PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT Rancangan Percobaan Analisis Biaya Proses Produksi

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT

Bahan baku utama yang yang digunakan adalah kayu Jati Putih Gmelina arborea dari Kecamatan Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Bahan kimia yang digunakan adalah NaOH, Na 2 S, H 2 SO 4 , air aquades serta bahan kimia lainnya. Peralatan yang digunakan adalah chipper, sarana untuk menjemur kering udara, timbangan, oven, gelas ukur, gelas piala, gelas ukur, selang, ember logam, ember plastik derigen, gayung, tikar penjemur, pembungkus serpih, rotary digester, centricleaner, penyempurna uraian serat, box penyaring serta peralatan lainnya.

B. PEMBUATAN PULP

Metode yang dgunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan proses pembuatan pulp hingga menjadi pulp. Diagram alir penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram Alir Penelitian Serpih Jati Putih Proses Pupling Perhitungan Rendemen Perhitungan Biaya Produksi Kombinasi PH dan Konsentrasi Alkali Aktif Terbaik pH Konsentrasi Alkali 13 Penelitian ini dilakukan pada kondisi kombinasi pH dan konsentrasi alkali aktif yang berbeda menggunakan dua kali ulangan. Diagram proses pembuatan pulp dengan cara kimia dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram Alir Proses Pembuatan Pulp Rayon

1. Persiapan

Proses persiapan adalah proses pengambilan bahan baku pulp yang berasal dari alam hingga siap untuk diolah menjadi pulp. Pohon ditebang kemudian dipotong-potong menjadi dolok dengan panjang yang sama.

a. Pengupasan

Kayu yang berupa dolok kemudian dikupas atau dibuang kulitnya. Pengupasan biasanya dilakukan secara manual dengan alat pengupas. Tujuan pengupasan adalah untuk meningkatkan rendemen pulp, hal ini disebabkan kulit pohon memiliki kadar serat yang rendah. Setelah itu kulit pohon dapat dibuang atau dimanfaatkan untuk tujuan lain. Sedangkan dolok bagian dalamnya akan diproses lebih lanjut.

b. Penyerpihan

Proses penyerpihan dilakukan dengan memotong-motong kayu menjadi serpih. Dapat juga digunakan mesin chipper. Penyerpihan Prahidrolisis Pulping Proses Sulfat Kimia Pencucian Penyempurnaan uraian serat Screening Pengurangan Kadar air Serpih 14 adalah memotong kayu dolok menjadi bagian yang kecil berbentuk balok yang disebut wood chips. Serpih kayu wood chips pada umumnya berukuran panjang 1,5-2,5 cm, lebar 2-3 cm dan tinggi 3-5 cm. Penyerpihan bertujuan untuk mempermudah proses karena akan memperluas permukaan bahan yang diproses.

c. Penjemuran

Serpih dijemur selama beberapa hari hingga kering. Penjemuran dilakukan agar kadar air dalam serpih relatif homogen untuk mempermudah penghitungan bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pemasakan.

2. Proses Pulping a. Prahidrolisis khusus untuk pulp rayon

Di dalam proses prahidrolisis perbandingan padatan dan cairan 4:1 artinya empat bagian air berbanding satu bagian kayu, sehingga untuk satu kg kayu kering oven digunakan 4 liter air. Proses prahidrolisis dilakukan dengan alat Rotary Digester dengan suhu maksimum 160 o C selama tiga jam. Setelah prahidrolisis selesai, serpih dicuci sampai bebas bahan kimia. Penentuan kadar air serpih sesudah prahidrolisis dilakukan dengan cara yang sama seperti cara di atas. Penentuan kadar air bertujuan untuk menentukan berat kering oven dan kebutuhan bahan kimia larutan pemasak.

b. Proses Pulping pemasakanpembuatan pulp

Proses pulping dilakukan sesuai dengan tujuan akhir penggunaan pulp tersebut. Pulp rayon lampiran menggunakan proses kimia sulfat. Larutan pemasak yang digunakan yaitu bahan kimia ditambah dengan air murni menjadi suatu larutan dengan perbandingan larutan pemasak dan kayu kering oven sebesar 4:1 artinya empat bagian larutan pemasak dan satu bagian kayu kering oven. Bahan kimia yang digunakan adalah Na 2 O yaitu campuran NaOH dan Na 2 S. Setelah kebutuhan Na 2 O dan berat air murni ditentukan, 15 dilakukan pemasakan pada suhu 170 o C selama dua setengah jam. Setelah mencapai tekanan udara ketel dibuka. Selanjutnya dilakukan proses pencucian pulp sampai bebas dari bahan kimia yang ditandai dengan air pencuci dalam keadaan jernih dan pH netral.

c. Pencucian

Proses pencucian dilakukan agar pulp bebas dari bahan kimia. Pencucian dilakukan dengan air dengan menggunakan box saringan 60 mesh. Limbah air bekas pencucian tersebut dinamakan dengan lindi hitam.

d. Penyempurnaan Uraian Serat

Pulp dimasukkan ke dalam centricleaner.

e. Screening

Pulp yang sudah diuraikan, disaring dengan screening berukuran 60 mesh. Serat yang ditampung adalah yang lolos saringan 60 mesh dan tertampung pada saringan 80 mesh. Bagian yang tidak lolos saringan adalah pulp yang tidak matang yang sebagai reject.

f. Pengurangan Kadar Air

Pengurangan kadar air dilakukan dengan memasukkan pulp ke dalam centrifuge atau pressure. Pulp dibentuk menjadi lembaran. Selanjutnya dilakukan pengukuran rendemen pulp yang dihasilkan.

3. Uji Pulp a. Penetapan Rendemen Pulp

Rendemen diperoleh dengan mengukur selisih berat serpih kering oven sebelum dilakukan proses pulping dengan berat pulp kering oven sesudah dilakukan proses pulping. Selisih tersebut dibagi dengan berat serpih kering oven sebelum dilakukan proses pulping dan dikali dengan 100.

b. Analisis Sisa Alkali dalam Lindi Hitam Black Liquor.

Sebanyak 25 ml larutan Black Liquor dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml. Kemudian ditambahkan 25 ml larutan BaCl 2 10 lalu diencerkan dengan aquades sampai 500 ml. Campuran diaduk dan didiamkan sampai terjadi pengendapan. Sebanyak 25 ml larutan 16 jernihnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 1 tetes indikator pp. Kemudian ditritasi dengan HCl sampai warna merah hilang. Sisa alkali dalam lindi hitam adalah jumlah NaOH dan Na 2 S yang dinyatakan sebagai Na 2 O yang tersisa dalam lindi hitam setelah pengolahan pulp.

c. Uji Bilangan Kappa

Sebanyak 500 ml air suling dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi 3-4 gram pulp kering oven. Kemudian diuraikan dengan blender sampai serat-serat terurai. Pulp yang telah terurai dimasukkan ke dalam gelas piala 2000 ml dan bilas dengan air suling secukupnya sampai mencapai 795 ml. Suhu air suling harus 25 + 2 o C. Sebanyak 100 ml larutan kalium permanganat dan larutan asam sulfat 100 ml dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml yang berisi contoh. Suhu di dalam penangas air berkisar 25 + 2 o C sambil terus diaduk. Gelas piala dibilas dengan air suling 5 ml, sehingga volumenya 1000 + 5 ml. Setelah 10 menit, reaksi dihentikan dan ditambahkan larutan kalium iodida 20 ml. Segera setelah bercampur tanpa penyaringan serat terlebih dahulu dilakukan titrasi yodium yang bebas dengan larutan natrium thiosulfat 0,2 N. Sebagai indikatornya ditambahkan beberapa tetes larutan kanji. Pemakaian larutan natrium thiosulfat dalam titrasi akan dihitung sebagai a ml. Larutan blanko dibuat dengan cara yang sama dengan di atas hanya saja tanpa menggunakan pulp. Hasil titrasi blanko akan dihitung sebagai b ml. Nilai bilangan kappa merupakan hasil kali kalium permanganat yang terpakai p dengan faktor koreksi f dibagi berat pulp yang dipakai w. Kalium permanganat yang terpakai oleh pulp p diperoleh dengan mengurangkan blanko b dengan hasil a dikalikan dengan normalitas natrium thiosulfat. b-aN. Kemudian dibagi dengan 0,1. Bilangan Kappa adalah jumlah ml kalium permanganat KMnO 4 0,1N yang terpakai oleh satu gram pulp kering oven sesuai dengan kondisi standar. Cara ini dapat dipakai untuk menentukan tingkat 17 kematangan, daya terputihkan, atau derajat delignifikasi pulp kimia dan semi kimia baik pulp belum putih ataupun setengah putih, di bawah rendemen 70. Tingkat kematangan, daya terputihkan, dan derajat delignifikasi digunakan untuk menentukan kualitas pulp.

C. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan disusun untuk mengetahui pengaruh perlakuan pH dan konsentrasi alkali terhadap paramater kualitas pulp rendemen, sisa alkali dan bilangan Kappa. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dua faktorial, yaitu faktor pH dan KA adalah konsentrasi alkali. Masing-masing terdiri dari tiga taraf faktor pH pH = 5, pH 1 = 7 , pH 2 = 9 dan dua taraf faktor KA KA = 16, KA 1 = 18 dengan dua ulangan duplo, sehingga terdapat 12 unit percobaan. Model matematis yang digunakan untuk rancangan tersebut adalah: Y ijk = µ + pH i + KA j + pHKA ij + Σ k ij dengan i = 1,2,3, ; j = 1,2; dan k = 1,2 ; dimana : Y ijk : Parameter respon dari pengaruh taraf ke-i faktor A dan pengaruh taraf ke-j faktor B pada ulangan ke-k. µ : Pengaruh rata-rata pH i : efek sebenarnya taraf ke i faktor perlakuan pH KAj : efek sebenarnya taraf ke j faktor konsentrasi alkali pHKA ij : efek kombinasi faktor taraf ke ij faktor kombinasi perlakuan pH dan konsentrasi alkali Σ kij : galat error kombinasi faktor taraf ke ij dan faktor taraf ke k. Sudjana, 1992

D. Analisis Biaya Proses Produksi

Penentuan biaya proses produksi pulp dapat ditentukan berdasarkan perbandingan nilai rendemen parameter proses dan biaya bahan kimia 18 parameter ekonomi yang digunakan sebagai rasio dari keduanya. Selain itu, dilakukan pengambilan keputusan menggunakan Metode Bayes.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pembuatan Pulp Rayon

Pembuatan pulp di dalam penelitian ini menggunakan dua konsentrasi alkali yaitu 16 dan 18. Konsentrasi alkali aktif 16 dipilih karena konsentrasi alkali aktif di bawah 16 tidak menghasilkan pulp dengan kualitas yang baik disebabkan pulp tidak matang. Konsentrasi alkali aktif 18 digunakan karena konsentrasi alkali aktif di atas 18 akan merusak pulp . Semakin kecil konsentrasi alkali aktif yang ditambahkan, semakin efisien proses pulpingnya, sebaliknya apabila konsentrasinya terlalu besar pulp akan terlalu matang sehingga merusak kualitas pulp. Menurut Siagian 1989, pemasakan pulp memakai alkali aktif 16 lebih baik dibandingkan menggunakan konsentrasi 18 karena dapat menurunkan bilangan permanganat dan derajat putih pulp. Penurunan ini cenderung merusak selulosa ditinjau dari penurunan selulosa alfa dan viskositas pulp serta naiknya bagian selulosa yang larut dalam alkali aktif. Berdasarkan nilai rendemen pulp yang tersaji pada Lampiran 2. diperoleh nilai ANOVA Lampiran 4. yang menunjukkan bahwa perlakuan pH dan konsentrasi alkali aktif berpengaruh nyata terhadap rendemen pulp, namun interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata. Nilai pH pada tahap prahidrolisis berpengaruh terhadap rendemen pulp setelah proses pemasakan pulping. Uji lanjut Duncan Lampiran 4. menunjukkan bahwa taraf perlakuan pH 5 berbeda nyata dibandingkan pH 7 dan 9. Pada penelitian ini, pH 5 menghasilkan rata-rata rendemen pulp yang terkecil sebesar 43,50, sedangkan pH 7 dan 9 masing-masing menghasilkan rata-rata rendemen sebesar 49,41 dan 50,73. Berdasarkan hasil penelitian pembuatan pulp rayon secara kimia sulfat oleh Siagian 1989 berbahan baku kayu Macadamia Macadamia hildebrandii dan Leda Eucalyptus deglupta diperoleh bahwa prahidrolisis serpih menggunakan pH 5 memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pH 7 atau 9. Prahidrolisis pH 5 menghasilkan bilangan permanganat dan kadar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi NaOH Sebagai Media Pendingin Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon Menengah Dengan Adanya Perlakuan Panas

2 70 58

Pengaruh Konsentrasi KMn04 dan Silika Gel Terhadap Mutu Buah Terong Belanda (Cyphomandra betaceae Sendth) Selama Penyimpanan

0 27 69

Pengaruh Konsentrasi H2SO4 Dan HCL Pada Zeolit Alam Teraktivasi Serta PH Larutan Terhadap Adsorbsi Logam Kobal (Co) DAN Nikel (N) Dalam Larutan Standar Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

2 83 65

Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Pupuk Growmore(10-55-10)Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Mentimun(Cucumis sativus L.)

1 89 93

Pengaruh Konsentrasi H2so4 Dan Berat Dari Bentonit Alam Teraktivasi Dan Komersil Terhadap Adsorpsi Logam Kadmium (Cd) Dan Tembaga (Cu) Dalam Larutan Standar Dalam Metode Spektrofotometri Serapan Atom

9 61 63

Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Terhadap Viskositas Pulp Yang Belum Diputihkan Pada Unit Digester Di PT Toba Pulp Lestari Tbk, Porsea

6 80 39

Pengaruh Konsentrasi Induser Dan Penambahan Kofaktor Enzim Terhadap Produksi Ekstrak Kasar Enzim Lipase Ekstraseluler Oleh Pseudomonas aeruginosa

2 57 77

Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat (CH3COOH) Terhadap Modulus Green 300% Pada Proses Produksi Benang Karet Di PT. Industri Karet Nusantara

1 28 47

Pengaruh Umur dan Konsentrasi Alkali Aktif terhadap Sifat-Sifat Pulp Sulfat Kayu Sengon

0 5 129

Pengaruh Tingkat Keasaman Pragidrolisis dan Konsentrasi Alkali Aktif terhadap Sifat Pulp Rayon dari Limbah Gmelina (Gmelina arborea Roxb)

0 13 73