Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku

3. Net requirements adalah kebutuhan bersih atau kebutuhan bahan baku yang tidak dapat lagi dipenuhi oleh persediaan perusahaan dan merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan persediaan awal, atau biasa disebut kebutuhan bersih. 4. Planned order receipt adalah besarnya pesanan yang direncanakan akan diterima untuk suatu periode tertentu. 5. Planned order release adalah besarnya pesanan diterima oleh perusahaan pada periode tertentu sesuai lead time yang ditentukan. 6. Ending inventory adalah besarnya persediaan akhir yang terdapat di perusahaan. 7. Ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk sekali pemesanan. 8. Carrying cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan akhir. 9. Purchase cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pesanan sejumlah barang yang dipesan. Kebutuhan bersih net requirement dapat dihitung menggunakan rumus : – 2 Dimana : N = Net requirement G = Gross requirement B = Beginning inventory Sedangkan ending inventory dapat dihitung menggunakan rumus : 3 Dimana : E = Ending inventory G = Gross requirement B = Beginning inventory Selain itu Planned Order release dapat dihitung menggunakan rumus : 4 Dimana : P = Planned Order release t = Waktu saat net requirement dibutuhkan l = Waktu tunggu lead time

3.3.2 Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Perhitungan kebutuhan bahan baku pada Tahun 2012 didapatkan dengan melakukan peramalan terlebih dahulu. Peramalan dilakukan pada data independent demand dalam hal ini perkiraan produksi kertas. Teknik peramalan yang digunakan yaitu Moving Average MA , Weight Moving Average WMA, exponensial smoothing, linear regression dan linear regression with seasonal factor. 1. Moving Average MA, merupakan peramalan untuk satu periode kedepan dari periode rataan. Penentuan periode dapat harian, mingguan bahkan bulanan. Perhitungan MA dapat dihitung menggunakan rumus pada persamaan 5. 2. Weight Moving Average WMA, merupakan peramalan periode kedepan dari periode rataan dikalikan dengan bobot masing-masing periode. Jumlah bobot dari masing-masing periode harus berjumlah satu. Perhitungan WMA dapat dihuitung menggunakan rumus persamaan 6. 3. Single Exponential Smoothing, nilai ramalan pada periode t+1 sama dengan nilai peramalan pada periode t ditambah dengan penyesuaian yang berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut. Nilai ramalan dapat dihitung menggunakan rumus persamaan 7. 4. Linear Regression, metode peramalan yang biasa digunakan untuk jangka panjang. Nilai peramalan dapat dihitung dengan rumus persamaan 8. 5. Regression with seasonal data, merupakan multiplicative time series model yang memperhitunkan trend. Nilai peramlalan dapat dihitung menggunakan rumus persamaan 9. 5 Dimana : A t = Data pengamatan periode t n = Jumlah deret waktu yang digunakan F t = Nilai peramalan periode t 6 Dimana: Wn = Bobot pada periode ke n 7 Dimana: α = Smoothing constant 8 Dimana: Y = dependent variable a = Y intercept b = Slope X = independent variable 9 Dimana: ŷ t = nilai ramalan pada periode t S 2 = 1 Jika kuarter t merupakan kuarter pertama pada tahun itu b o = konstan b 2 = koefisien regresi Setiap peramalan pasti mengandung error atau ketidakpastian, oleh karena itu dihitung error yang terjadi setiap teknik-teknik peramalan. Error atau besarnya kesalahan peramalan dapat dihitung dengan beberapa indikator yaitu: Mean Absolute Deviation MAD, Mean Squared Error MSE, dan Tracking Signal TS. 1. Mean Absolute Deviation MAD, merupakan ukuran kesalahan dengan mengambil rata-rata nilai absolute dari kesalahan peramalan. MAD dihitung menggunakan rumus persamaan 10. 2. Mean Squared Error MSE, merupakan rata-rata selisih kuadrat dari nilai kesalahan. Nilai MSE dapat dihitung menggunakan rumus persamaan 11. 3. Tracking Signal TS, merupakan rasio dari komulatif error RSFE dan MAD. Nilai TS dapat dihitung menggunakan rumus persamaan 12. ∑ 10 ∑ 11 12 Teknik dengan nilai error terkecil kemudian dipilih sebagai teknik terbaik. Hasil peramalan dari teknik terbaik ini digunakan untuk menghitung perkiraan kebutuhan bahan baku. Perhitungan kebutuhan bahan baku menggunakan Standar Operational Procedur SOP dari perusahaan. SOP dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1. Kebutuhan bahan baku yang telah dihitung menggunakan SOP, kemudian dihitung biaya persediaannya menggunakan metode perusahaan dan metode MRP. Pemilihan teknik terbaik dilihat berdasarkan biaya persediaan yang paling minimum yang dihasilkan dari metode tersebut.

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN

Dokumen yang terkait

Manajemen Produksi Kertas di PT. Pindo Deli Pulp dan Paper Mills, Karawang, Jawa Barat (Aplikasi Model Goal Programming),

1 22 165

Proses Produksi dan Pengendalian Kualitas Kertas PPC 80 g/m di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Karawang - Jawa Barat

4 14 71

Pemanfaatan Limbah Padat (Sludge) Pabrik Kertas Sebagai Kompos untuk Menunjang Program Pengembangan Masyarakat di Sekitar Pabrik (Studi Kasus di PT. Pindo Deli II Pulp and Paper, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat)

0 14 107

Analisis tingkat kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja (Studi kasus di bagian produksi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 1, Karawang)

2 28 174

Optimasi Produk Kertas: Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper Machine 12, Karawang Jawa Barat

7 34 96

Paper Production Cost Analysis Brief Card and Woodfree (Case Study at PT. Pindo Deli Pulp and Paper Karawang, West Java)

0 4 92

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Industri Kertas Tissue : Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper Machine 11 Karawang

9 38 58

Pengaruh Penempatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Staf Human Resources Development (HRD) pada PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang.

0 1 20

Peranan Satuan Pengawas Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Kertas di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.

1 0 20

ANALISIS DAN USULAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS CARBON LESS MELALUI SISTEM MRP (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) PADA PT. PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS - Binus e-Thesis

0 1 16