4.3.2. Aktivitas Wisata
Berdasarkan studi dalam Rencana Detail Tata Ruang RDTR Danau Maninjau diketahui bahwa pengembangan kegiatan pariwisata dibagi ke dalam 5
kawasan dengan fungsi utama yang berbeda-beda, yaitu: 1.
Kawasan Wisata A, dengan fungsi utama kawasan pusat wisata utama 2.
Kawasan Wisata B, dengan fungsi utama kawasan pertanian dan budidaya perikananwisata hidro
3. Kawasan Wisata C, dengan fungsi utama kawasan kawasan wisata
sekunder wisata alam terbuka dan budidaya perikananwisata hidro 4.
Kawasan Wisata D, dengan fungsi utama kawasan PLTA wisata ilmiah 5.
Kawasan Wisata E, dengan fungsi utama kawasan taman wisata taman burung dan areal pemancingan
Dengan mempertimbangkan kontribusi Kawasan Danau Maninjau terhadap perekonomian Kabupaten Agam serta peran kawasan tersebut berdasarkan
kebijakan-kebijakan terkait yang menaunginya, maka secara kebijakan perkembangan Kawasan Danau Maninjau di masa mendatang diarahkan pada
pengembangan sektor pariwisata, pertanian tanaman pangan, perikanan, dan perkebunan. Hal ini didukung pula oleh informasi dan hasil observasi lapangan.
Di luar kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah terkait pariwisata tersebut, pariwisata memang merupakan potensi besar yang dapat menjadi
andalan kawasan lingkar Danau Maninjau ini. Pariwisata di lingkar Danau Maninjau sudah dikenal hingga wisatawan mancanegara. Keindahan Danau
Maninjau telah diakui banyak orang. Presiden Soekarno menggambarkan keindahan Maninjau dengan pantun Jangan dimakan arai pinang kalau tidak
dengan sirih yang hijau. Jangan datang ke Tanah Minang kalau tak mampir ke Maninjau. Pendapat lain datang dari mantan Menteri Muda Malaysia asal
Sumatera Barat, A Samad Idris yang pernah datang ke Maninjau berupa puisi Naik bendi ke Sungai Tanang dihela dengan dua pedati. Banyak danau di Ranah
Minang, Danau Maninjau pilihan hati. Akan tetapi, pengelolaaan wisata dan penerimaan masyarakat terhadap wisatawan belum dapat mencapai titik ideal.
Hasil survey dari 100 orang responden acak di lingkar danau maninjau tentang
pendapat mereka terhadap „pengaruh wisatawan atau perantau yang hadir
di lingkungan mereka‟ adalah, 82 menjawab baik, 15 menjawab buruk, dan sisanya 3 tidak menjawab atau abstein. Selanjutnya pertanyaan mengenai respon
mereka terhadap wisatawan yang datang adalah, 6 menolak dengan keras; 74 menerima dengan memberi pengetahuan budaya, adat-istiadat, dan aturan
setempat; 19 menerima apa adanya; dan 1 tidak menjawab Gambar 19.
Gambar 19. Persentase Persepsi Masyarakat tentang Aktivitas Wisata
Dari hasil survey kuisioner tersebut persepsi masyarakat terhadap pariwisata cukup baik, hanya saja beberapa golongan yang berpengaruh seperti tetua adat
cukup khawatir terhadap pengaruh aktivitas pariwisata terhadap budaya lokal. Hal tersebut mempengaruhi tumbuhnya industri pariwisata yang sehat. Hal ini
dianggap sebagai ancaman bagi pemerhati budaya lokal. Maka perlu ada interaksi dan komunikasi yang terbuka dari berbagai pihak terkait untuk memajukan
potensi pariwisata Danau Maninjau tanpa harus mengurangi atau merusak nilai- nilai budaya lokal.
4.4. Analisis Karakteristik Keberlanjutan Lanskap Budaya 4.4.1. Ekologi