Derajat Keasaman pH Tekstur Sedimen Kandungan C-Organik Sedimen

tekstur debu dan liat dengan similaritas 88 – 99 Lampiran 4. Tekstur liat dan debu memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan pasir karena tekstur tersebut merupakan hasil penguraian bahan organik menjadi lebih sederhana oleh dekomposer maupun detritus. 4.1.2. Kondisi Perairan Estuaria Sungai Wonokromo 4.1.2.1. Salinitas Sebaran salinitas estuaria Sungai Wonokromo di bulan Agustus 2007 relatif merata di masing-masing stasiun dengan kisaran antara 18 sampai 31 ‰. Perbedaan mencolok hanya pada stasiun 10 sebesar 18 ‰ yang berada di mulut sungai sebagai indikasi adanya pengaruh air tawar lebih besar dibanding stasiun lain yaitu 11, 12, 13, 14, 15, dan 16 yang relatif sama antara 29 sampai 31 ‰. Pada musim hujan di bulan Maret 2008, salinitas menyebar tidak jauh berbeda dengan sebaran di musim kemarau pada bulan Agustus 2007. Kisaran salinitas estuaria ini antara 5 sampai 30 ‰. Perbedaan mencolok hanya pada stasiun 10 yang berada di mulut sungai yaitu dari 18 ‰ saat musim kemarau menjadi 5 ‰. Hal ini disebabkan masukan air tawar saat musim hujan lebih besar dibanding musim kemarau. Sedangkan di enam stasiun lainnya memiliki kisaran 26 sampai 30 ‰ dan masih relatif sama bila dibandingkan dengan kisaran di musim kemarau bulan Agustus 2007.

4.1.2.2. Derajat Keasaman pH

Kisaran pH estuaria Sungai Wonokromo pada bulan Agustus 2007 antara 7 sampai 8. Stasiun 10 merupakan stasiun dengan pH terendah yaitu 7 yang bersifat netral. Nilai pH di stasiun tersebut dipengaruhi oleh masukan air tawar yang lebih besar karena posisinya yang berada di mulut sungai. Sedangkan stasiun lainnya memiliki pH yang relatif seragam antara 7,30 sampai dengan 8. Kisaran pH pada bulan Maret 2008 antara 7,80 – 8. Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pH di musim hujan dan kemarau di estuaria ini. Keadaan ini juga serupa terjadi di estuaria Sungai Porong dimana pH di musim kemarau relatif lebih tinggi akibat besarnya pengaruh ion air laut. 37

4.1.2.3. Tekstur Sedimen

Estuaria Sungai Wonokromo memiliki kandungan pasir yang lebih rendah daripada estuaria Sungai Porong. Hampir di semua stasiunnya memiliki tekstur yang didominasi oleh debu kecuali pada stasiun 13. Komposisi debu dan liat hampir sama di stasiun yang jauh dari mulut sungai karena pengaruh arus relatif menjadi lebih kecil sehingga sedimentasi partikel suspensi halus dapat lebih mudah terjadi. Arus deras yang terjadi di musim hujan memiliki kemampuan membawa partikel lebih besar sehingga pasir dari sungai mudah terbawa.

4.1.2.4. Kandungan C-Organik Sedimen

Kandungan C-Organik tertinggi terdapat pada stasiun 15 sebesar 1,98 diikuti stasiun 10, 14, 13, 16, 12 dan 11. Penyebaran C-Organik dapat terlihat dari dendrogram bahwa stasiun yang terletak di mulut sungai dan stasiun-stasiun yang berada paling jauh dari mulut sungai berada dalam satu kelas Lampiran 5. Pola penyebaran C-Organik ini relatif sama dengan estuaria Sungai Porong. Hal ini disebabkan oleh faktor yang sama yaitu arus. Pengambilan sampel sedimen dilakukan di musim hujan dimana arus menjadi lebih deras. Arus yang deras membawa partikel yang lebih besar dan mempengaruhi proses sedimentasi dan dekomposisi. Regresi antara C-Organik dan tekstur debu-liat serta dendrogram similaritas tekstur sedimen menunjukkan hal yang sama dengan hasil sampel estuaria Sungai Porong bahwa tekstur debu- liat berbanding lurus dengan kandungan C-Organik Lampiran 5.

4.1.3. Perbandingan Kondisi Lingkungan pada Kedua Estuaria