Galat Error Model Nilai Digital Asli dengan Algoritma Van Hengel dan Spitzer

Kedalaman yang dihasilkan Y1 masih berupa kedalaman relatif citra. Kedalaman relatif tersebut harus diubah menjadi kedalaman absolut untuk mendapatkan nilai kedalaman yang sebenarnya. Hal ini dilakukan dengan analisa regresi antara nilai kedalaman air relatif Y1 dengan kedalaman air sebenarnya hasil pengambilan data lapang. Persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk mengonversi citra kedalaman air relatif menjadi kedalaman air absolut yang diformulasikan menjadi aY 1,i + b = St i 18 keterangan: a dan b: konstanta yang diperoleh dari analisa regresi i : nomor piksel St : kedalaman air absolut m

3.7 Galat Error Model Nilai Digital Asli dengan Algoritma Van Hengel dan Spitzer

Penghitungan kedalaman dengan survei echo sounder maupun dengan penginderaan jauh tetap akan menimbulkan Galat error. Perhitungan Galat error menggunakan rumus Chapra 1988: 19 Keterangan: ε a : nilai Galat error A 1 : pengukuran kedalaman menggunakan data penginderaan jauh A : estimasi kedalaman menggunakan survei echo sounder. Secara ringkas tahapan-tahapan pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 9. ε a = X 100 A 1 – A A Transformasi Citra Citra Landsat -7 ETM + Peta Rupa Bumi 1:50000 Restorasi Citra Koreksi Radiometrik Koreksi Geometrik Masking Cropping Peta Batimetri 1:100000 Pengkajian Peta Perencanaan Jalur Sounding Penelitian Lapang Pasang Surut Kedalaman Kedalaman Terkoreksi Z Lapang Data DN Citra Algoritma Van Hengel dan Spitzer Model Regresi Kandidat model Model terbaik 123 132 213 231 312 321 Regresi Kombinasi terbaik Galat Galat Analisa Korelasi PCA Band terpilih Peta Kedalaman dengan Algoritma Van Hengel dan Spitzer Z VH Peta Kedalaman dengan Model Nilai Digital Asli Z NDA Gambar 9 Diagram alir proses pengolahan data. 4. HASIL 4.1 Koreksi Radiometrik Hasil perhitungan histogram pada band 1 biru, band 2 hijau, band 3 merah, band 4 inframerah dekat, band 5 inframerah sedang dan band 7 inframerah jauh sebelum dan setelah dilakukan koreksi radiometrik dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Nilai spektral sebelum dan setelah koreksi radiometrik Band Nilai Spektral Sebelum Koreksi Radiometrik Nilai Spektral Setelah Koreksi Radiometrik Minimum Maksimum Minimum Maksimum 1 97 151 54 2 58 131 73 3 43 114 71 4 16 82 66 5 12 145 0 133 7 9 101 92 Sumber: Pengolahan Citra Selain itu untuk mengetahui bahwa citra ini benar-benar sudah terkoreksi radiometrik dapat dilihat dari histogram citra. Histogram citra akan menunjukkan nilai input minimal 0 apabila citra tersebut telah terkoreksi secara radiometrik. Gambar 10 berikut menunjukkan perbedaan histogram citra yang belum terkoreksi radiometrik dan setelah dilakukan koreksi radiometrik pada band 1. Perbandingan window transformasi sebelum dan sesudah koreksi radiometrik disajikan pada Gambar 10. Pada tampilan a menunjukkan angka actual input limit yaitu 97-151, artinya nilai minimum citra sebelum dikoreksi radiometrik adalah 97 dan nilai maksimal adalah 151. Pada tampilan b menunjukkan angka actual input limit yaitu 0-54 artinya nilai minimum citra setelah dilakukan proses koreksi radiometrik adalah 0 dan nilai maksimal adalah 54. Window transformasi sebelum dan setelah koreksi geometrik untuk band 2 sampai dengan band 5 dan band 7 dapat dilihat pada Lampiran 2. Perbedaan citra sebelum dan setelah koreksi radiometrik dapat dilihat pada Gambar 11.