Model dengan Nilai Digital Asli

kombinasi band 321. Dari hasil yang diperoleh maka algoritma Van Hengel dan Spitzer dapat dipergunakan untuk memetakan kedalaman perairan khususnya di perairan pulau pari.

5.5 Model dengan Nilai Digital Asli

Seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan di atas bahwa penelitian dengan topik ini sudah banyak dilakukan terutama diluar negeri yang kondisi fisik dan alamnya berbeda dengan kondisi Indonesia. Kecuali itu citra penginderaan jauh Landsat Land Satellitesatelit untuk daratan merupakan citra yang dibuat untuk kajian-kajian yang difokuskan di darat, sedangkan untuk kajian-kajian kelautan masih mempunyai porsi yang sedikit. Secara teori panjang gelombang yang bisa menembus air adalah sinar tampak dengan panjang gelombang berkisar antara 0.4-0.69 μm . Pada satelit Landsat, panjang gelombang tersebut ada pada band 1 biru; 0,45 – 0,52 μm, band 2 hijau; 0,52 – 0,60 μm dan band 3 merah; 0,63 – 0,69 μm. Pemilihan ini didukung dengan hasil analisa korelasi antar peubah bebas Landsat-7 ETM+ yaitu band-band yang ada pada Landsat tersebut dalam hal ini adalah band 1-5 dan band 7 dengan kedalaman lapang. Dari analisa korelasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa band 1, band 2 dan band 3 mempunyai korelasi yang kuat dengan kedalaman lapang. Band 1 mempunyai korelasi yang paling tinggi, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi -0.90, disusul dengan band 2 dengan nilai -0.88 dan band 3 dengan nilai -0.72. Analisa korelasi hasilnya dapat dilihat pada Tabel 10 menunjukkan bahwa band 1 dan band 2 mempunyai korelasi yang erat dengan nilai r=0.97, band 1 dan band 3 juga mempunyai korelasi yang erat dengan nilai r=0.79 begitu juga band 2 dan band 3 dengan nilai r=0.86. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa band 1, band 2 dan band 3 bersifat multikolinear. Artinya band-band tersebut akan saling meniadakan dalam menerangkan peubah tak bebas kedalaman lapang. Sehingga pembuatan kandidat model hanya bisa menggunakan band 1, band 2 dan band 3 secara terpisah band tunggal. Sifat multikolinear band 1, band 2 dan band 3 diperkuat dengan analisa PCA yang hasilnya bisa dilihat pada Tabel 11. Dengan melihat akar ciri eigenvalue yang lebih dari 1 dan proporsi ≥ 0 dalam hal ini PC1, maka hasil analisis komponen utama menunjukkan ada 3 kelompok, yaitu: 1. Band 1, band 2 dan band 3; dengan nilai konstanta PC1 antara 0.481-0.506 merupakan band yang paling berpengaruh komponen utama sebagai variabel bebas dalam kandidat model, 2. Band 4 dengan nilai konstanta PC1 0.376 merupakan band yang tidak terlalu berpengaruh sebagai variabel bebas dalam kandidat model, 3. Band 5 dan band 7 dengan nilai konstanta 0.271-0.299 merupakan band yang tidak berpengaruh sebagai variabel bebas dalam kandidat model Berdasarkan sifat panjang gelombang dan didukung dengan hasil analisis korelasi dan analisis komponen utama maka band yang digunakan dalam model penelitian ini adalah band 1 panjang gelombang biru yang secara teori mempunyai daya tembus pada kolom air paling besar dibandingkan dengan panjang gelombang lainnya, band 2 panjang gelombang hijau dan band 3 panjang gelombang merah. Namun band 1, band 2 dan band 3 berada pada kelompok utama yang sama dalam PCA artinya masing-masing band memiliki korelasi erat atau bersifat multikolinear yaitu masing-masing band akan menerangkan peubah bebasnya dengan sama kuat. Sehingga dalam satu model tidak memungkinkan terdapat variabel bebas lebih dari satu band komponen utama artinya band yang digunakan adalah band tunggal saja. Penentuan kandidat model dilakukan dengan regresi antara nilai digital dan kedalaman pada masing-masing band. Model yang diajukan ada 4 yaitu linear, logaritmik eksponensial dan power sehingga diperoleh 12 buah kandidat model. Kandidat model dan koefisien determinasi R 2 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12. Penentuan model terbaik dilakukan dengan melihat koefisien determinasi R 2 yang tertinggi kemudian melihat secara visual sisaan yang dihasilkan dari model tersebut. Hasil koefisien determinasi R 2 antara band 1 dan band 2 bisa dikatakan tinggi karena lebih dari 0.75, artinya model yang dibuat bisa menerangkan keragaman kedalaman perairan dangkal sampai lebih dari 75 . Tetapi kandidat model terkuat adalah band 1 karena secara realitas di lapang kemampuan band 1 untuk berpenetrasi ke dalam kolom air jauh lebih baik di bandingkan dengan band 2. Kandidat model terkuat tersebut kemudian dianalisis residual untuk memeriksa asumsi-asumsi yang mendasari model regresi. Asumsi-asumsi tersebut antara lain kenormalan normality, keacakan randomness, kehomogenan ragam homoscedasticity Mattjik dan Sumertajaya 2002 yang hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13 dan Lampiran 5. Dari Tabel 13 diperoleh kesimpulan bahwa semua kandidat model terkuat memenuhi asumsi yang mendasari model regresi. Sehingga kandidat model yang ditetapkan sebagai model untuk menduga kedalaman perairan dangkal adalah bentuk eksponential dengan nilai R 2 0.84dengan persamaan y=21.07e -0 .0591x .

5.6 Evaluasi Kemampuan Algoritma Van Hengel dan Spitzer serta Model Kedalaman