Tujuan Manfaat Kerangka Pikir

pelestarian, dan juga pengelolaan lanskap budaya lingkar Danau Maninjau yang berkelanjutan Gambar 1. Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Budaya

Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan berbagai karakteristik yang terdefinisi secara harmoni menurut seluruh indra manusia Simonds,2006. Definisi umum ini membuat pengertian lanskap dapat terdiferensiasi menurut skala tertentu, mulai dari skala mikro sebatas taman kantong sampai skala makro dalam tataran regional dan universal. Budaya merupakan kesatuan makna dari hasil cipta, karya, dan karsa, yang dalam hal ini, manusia. Budaya pasti bersifat dinamis karena pada dasarnya kebudayaan merupakan hasil peradaban dari setiap masa. Hal ini tersimpulkan dari tulisan Kluckhohn dalam Koentjaraningrat 1986 yang isinya sebagai berikut, soal-soal yang paling tinggi nilainya dalam hidup manusia dan yang secara universal ada dalam tiap kebudayaan di dunia paling sedikit menyangkut lima hal, yaitu: 1. hakekat dari hidup manusia 2. hakekat dari karya manusia 3. hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu 4. hakekat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya 5. hakekat dari hubungan manusia dengan sesama manusia. Lanskap budaya sering diartikan sebagai sinonim dari lanskap buatan atau lanskap hasil rancangan, seperti taman, boulevard, kampus, rekayasa tapak, penanaman dan sebagainya. Lanskap budaya, menurut Plantcher dan Rossler 1995, merupakan sebuah model interaksi antara manusia, sistem sosial, dan cara mereka mengorganisasi ruang. Beberapa definisi lain mendefinisikan lanskap budaya sebagai wujud fisik dari setting perkotaan atau kawasan yang diciptakan oleh suatu etnis atau ras tertentu. Menurut Longstreth 2008 ketepatan dasar arti dari konsep lanskap budaya adalah perbedaan atau pembeda dari suatu tempat yang tidak cukup dinilai hanya dari lingkup kecil skala halaman rumah. Thisler dalam Nurisjah dan Pramukanto, 2001 mendefinisikan lanskap budaya sebagai suatu kawasan geografis yang menampilkan ekspresi lanskap alami oleh suatu pola kebudayaan tertentu. Identitas atau karakter lanskap budaya dapat dijabarkan melalui tiga kelompok komponen, yaitu konteks, organisasi, dan elemen Melnick, 1983. Penjabaran dari masing-masing kelompok komponen tersebut antara lain sebagai berikut: 1. lanskap budaya dalam kelompok konteks a. sistem organisasi lanskap budaya b. kategori penggunaan lahan secara umum c. aktivitas khusus dari penggunaan lahan 2. lanskap budaya dalam kelompok organisasi a. hubungan bentuk bangunan dangan elemen mayor alami b. sirkulasi jaringan kerja dan polanya c. batas pengendalian elemen d. penataan tapak 3. lanskap budaya dalam kelompok elemen a. hubungan pola vegetasi dengan penggunaan lahan b. tipe bangunan dan fungsinya c. bahan dan teknik konstruksi d. skala kecil dari elemen e. makam atau situs simbolik sejenisnya f. pandangan sejarah dan kualitas persepsi. Lanskap sejarah budaya memiliki nilai yang penting sebagai jatidiri dan kebanggaan suatu bangsa. Menurut Goodchild 1990, lanskap sejarah harus dikonservasi karena : 1. sesuatu yang penting dan merupakan bagian integral dari warisan budaya 2. menyediakan fakta fisik dan arkeologi dari warisan sejarah dan budaya 3. memberi kontribusi untuk kesinambungan perkembangan budaya 4. memberi kontribusi pada keragaman yang ada 5. memberikan kenyamanan bagi masyarakat, beristirahat, bersenang-senang, menyegarkan jiwa, atau menemukan inspirasi 6. mermanfaat untuk kepentingan ekonomi dan kenyamanan masyarakat serta dapat meningkatkan dan mendukung kegiatan wisata.