randomness, kehomogenan ragam homoscedasticity Mattjik dan Sumertajaya 2002 yang hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13 dan Lampiran 5.
Dari Tabel 13 diperoleh kesimpulan bahwa semua kandidat model terkuat memenuhi asumsi yang mendasari model regresi. Sehingga kandidat model yang
ditetapkan sebagai model untuk menduga kedalaman perairan dangkal adalah bentuk eksponential dengan nilai R
2
0.84dengan persamaan y=21.07e
-0
.0591x
.
5.6 Evaluasi Kemampuan Algoritma Van Hengel dan Spitzer serta Model Kedalaman
Nilai Digital Asli Terbaik dalam Menyajikan Informasi Kedalaman Perairan
Citra hasil pengolahan dengan menggunakan algoritma Van Hengel dan Spitzer 321 dan model Nilai Digital Asli Terbaik sudah tentu menunjukkan hasil yang berbeda.
Walaupun penelitian ini menggunakan citra yang sama dan data primer yang digunakan juga sama tetapi karena diterapkan algoritma model yang berbeda maka memungkinkan
memberikan hasil yang berbeda pula. Secara umum kedua algoritma ini mampu menunjukkan kedalaman di perairan
Gugus Pulau Pari dengan cukup baik seperti yang ditunjukkan dengan nilai R
2
lebih dari 0.80 0.80 untuk algoritma Van Hengel dan Spitzer 321 dan 0.84 untuk model Nilai Digital
Asli Terbaik. Umumnya untuk penelitian kedalaman perairan yang dilakukan di wilayah Indonesia angka tersebut tergolong baik. Tetapi apabila dilihat dari nilai galat
error untuk masing-masing algoritma maka akan terdapat beberapa perbedaan dari hasil pengolahan
ini sebagaimana dilihat pada Tabel 14 dan Gambar 15 serta Gambar 16. Algoritma Van Hengel dan Spitzer 321 menunjukkan nilai galat yang tinggi pada
kedalaman ≤ 3 meter, dengan rata-rata galat lebih dari 40, bahkan pada beberapa titik
ada yang mempunyai galat 100. Kemudian rata-rata galat ini menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman. Pada kedalaman antara 3-6 meter mempunyai rata-rata galat
38, pada kedalaman 6-9 meter mempunyai rata-rata galat 17. Rata-rata galat ini menjadi semakin kecil pada kedalaman lebih dari 9 meter.
Model Nilai Digital Asli mempunyai rata-rata galat yang lebih kecil dari algoritma Van Hengel dan Spitzer 321 sampai dengan kedalaman 9 meter. Pada kedalaman lebih
dari 9 meter rata-rata galat meningkat kembali. Dari nilai galat Tabel 14 dan Gambar 17 Model Nilai Digital Asli memberikan
estimasi yang mempunyai kesalahan lebih kecil pada kedalaman kurang dari 9 meter
sedangkan Algoritma Van Hengel dan Spitzer 321 memberikan nilai kesalahan lebih kecil pada kedalaman lebih dari 9 meter.
5.7 Evaluasi Kemampuan Citra Satelit Landsat-7 ETM