BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku
Tahun 2011
Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan bahan baku menjamin kelancaran produksi.
Namun disisi lain, persediaan bahan baku ini menimbulkan biaya persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan.
Sistem pengendalian bahan baku di PT. Pindo Deli Pulp and Paper merupakan tanggung jawab divisi RMD. RMD bertugas untuk mengontrol dan
melaksanakan perencanaan aktifitas logistik bahan baku. Setiap bulannya PM dan unit produksi lain mengirimkan hasil perencanaan kebutuhan bahan baku yang
diperlukan untuk satu bulan ke bagian RMD. Setelah menghitung kebutuhan dari semua divisi, RMD akan melakukan pemesanan barang ke pihak supplier.
Perencanaan kebutuhan bahan baku dilakukan untuk kegiatan produksi dalam satu bulan. Untuk mengantisipasi adanya kebutuhan bahan baku yang tidak
terduga, perusahaan menambahkan safety stock pada setiap perencanaan kebutuhan bahan baku perbulannya. Safety stock tiap bahan baku berbeda-beda,
tergantung jenis dan tempat pembelian bahan baku. Untuk bahan baku kimia, safety stock
yang ditambahkan adalah kebutuhan bahan baku untuk 21 hari, LBKP 30 hari, dan NBKP 45 hari. Besarnya safety stock juga tergantung kebijakan dari
perusahaan. Selain itu dalam pemesanan bahan baku terdapat lead time. Lead time untuk bahan baku lokal sekitar satu bulan, dan untuk bahan baku yang diimpor
sekitar 4 bulan. Bahan baku disimpan di dalam gudang penyimpanan. Khusus untuk pulp,
sebagian disimpan diluar gudang dengan menggunakan terpal karena keterbatasan ruang di gudang. Sistem penanganan bahan baku untuk bahan kimia adalah First
Expired First Out FEFO. Ini berarti bahan kimia yang lebih cepat expired
digunakan terebih dahulu. Sementara itu untuk penanganan pulp menggunakan sistem First In First Out FIFO, yaitu pulp yang pertama datang digunakan lebih
awal. Sistem yang sudah digunakan oleh perusahaan saat ini menyebabkan
sebagian bahan baku busuk, bahan expired sebelum digunakan, bahkan pesanan bahan baku ada yang datang terlambat sehingga harus meminjam kepada unit
produksi lain. Evaluasi sistem pengendalian bahan baku dilakukan dengan cara terlebih
dahulu menghitung kebutuhan bahan baku pada tahun 2011. Adapun bahan baku yang dihitung merupakan bahan baku utama pembuatan kertas yang tidak
diproduksi langsung oleh perusahaan melainkan membeli bahan dari perusahaan lain. Bahan baku yang dikaji meliputi LBKP, NBKP, AKD, Surface Size,
Retention Aid , dan Cationic Starch. Bahan baku kimia seperti AKD, Surface Size,
Retention Aid , dan Cationic Starch diperoleh dari dalam negeri yaitu sekitar
JABODETABEK Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi. LBKP diperoleh dari Sister Company yaitu Lontar Papyrus dan Indah Kiat. Sedangkan NBKP
diperoleh dari negara Kanada dan Amerika. Jumlah produksi kertas dan penggunaan bahan baku pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.
Evaluasi pengendalian persediaan bahan baku tahun 2011 ini dilakukan dengan membandingkan metode perusahaan dan empat teknik metode MRP. MRP
merupakan suatu metode perencanaan kebutuhan bahan, dimana bahan baku dihitung jumlah dan waktu pemesanannnya. Setelah perhitungan kebutuhan bahan
baku kemudian dihitung biaya persediaan dari masing-masing metode. Komponen biaya persediaan terdiri dari biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya
pembelian barang tersebut. Besarnya biaya bergantung kepada jumlah barang dan tempat pemesanan barang. Semakin banyak biaya yang dipesan dan disimpan
akan meningkatkan biaya persediaan. Semakin jauh jarak pemesanan barang maka biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan juga semakin besar. Biaya persediaan
untuk masing-masing metode dihitung, dan hasil perhitungannya secara rinci disajikan pada Tabel 4. Contoh perhitungan kebutuhan bahan baku secara rinci
dilampirkan pada Lampiran 3. Biaya persediaan untuk bahan baku pada tahun 2011 menggunakan
metode perusahaan adalah US27,14 juta. Sedangkan menggunakan metode MRP, biaya persediaan yang dihasilkan lebih rendah.
Tabel 3 Produksi Kertas dan Pemakaian Bahan Baku Tahun 2011
Item Tahun 2011
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
PR
1
6.770,0 5.218,6
6.173,2 5.636,4
5.588,6 5.492,8
6.128,5 4.973,0
5.700,8 5.626,5
4.297,5 3.946,5
PM
2
LBKP 4.813
3.691 3.983
3.775 3.911
3.473 3.475
3.142 3.123
3.397 2.717
2.521 NBKP
268,0 79,4
169,3 191,4
57,3 74,7
74,1 39,2
138,6 74,9
106,5 103,1
AKD 69,3
50,1 67,5
68,0 62,4
51,7 67,5
65,0 55,8
46,0 62,7
56,0 SS
3
14,0 15,0
13,0 14,0
15,0 8,0
8,0 2,0
5,0 7,7
9,0 8,0
CS
4
54,9 39,8
35,0 48,0
48,3 40,0
56,5 57,5
50,4 55,5
53,4 55,8
RA
5
11,0 5,8
11,0 7,0
15,7 9,0
5,0 4,7
3,7 4,0
6,0 8,0
Keterangan Satuan dalam ton
1
Produksi kertas
2
Pemakaaian
3
Surface Size
4
Cationic Starch
5
Retention Aid Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper Machine 12
Tabel 4 Biaya Persediaan Bahan Baku Periode Pada Tahun 2011
Teknik Bahan Baku
Biaya Total Selisih
AKD Surface Size
Cationic Starch Retention Aid
LBKP NBKP
Perusahaan 396,42
83,33 455,64
54,30 24.954,99
1.191,69 27.136,37 -
LFL 373,23
82,62 452,38
52,49 23.640,33
1.082,18 25.683,25
1.453,13 EOQ
381,33 82,81
472,42 60,75
24.134,25 1.117,59
26.249,14 887,23
LUC 373,23
89,08 452,41
52,44 23.640,55
1.081,93 25.689,66
1.446,72 LTC
373,30 82,56
452,53 52,43
23.640,70 1.081,90
25.683,43 1.452,94
Keterangan: satuan dalam US1000 Sumber: data olahan.
Penggunaan metode MRP akan dapat menghemat biaya persediaan. Biaya persediaan minimum dihasilkan dengan menggunakan metode MRP teknik LFL.
Penggunaan teknik ini dapat menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan hingga US1,45 juta per tahun dengan penghematan sebesar 5,35.
Penelitian terdahulu mengenai pengendalian persediaan bahan baku untuk polyester
oleh Resmi 2011 menunjukkan biaya persediaan minimum untuk bahan baku MEG menggunakan metode MRP teknik LFL Biaya persediaan yang
dapat dihemat sebesar 3,62. Menurut Heizer dan Render 2010, ketika pesanan bersifat ekonomis dan teknik persediaan just in time diterapkan, maka teknik lot
for lot sangat efisien diterapkan.
Metode pengendalian persediaan bahan baku yang digunakan oleh perusahaan menghasilkan biaya persediaan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh
jumlah barang yang dipesan terlampau besar, sehingga biaya pembelian dan penyimpanannya menjadi besar. Teknik LFL menghasilkan biaya persediaan
minimum karena teknik ini memesan barang sesuai dengan kebutuhan bersih sehingga biaya pembelian dan penyimpanannya kecil. Lebih lanjut bahan baku
yang busuk, expired, dan keterlambatan bahan baku dapat diminimalisir. Penerapan metode MRP, memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk
mengalokasikan biaya berlebih ke bidang dan keperluan yang lain. Sebagai contoh, biaya dapat dialokasikan kebagian lingkungan sebagai bentuk kepedulian
dan pelestarian lingkungan atau corporate social responsibility CSR. Selain itu, biaya dapat juga dialokasikan untuk perbaikan dan perawatan mesin serta
kesejahteraan pegawai.
5.2 Perencanaan Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2012