3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data Lapangan
Data lapangan diambil pada tanggal 25-28 Juli 2004. Data yang diambil yaitu posisi koordinat dan kedalaman air serta pasang surut.
3.3.1 Pengukuran kedalaman
Desain survei dibuat sebelum survei dilakukan agar penelitian dilakukan secara baik dan sempurna sesuai rencana sehingga data yang diperoleh valid dan sesuai dengan
tujuan penelitian. Desain survei terlihat pada Gambar 6. Pengambilan data kedalaman dan posisi dengan
GPS sounder sesuai dengan desain tersebut. Pengambilan data kedalaman lapang dilakukan antara pukul 08.00-11.30 WIB dan
pukul 13.30-17.00 WIB. Pengambilan data kedalaman lapang dihentikan sekitar pukul 11.30-13.30 WIB karena pada waktu tersebut air laut surut sehingga banyak karang yang
bermunculan yang bisa membahayakan kapal. Metode survei yang direncanakan adalah metode paralel tetapi karena lokasi penelitian yang tidak memungkinkan yaitu adanya
karang-karang yang muncul ke permukaan air dan banyaknya rumput laut yang dibudidayakan maka pengambilan sampel kedalaman air dilakukan pada bagian luar tubir
dan di dalam tubir pada jalur perahu yang biasa digunakan oleh penduduk setempat dan atau petani rumput laut.
3.3.2 Pengukuran pasang surut
Pasang surut diukur dengan menggunakan papan yang diberi skala. Pasang surut diukur selama 2x24 jam, tiap 15 menit. Data pasung surut yang diperoleh digunakan untuk
mengkalibrasi kedalaman dengan pengukuran GPS sounder.
3.3.3 Koreksi pasang surut
Pengambilan data lapang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan waktu perekaman citra sehingga memungkinkan kedalaman yang berbeda. Sehingga data
kedalaman lapang perlu dilakukan kalibrasi dengan data kedalaman laut pada saat perekaman citra. Kalibrasi ini perlu dilakukan dengan alasan kondisi tinggi muka air laut
dan kedalaman laut bersifat tidak statis dan mengalami perubahan karena adanya pasang surut air laut. Proses kalibrasi ini memerlukan data pasang surut pada waktu pengambilan
data kedalaman lapang, prediksi pasang surut pada waktu kedalaman lapang dan data prediksi pasang surut pada waktu perekaman citra. Pada wilayah penelitian tidak terdapat
data pasang surut sehingga digunakan data pasang surut dari stasiun terdekat yaitu stasiun Tanjung Priuk.
Proses kalibrasi data kedalaman lapang terhadap kedalaman laut pada citra dilakukan dengan menggunakan logika langkah-langkah sebagai berikut:
1 Data kedalaman laut pada seluruh sampel tidak dapat diukur pada waktu yang
bersamaan pada seluruh tempat karena beberapa keterbatasan. Sehingga data kedalaman lapang harus dikalibrasi pada jam 10.00 WIB agar data kedalaman laut
tersebut seolah-olah diukur pada waktu yang sama dengan jam perekaman citra. 2
Secara logika, pasang surut di Pulau Pari dan Tanjung Priuk memiliki beda fase. Data pasang surut lapang dan data prediksi pasang surut pada saat pengambilan data
lapang dianalisa untuk menentukan beda fase antara keduanya. Beda fase digunakan untuk kalibrasi pada data pasang surut saat perekaman citra.
3 Data kedalaman lapang dan data citra perlu disamakan. Maka data kedalaman lapang
yang telah dikalibrasi terhadap data pasang surut jam 10 WIB, dilakukan kalibrasi kedua terhadap data pasang surut saat perekaman citra. Dengan demikiaan data
kedalaman lapang diharapkan sama dengan informasi kedalaman laut yang terekam pada citra.
Koreksi pasang surut diperlukan untuk melakukan koreksi kedalaman yang dihasilkan dari survei lapang. Perbedaan tersebut disebabkan adanya pasang naik dan
pasang surut muka air laut. Teknik penyesuaian data kedalaman antara waktu perekaman citra dengan waktu pengambilan data lapangan dilakukan dengan menghitung selisih
kedalaman antara kedua data. Dengan asumsi waktu perekaman citra dilakukan pada jam 10.00 waktu
setempat. Mengurangi data kedalaman di atas jam 10.00 waktu setempat dengan selisih antara nilai kedalaman saat itu dengan nilai kedalaman pada jam 10.00.
Persamaan yang digunakan untuk penentuan angka kedalaman Berlianto 1998 adalah: ∆Z=∆T60 Z
1
+ Z
2
8 Keterangan:
∆T: Besarnya selisih waktu dalam menit saat satelit melintas pukul 10.00 dengan waktu pengambilan data lapangan
Z
1
: Beda kedalaman antar jam saat pengambilan data lapangan dengan jam berikutnya Z
2
: Perbedaan kedalaman lapang dengan kedalaman pada pukul 10.00
22
Gambar 6 Desain survei kedalaman.
P. TENGAH P. KONGSI
BARAT
P. TIKUS P. PARI
DESAIN SURVEI
KEDALAMAN
Laut
Legenda:
Darat Perairan Dangkal
Titik Sampel Kedalaman
LAUT JAWA
Datum: WGS 84 UTM Zona 48 S
P. BURUNG
3.4 Pengolahan Data Penginderaan Jauh