Administrasi dan Geofisik Optimization of The Utilization Fisheries Resource and Spat of Pearl Oyster Cultivation (Case Study Semangka Bay of Tanggamus District)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Administrasi dan Geofisik

4.1.1. Lokasi dan Luas

Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemerkaran dari Kabupaten Lampung Selatan, dan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan pada 21 Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negeri. Kabupaten ini ibu kotanya adalah Kota Agung yang terletak di pesisir pangkal Teluk Semangka. Secara administratif ketika terbentuk, Kabupaten Tanggamus terdiri dari 11 sebelas wilayah kecamatan dan 6 enam wilayah perwakilan kecamatan. Pada 19 Juni 2000 disahkan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dan Tata Kerja Pemerintah, banyaknya kecamatan bertambah 6 enam kecamatan sehingga menjadi 17 kecamatan. Pada 2005 dilaksanakan pemekaran beberapa kecamatan di Kabupaten Tanggamus. Tepatnya pada 23 Juni 2005 disahkan Peraturan Daerah Nomor 05 tahun 2005 sehingga banyaknya kecamatan di Kabupaten Tanggamus bertambah 7 tujuh kecamatan sehingga berjumlah 24 kecamatan. Seiring dengan peningkatan pelayanan pemerintahan di Kabupaten Tanggamus, pada 21 Desember 2006 ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2006, tentang pembentukan 4 empat kecamatan hasil pemekaran. Dan sampai dengan tahun 2008 banyaknya kecamatan di Kabupaten Tanggamus sejumlah 28 kecamatan, dengan tiga kecamatan yang banyak memiliki wilayah pesisir yaitu Kecamatan Kota Agung, Wonosobo, dan Cukuh Balak. Kabupaten Tanggamus mempunyai luas wilayah keseluruhan 5.156,11 km 2 ⇒ Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah. yang terdiri dari 23 daratan dan 13 perairan Teluk Semangka dengan batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut. ⇒ Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. ⇒ Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat ⇒ Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran. Luas daratan di kabupaten ini adalah 3.356,61 km 2 dan luas perairan teluknya adalah 1.799,50 km 2 1.799.500.000 m 2 No. atau 179.950 ha Pada bagian mulut teluk arah Tenggara, terdapat Pulau Tabuan yang merupakan pulau kecil yang terluas 3.294 ha di Propinsi Lampung. Secara rinci peta lokasi penelitian disajikan di Lampiran 1.

4.1.2. Batrimetri dan Volume

Deskripsi batimetri Teluk Semangka didasarkan pada Peta Selat Sunda skala 1:200.000 dengan inset Teluk Semangka skala 1:75.000 Dishidros TNI-AL 1986 dapat dilihat pada Lampiran 1. Pada jarak 2 km dari muara Way Semangka ke arah mulut teluk, dijumpai garis isobath 50 m yang memanjang mengikut i lekukan teluk, dan terus ke arah mulut teluk Tenggara membentuk suatu basin sampai ke Pulau Tabuan. Pada bagian Timur Laut ke arah Selat Sunda, kedalaman mencapai 360 m. Dasar laut di sisi selatan teluk lebih curam daripada sisi utara atau pangkal teluk. Kedalaman rata-rata teluk adalah 60 m, dengan titik dasar laut terdalam adalah 216 m di dekat Pulau Tabuan ke arah mulut teluk. Data terbaru yang dari hasil Tim Survei pada 10 Februari 2009 yang terdiri dari tenaga ahli biologi laut, konsultan dan nelayan tentang kedalaman di beberapa titik koordinat di Teluk Semangka dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5 Kedalaman di beberapa titik koordinat di Teluk Semangka Titik Koordinat Kedalaman 1. 104 o 38` dan 05 o 27 meter 36` 2. 104 o 34` dan 05 o 24 meter 36` 3. 104 o 34` dan 05 o 28 meter 36` 4. 104 o 38` dan 05 o 33 meter 44` 5. 104 o 34` dan 05 o 43 meter 35` 6. 104 o 36` dan 05 o 43 meter 36` Sumber: Tim Survei 2009 Data kedalaman yang terdapat pada tabel diatas hanya sebagian dari gambaran kedalaman Teluk Semangka yang akan digunakan untuk kegiatan budidaya spat, bukan gambaran keseluruhan kedalaman teluk tersebut yang memiliki kedalaman rata-rata 60 m Dishidros TNI-AL, 1986. Berdasarkan kedalaman dan luas teluk, maka volume air di Teluk Semangka adalah 107.970.000.000 m 3 Adapun kondisi suhu, salinitas dan pH digambarkan berdasarkan data yang didapatkan dari pengukuran langsung pada 16 Desember 2009 dengan tiga titik koordinat masing-masing di 114º35’ BT5º31’ LS arah pangkal teluk, 110º34’ BT5º36’ LS arah tengah teluk dan 104º34’ BT5º35’ LS arah pesisir barat dengan tiga ulangan. Hasil pengukuran suhu rata-rata antara 29,4-29,5 , dengan asumsi kedalaman yang digunakan adalah kedalaman rata-rata 60 m.

4.1.3. Oceanografi dan Klimatologi

Informasi mengenai pasang surut pasut di Teluk Semangka masih sangat sedikit, dan umumnya mengacu pada data dari Pelabuhan Panjang Bandar Lampung di Teluk Lampung. Kisaran tunggang pasut tidal range antara pasang tertinggi dan surut terendah dalam siklus pasang purnama dan perbani masing-masing adalah sekitar 1,2 m dan 0,9 m Dishidros TNI-AL 1998 dan PKSPL-IPB 1998. Kondisi arus di teluk ini berdasarkan hasil penelitian PKSPL-IPB 1998 bahwa pada perairan dekat garis pantai, kecepatan arus bervariasi antara 0.08 hingga 0.40 mdetik. Pada saat surut, arus menyusur pantai mengalami perubahan arah dari Barat Daya ke Utara. Semakin menjauh dari pantai, pola pergerakan massa air berbeda antara pasang dan surut. Jika saat pasang arah massa air bergerak seragam dari Utara ke Barat Daya, sedangkan pada saat surut arah arus menjadi tidak beraturan. Pada umumya, penggambaran kondisi gelombang menggunakan pemodelan, dan atau mengacu pada perairan Pelabuhan Panjang di Teluk Lampung. Gelombang besar dapat terjadi pada bulan-bulan Juni sampai Nopember dengan tinggi gelombang antara 0,50 sampai dengan 1,00 m Dishidros TNI-AL 1998 dan Wiryawan et al. 1999. o C, salinitas rata-rata 32,3-34,7 ppt, dan kisaran pH antara 7,1-7,4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: Tabel 6 Pengukuran suhu, salinitas, dan pH di tiga titik koordinat di Teluk Semangka pada 16 Desember 2009 Titik Koordinat Parameter Ulangan Rata-rata I II III 114º35’ BT dan 5º31’ LS Suhu o 29,5 C 29,5 29,6 29,5 arah pangkal teluk Salinitas ppt 33 34 34 33,7 pH 7,4 7,3 7,2 110º34’ BT dan 5º36’ LS Suhu o 29,5 C 29,5 29,6 29,5 arah tengah teluk Salinitas ppt 34 35 35 34,7 pH 7,3 7,3 7,2 104º34’ BT dan 5º35’ LS Suhu o 29,4 C 29,3 29,4 29,4 arah pesisir barat Salinitas ppt 32 32 33 32,3 pH 7,1 7,2 7,3 Kondisi suhu hasil pengukuran langsung tersebut ternyata relatif sama dengan hasil penelitian PKSPL-IPB 1998 pada beberapa lokasi di dekat garis pantai Teluk Semangka bahwa suhu air permukaan berkisar antara 29-30ºC, dan salinitas berkisar antara 29-31‰. Berbeda halnya dengan salinitas, salinitas air permukaan hasil pengukuran langsung relatif lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penellitian PKSPL-IPB. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh pertama air tawar yang di bawa oleh sungai yang bermuara ke Teluk Semangka relatif lebih banyak yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggai pada bulan Oktober, kedua suhu udara bulan Desember mencapai 31 o C, suhu udara tertinggi di atas permukaan air teluk semangka. Hal tersebut mengakibatkan penguapan yang tinggi sehingga meninggalkan kadar garam yang tinggi pada massa air laut. Dibandingkan dengan Teluk Lampung, wilayah pesisir Teluk Semangka relatif lebih alami karena masih rendahnya kepadatan penduduk. Kondisi ini menyebabkan kelestarian wilayah pesisir Teluk Semangka relatif terjaga dari perusakan yang bersifat artifisial. Abrasi pantai di Teluk Semangka relatif sedikit, dan hanya dijumpai pada pangkal teluk sepanjang 1,5 km Wiryawan et al. 1999. Proses sedimentasi di Teluk Semangka utamanya terjadi di dekat muara sungai seperti Way Semangka. Sedimentasi terjadi akibat penumpukan muatan partikel yang dibawa oleh air sungai dan kemudian mengendap dan menumpuk di sekitar muara. Keterangan: 114º35’ BT dan 5º31’ LS, 110º34’ BT dan 5º36’ LS, 104º34’ BT dan 5º35’ LS Gambar 6 Lokasi pengukuran suhu, salinitas dan pH di tiga titik koordinat di Teluk Semangka pada 16 Desember 2009 Penyajian informasi kualitas perairan Teluk Semangka didasarkan pada penilaian beberapa parameter fisik-kimia kualitas air laut, yang dibandingkan dengan baku mutu kualitas air laut KepMen LH No. 02 tahun 1988. Data yang digunakan untuk kualitas air bersumber dari hasil penelitian PKSPL-IPB 1998 yang dilakukan pada perairan dekat pantai dan muara sungai di Teluk Semangka. Secara umum perairan Teluk Semangka masih cukup baik yang diindikasikan dari beberapa parameter masih berada di bawah baku mutu lingkungan.

4.2. Sosial Ekonomi