Berdasarkan tabel 5.9 didapatkan gambaran distribusi rata-rata umur pekerja adalah 33 tahun dengan standar deviasi 9.818. Umur responden termuda
adalah 23 tahun dan yang tertua 59 tahun. Kemudian didapatkan pula gambaran lama kerja adalah 45.52 atau 46 bulan sekitar 3 tahun 8 bulan dengan standar
deviasi 85.344. Lama bekerja di tempat kerja adalah 540 bulan dan terbaru 1 bulan.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti dengan
menggunakan uji chi-square dan uji Mann-whitney. Melalui uji tersebut akan diperoleh nilai pvalue dimana dalam penelitian ini menggunakan derajat
kepercayaan 5 0.05. Penelitian antara dua variabel bermakna jika nilai pvalue
≤ 0.05 dan tidak bermakna secara statistik jika mempunyai nilai pvalue 0.05. Berikut hasil penelitian terkait dengan analisis determinan keluhan sick
building syndrome pada pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016.
a. Hubungan Kualitas Fisik Udara Suhu, Kelembaban, laju angin, dan Pencahayaan dengan Keluhan
Sick Building Syndrome Pada Pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016
Tabel 5.10 Hubungan Kualitas Fisik Udara Suhu, Kelembaban, Laju Angin, dan Pencahayaan dengan keluhan
Sick Builiding Syndrome Pada Pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016
Variabel Keluhan SBS
Pvalue Ya
Tidak Total
Suhu
18 C-28
C
Tidak Memenuhi standar 3 33.3
6 66.7 9 100
0.409 Memenuhi standar
49 53.8 42 46.2
91 100
Total
52 52 48 48
100 100
Tabel 5.10 lanjutan Variabel
Keluhan SBS pvalue
Ya Tidak
Total Kelembaban
40-60
Tidak Memenuhi standar 2 50
2 50 4 100
1.000 Memenuhi standar
50 52.1 46 47.9
96 100
Total
52 52 48 48
100 100
Pencahayaan ≥100
Tidak Memenuhi standar 14 42.4
19 57.6 33 100
0.258 Memenuhi standar
38 56.7 29 43.3
67 100
Total
52 52 48 48
100 100
Laju angin 0.15mdtk-0.25mdtk
Tidak Memenuhi standar 48 55.2
39 44.8 87 100
0.179 Memenuhi standar
4 30.8 9 69.2
13 100
Total
52 52.0 48 48
100 100
1 Hubungan antara Suhu dengan Keluhan Sick Building Syndrome
Pada Pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016
Berdasarkan tabel 5.10 didapatkan distribusi suhu ditempat kerja yang mengalami keluhan Sick Building Syndrome yaitu 49 responden
53.8 dengan suhu ruangan memenuhi standar, sedangkan pada suhu ruangan yang tidak memenuhi standar terdapat 3 responden 33.3 yang
mengalami keluhan Sick Building Syndrome. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.409, dengan nilai alpha 5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara suhu
ruangan dengan keluhan Sick Building Syndrome. 2
Hubungan antara kelembaban dengan Keluhan Sick Building Syndrome Pada Pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016
Dari hasil analisis hubungan antara kelembaban dan keluhan Sick Building Syndrome,
didapatkan hasil bahwa terdapat 50 responden
52.1 yang mengalami keluhan SBS pada kelembaban ruangan tidak memenuhi standar, dan terdapat 2 responden 50.0 yang mengalami
keluhan SBS pada kelembaban ruangan yang tidak memenuhi standar. Dari hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai p=1.000,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban ruangan dengan keluhan Sick Building
Syndrome .
3 Hubungan antara laju angin dengan Keluhan Sick Building
Syndrome Pada Pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016
Dari hasil analisis hubungan antara laju angin dan keluhan Sick Building Syndrome
pada pekerja pekerja PT Pelita Air Service didapatkan hasil bahwa terdapat 4 responden 30.8 mengalami keluhan Sick
Building Syndrome dengan laju angin ruangan memenuhi standar,
sedangkan terdapat 48 responden 55.2 yang mengalami keluhan Sick Building Syndrome
pada ruangan dengan laju angin tidak memenuhi standar. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.179, pada alpha 5
terlihat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara laju angin dengan keluhan Sick Building Syndrome pada pekerja PT Pelita Air
Service.
4 Hubungan antara pencahayaan dengan Keluhan Sick Building
Syndrome Pada Pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016
Dari hasil analisis hubungan antara pencahayaan dengan keluhan Sick Building Syndrome
didapatkan bahwa terdapat 38 responden 56.7
mengalami keluhan Sick Building Syndrome dengan pencahayaan ruangan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Kemenkes No. 1405 Tahun 2002.
Dan terdapat 14 responden 42.4 mengalami keluhan sick builing syndrome
pada pencahayaan yang tidak memenuhi standar. Dari hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai p=0.258, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pencahayaan dengan keluhan sick building syndrome.
b. Hubungan karakteristik individu dengan Keluhan Sick Building
Syndrome Pada Pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016
Berikut tabel 5.12 adalah hubungan karakteristik individu jenis kelamin, riwayat alergi, dan riwayat atopi dengan keluhan sick building
syndrome pada pekerja PT Pelita Air Service Tahun 2016.
Tabel 5.12 Hubungan karakteristik individu jenis kelamin, perilaku merokok, riwayat alergi, dan riwayat atopi dengan Keluhan
Sick Building Syndrome pada Pakerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016
Variabel Keluhan SBS
Pvalue ya
Tidak Total
n n
N Jenis Kelamin
Perempuan 16
61.5 10
38.5 26
100 0.366
Laki-laki 36
48.6 38
51.4 74
100
Total
52 52.0
48 48.0
100 100
Riwayat Alergi
Ya 29
47.5 32
52.56 61
100 0.362
Tidak 23
59.0 16
41.0 39
100
Total
52 52.0
48 48.0
100 100
Riwayat Atopi
Ya 22
71.0 9
59.2 31
100 0.020
Tidak 30
43.5 39
37.3 69
100
Total
52 52.0
48 48.0
100 100