Gambaran keluhan Sick Building Syndrome

Dari tabel 5.2 terlihat bahwa 52 responden 52.0 mengalami Sick Building Syndrome dan 48 responden 48.0 tidak mengalami Sick Building Syndrome . Dari tabel diatas diketahui lebih dari setengah responden mengalami keluhan Sick Building Syndrome. Berikut gambar 5.2 distribusi responden yang mengalami keluhan Sick Building Syndrome pada setiap divisi di gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016. Gambar 5.2 Distribusi Keluhan Sick Building Syndrome Berdasarkan Divisi di Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016 Pada gambar 5.2 diatas, diketahuin bahwa divisi yang mengalami keluhan Sick Building Syndrome lebih dari 50 yaitu divisi HRGA 66.7, maintenance 57.1, dan engineering 54.5. Sedangkan divisi yang mengalami keluhan sick building syndrome kurang ari 50 yaitu divisi VPC 47.6, divisi QSHES 40, dan divisi Operational Support 36.4. 57.1 54.5 66.7 36.4 40.0 47.6 42.9 45.5 33.3 63.6 60.0 52.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 P e rs e n ta se Kel u h a n S B S Divisi ya tidak

b. Gambaran kualitas Fisik udara

Pengukuran kualitas fisik udara di gedung PT PAS dilakukan pada ruangan HRGA, operation support, maintenance rotary, engineering, VPC dan Q SHES dengan empat parameter pengukuran yaitu suhu, kelembaban, laju angin, dan pencahayaan ruanngan. Gambaran distribusi kualitas fisik udara secara keseluruhan suhu, kelembaban, laju angin, dan pencahayaan pada pekerja PT Pelita Air Service tahun 2016 terdapat pada tabel 5.2 berikut ini. Tabel 5.2 Gambaran Ditribusi Kualitas Fisik Udara Suhu, Kelembaban, Laju Angin, dan Pencahayaan Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016 Variabel Mean Median SD Min-Max Suhu 27.01 C 26.90 C 0.710 25.63 C – 29.20 C Kelembaban 47.65 46.565 5.270 42.40-64.10 Laju Angin 0.133mdtk 0.033mdtk 0.2117 0.00mdtk-1.3mdtk Pencahayaan 114.98lux 132lux 42.811 32.33 lux – 253.33 lux Gambaran distribusi kualitas fisik udara suhu, kelembaban, laju angin, dan pencahayaan berdasarkan ruangan pada pekerja PT Pelita Air Service tahun 2016 dan dibandingkan dengan standar yang sudah ditentukan berdasarkan Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 terdapat pada tabel 5.3 berikut ini. 66 Tabel 5.3 Distribusi Kualitas Fisik Udara Suhu, Kelembaban, Laju Angin, dan Pencahayaan Berdasarkan Ruangan Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016 Ruangan Suhu Kelembaban Pencahayaan Laju Angin Suhu C Standar C Ket Kelemba ban Standar Ket Pencahay aan lux Standar lux Ket Laju Angin mdetik Standar mdetik Ket HRGA 1 26.74 18-28 Memenuhi standar 48.77 40-60 Memenuhi standar 146.44 ≥100 Memenuhi standar 0.14 0.15-0.25 Tidak memenuhi HRGA 2 26.89 18-28 Memenuhi standar 50.94 40-60 Memenuhi standar 120.40 ≥100 Memenuhi standar 0.04 0.15-0.25 Tidak memenuhi Operation Support 1 25.70 18-28 Memenuhi syarat 50.28 40-60 Memenuhi standar 248.83 ≥100 Memenuhi standar 1.3 0.15-0.25 Tidak memenuhi Operation Support 2 27.44 18-28 Memenuhi standar 58.53 40-60 memenuhi standar 146.28 ≥100 Memenuhi standar 0.09 0.15-0.25 Tidak memenuhi Operation Support 3 28.26 18-28 Tidak memenuhi 63.91 40-60 Tidak memenuhi 170 ≥100 Memenuhi standar 0.00 0.15-0.25 Tidak memenuhi Maintenan ce 26.72 18-28 Memenuhi standar 52.16 40-60 Memenuhi standar 143.14 ≥100 Memenuhi standar 0.19 0.15-0.25 Tidak memenuhi Engineer 27.13 18-28 Memenuhi standar 44.57 40-60 Memenuhi standar 120.88 ≥100 Memenuhi standar 0.09 0.15-0.25 Tidak memenuhi VPC 26.50 18-28 Memenuhi standar 43.59 40-60 Memenuhi standar 63.03 ≥100 Tidak Memenuhi 0.11 0.15-0.25 Tidak memenuhi QSHES 27.92 18-28 Memenuhi standar 47.78 40-60 Memenuhi standar 92 ≥100 Tidak Memenuhi 0.12 0.15-0.25 Tidak memenuhi 67 Berikut pada tabel 5.4 distribusi kualitas fisik udara suhu, kelembaban, pencahayaan, dan laju angin secara keseluruhan berdasarkan pemenuhan terhadap standar berdasarkan Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002. Tabel 5.4 Distribusi Kualitas Fisik Udara suhu, kelembaban, pencahayaan, dan laju angin berdasarkan Pemenuhan Standar pada Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016 Variabel Jumlah n=100 Persentase Suhu 18 C-28 C Tidak Memenuhi Standar 9 9.0 Memenuhi Standar 91 91.0 Kelembaban 40-60 Tidak Memenuhi Standar 4 4.0 Memenuhi Standar 96 96.0 Pencahayaan ≥100 Tidak Memenuhi Standar 33 33.0 Memenuhi Standar 67 67.0 Laju Angin 0.15mdkt-0.25mdtk Tidak Memenuhi Standar 87 87.0 Memenuhi Standar 13 13.0 1 Gambaran Suhu Ruangan Berdasarkan tabel 5.2, tabel 5.3, dan tabel 5.4 didapatkan gambaran distribusi rata-rata suhu ditempat kerja adalah 27,01 C. Suhu ditempat kerja terendah adalah 25.63 C dan tertinggi 29.20 C. Jumlah titik pengukuran yang tidak memenuhi standar suhu di tempat perkantoran sesuai dengan peraturan Kemenkes No. 1405 Tahun 2002 yaitu 9 titik 9.0 dan yang memenuhi standar terdapat 91 titik 91.0. Berdasarkan ruangan, suhu ruangan yang tidak memenuhi standar adalah ruangan Operation Support 3. Adapun didapatkan pengukuran suhu yang terendah berada di ruangan operation support 1 yaitu 25.70 C dan suhu tertinggi terdapat di ruangan operation support 3 yaitu 28.26 C. Meskipun lebih dari 50 suhu udara sudah memenuhi standar, akan tetapi masih terdapat yang suhu yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan seperti ruangan operation support 3. 2 Gambaran Kelembaban Ruangan Berdasarkan tabel 5.2, tabel 5.3 dan tabel 5.4 didapatkan juga gambaran distribusi rata-rata kelembaban di tempat kerja yaitu 47.65 . Kelembaban ditempat kerja terendah adalah 42.40 dan tertinggi 64.10. Berdasarkan jumlah titik pengukuran, titik pengukuran yang tidak memenuhi standar Kepmenkes N0. 1405 Tahun 2002 yaitu 4 titik 4.0, dan titik pengukurang yang memenuhi standar yaitu 96 titik 96.0. Berdasarkan ruangan, pada penelitian ini terdapat ruangan yang kelembaban ruangannya melebihi nilai ambang batas standar kelembaban yang ditetapkan oleh Kemenkes No. 1405 Tahun 2002 yaitu ruangan operation suppor 3 . 3 Gambaran Laju Angin Ruangan Berdasarkan tabel 5.2, tabel 5.3 dan tabel 5.4 didapatkan pula gambaran distribusi rata-rata laju angin ruangan yaitu 0.133mdtk. Laju angin ruangan terendah adalah 0.00 mdtk dan tertinggi 1.3 mdtk. Berdasarkan ruangan, pada penelitian ini, tidak terdapat ruangan yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh KEPMENKES No. 1405 Tahun 2002.

Dokumen yang terkait

Hubungan Jumlah Koloni Bakteri Patogen Udara Dalam Ruang dan Faktor Demografi terhadap Kejadian Gejala Fisik Sick Building Syndrome (SBS) pada Responden Penelitian di Gedung X Tahun 2013

1 18 175

Sick building syndrome

0 3 8

Hubungan antara Kualitas Fisik dan Mikrobiologi Udara dengan Keluhan Sick Building Syndrome pada Unit Cutting dan Sewing PT. Sai Apparel Industries Semarang Tahun 2016 - UDiNus Repository

1 5 15

Hubungan antara Kualitas Fisik dan Mikrobiologi Udara dengan Keluhan Sick Building Syndrome pada Unit Cutting dan Sewing PT. Sai Apparel Industries Semarang Tahun 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

Hubungan antara Kualitas Fisik dan Mikrobiologi Udara dengan Keluhan Sick Building Syndrome pada Unit Cutting dan Sewing PT. Sai Apparel Industries Semarang Tahun 2016 - UDiNus Repository

0 2 7

Hubungan antara Kualitas Fisik dan Mikrobiologi Udara dengan Keluhan Sick Building Syndrome pada Unit Cutting dan Sewing PT. Sai Apparel Industries Semarang Tahun 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

Hubungan antara Kualitas Fisik dan Mikrobiologi Udara dengan Keluhan Sick Building Syndrome pada Unit Cutting dan Sewing PT. Sai Apparel Industries Semarang Tahun 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

Hubungan antara Kualitas Fisik dan Mikrobiologi Udara dengan Keluhan Sick Building Syndrome pada Unit Cutting dan Sewing PT. Sai Apparel Industries Semarang Tahun 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

Predicting the Sick Building Syndrome (SBS) occurrence among Pharmacist assistant in Banjarmasin South Kalimantan

0 0 6

Gambaran Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) pada Karyawan Fajar Group di Gedung PT. Fajar Graha Pena Makassar Tahun 2012 - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 106