan perkawinan di samping karena nasab hubungan darah.Demikian pula antara perkawinan dengan perwalian. Dari perkawinan akan lahir seorang anak dan anak yang lahir dari perkawinan itu tentu memiliki sejumlah hak dan kewajiban dari dan kepada orangtuanya. Dari sini terbit apa yang kemudian disebut dengan istilah pemeliharaan anak atau hadhanah. Keterlibatan orangtua terhadap pemeliharaan anak tidak hanya dilakukan di waktu kecil, akan tetapi berlanjut hingga mencapai usia dewasa rusyd terutama terhadap anak perempuan yang untuk melakukan pernikahannya masih tetap bergantung pada perwalian orangtuanya dalam hal ini 69 ayah atau keluarga dekat lainnya. 8 Dengan demikian, pada dasarnya anak merupakan titipan atau amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dibina dengan sungguh-sungguh oleh kedua orangtuanya. Mendidik anak agar menjadi manusia yang berguna di dunia dan akhirat, memberi pelajaran dan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dalam ketentuan Pasal 106 ayat 1 dan 2 dan Pasal 104 dan Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam secara lengkap diuraikan tentang hak dan kewajiban orangtua terhadap anaknya, bahkan sampai terjadi perceraian sekalipun. Hakekatnya perlindungan anak adalah penampakan kasih sayang diwujudkan pada pemenuhan hak dasar dan pemberian perlindungan dari tindakan kekerasan dan diskriminasi. Jika demikian halnya, perlindungan anak dalam Islam berarti penampakan apa yang dianugerahkan Allah SWT di dalam hati kedua orang tua, yaitu berupa sentuhan cinta dan kasih sayang terhadap anak dengan memenuhi semua kebutuhan hak-hak dasarnya sehingga dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal. 9 ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ :لﺎﻗ هﺪﺟ ﻦﻋ ﮫﯿﺑأ ﻦﻋ ﺐﯿﻌﺷ ﻦﺑ وﺮﻤﻋ ﻦﻋ ﺎﻧﺮﯿﺒﻛ فﺮﺷ فﺮﻌﯾو ﺎﻧﺮﯿﻐﺻ ﻢﺣ ﻢﻟ ﻦﻣ ﺎﻨﻣ ﺲﯿﻟ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ىﺬﻣﺮﺘﻟا هاور Artinya:“Diriwayatkan dari Ibnu Umar bin Syuaib r.a. bahwa rasulullah SAW pernah bersabda: Tidaklah termasuk golongan kami, orang-orang yang 8 Muhammad Amin Summa, Ijtihad Ibnu Taymiyyah dalam Bidang Fiqih Islam, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2002, h. 27. 9 Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Dalam Ajaran Islam, Jakarta: KPAI, 2006, h. 13. 70 tidak mengasihi anak kecil di antara kami dan tidak mengetahui hak orang besar di antara kami.” HR. Tirmidzi 10 Setelah hadist Al-Bukhari dan Muslim menjelaskan sebuah langkah awal bagi setiap muslim dalam mengupayakan permulaan perlindungan anak. ﮫﯿﻠﻋ ﻲﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ :لﺎﻗ ﻢﮭﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر سﺎﺒﻋ ﻦﺑإ ﻦﻋ ﺎﻨﺒﻨﺟ ﻢﮭﻠﻟا ﷲا ﻢﺳﺈﺑ لﺎﻘﻓ ﮫﻠھأ ﻲﺗﺄﯾ نأ دارأ ذإ ﻢﻛﺪﺣأ نأ ﻮﻟ ﻢﻠﺳو ﻨﺟو نﺎﻄﯿﺸﻟا ﻲﻓ ﺪﻟو ﺎﻤﮭﻨﯿﺑ رﺪﻘﯾ نإ ﮫﻧﺈﻓ ﺎﻨﺘﻗزر ﺎﻣ نﺎﻄﯿﺸﻟا ﺐ يرﺎﺨﺒﻟا هاور اﺪﺑأ نﺎﻄﯿﺷ هﺮﻀﯾ ﻢﻟ ﻚﻟذ Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian hendak mendatangi menyetubuhi isterinya dan dia berkata: ”Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang engkau anugerahkan kepada kami”, maka jika ditetapkan ada anak diantara keduanya maka syaitan sama sekali tidak akan menimbulkan madharat kepadanya.” HR. Bukhari 11 Sama halnya dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Hak Anak yang mempunyai prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan perlindungan anak, dalam Islam pun terdapat prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan perlindungan anak antara lain: 1. Bersikap Adil Non Diskriminasi Fitrah bagi anak sebagai ciptaan Allah SWT, maka perlakukanlah secara adil. 10 Muhammad bin Isa al-Tarmidzi al-Salimi, Al-Jami al-Shahih Sunan al-Tirmidzi, Beirut: Dar Ihya al-Turats al- Arabi, t.th juz IV, hlm. 322 11 Muhammad bin Ismail Abu Abdullah al-Bukhariy al-Ja’fi, Shahih Bukhariy, juz, I, hlm.65