Peta kerapatan tajuk Leaf Area Index Peta jarak dari jalan Jalur jalan yang terdapat di kawasan CAGT sebagian besar adalah jalan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Peta Tematik untuk Membuat Model

Berdasarkan hasil analisis setiap peta tematik, diperoleh peta setiap variabel berikut ini. Batasan wilayah peta yang dianalisis adalah dengan mem- buffer batas kawasan sepanjang 1,1 km karena terdapat tiga titik kelompok yang berada di luar kawasan, dan titik terjauh terdapat pada jarak sekitar 1,1 km dari batas kawasan Cagar Alam Gunung Tilu.

5.1.1 Peta kerapatan tajuk Leaf Area Index

Estimasi LAI didasarkan pada pantulan dari kanopi vegetasi. Intensitas pantulan tergantung pada panjang gelombang yang digunakan dan tiga komponen vegetasi yaitu daun, substrat, dan bayangan. Kerapatan tajuk pada penelitian ini dianalisis berdasarkan citra Landsat, dengan menggunakan model maker pada ERDAS Imagine 9.0. Nilai piksel LAI Leaf Area Index diperoleh dari rumus LAI = 12,29 PETI + 1,33, dimana PETI = ] 5 4 [ ] 5 4 [ band band band band + − McDonnell 1998. Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh nilai piksel LAI pada wilayah Cagar Alam Gunung Tilu CAGT dan sekitarnya berkisar antara 0-8,148 piksel, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5 Grafik sebaran nilai piksel LAI. 20000 40000 60000 80000 100000 120000 0, 000 0, 383 0, 767 1, 150 1, 534 1, 917 2, 301 2, 684 3, 068 3, 451 3, 834 4, 218 4, 601 4, 985 5, 368 5, 752 6, 135 6, 519 6, 902 7, 285 7, 669 8, 052 value hi s togr a m Nilai LAI 21 LAI diklasifikasi menjadi lima kelas, yaitu kelas 0-2, 2-4, 4-6, 6-8, dan 8-10. Klasifikasi dilakukan guna mempermudah dalam pembuatan model, saat overlay . Owa Jawa merupakan satwa arboreal murni, sehingga membutuhkan hutan dengan kanopi antar pohon yang berdekatan. Habitat yang sesuai bagi owa Jawa adalah hutan dengan tajuk yang relatif tertutup, dan tajuk pohon tersebut memiliki cabang horisontal. Kelas LAI dengan wilayah terluas terdapat pada kelas LAI kedua dengan kisaran nilai piksel 2-4 dengan luas 9591,84 Ha. Wilayah tersebut umumnya menyebar di sekitar kawasan, khususnya pada bagian tengah wilayah batas studi. Sedangkan kelas LAI dengan wilayah terkecil terdapat pada kelas LAI kelima dengan kisaran nilai piksel 8-10 dengan luas 0,09 Ha. Wilayah tersebut hanya terdapat pada wilayah barat daya batas studi. Peta LAI dapat dilihat pada Gambar 6.

5.1.2 Peta jarak dari jalan Jalur jalan yang terdapat di kawasan CAGT sebagian besar adalah jalan

setapak dan jalan lain. Jalan lain merupakan jalan untuk masuk ke dalam kawasan. Jalan tersebut biasanya digunakan oleh pihak perkebunan dewata yang terdapat di tengah kawasan, sebagai sarana transportasi kendaraan dalam aktivitas produksinya. Jalan setapak umumnya berada di tengah kawasan yang merupakan wilayah perkebunan Dewata. Jalan tersebut biasanya digunakan oleh para pekerja perkebunan untuk mencapai lokasi-lokasi kebun teh, maupun untuk masuk ke dalam wilayah hutan. Faktor manusia dapat menjadi pembatas terhadap habitat owa Jawa. Manusia membuat jalur jalan di dalam kawasan untuk memudahkan aksesibilitasnya ke dalam kawasan. Meskipun jalan dibuat bukan sebagai jalur untuk merusak kawasan cagar alam ataupun untuk eksploitasi owa Jawa, namun secara tidak langsung adanya jalan dapat menjadi sumber gangguan bagi owa Jawa. Jalan merupakan salah satu jalur yang mempermudah manusia untuk masuk ke dalam hutan. Adanya jalur tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang mengganggu bagi owa Jawa, karena manusia dapat masuk ke dalam hutan melalui jalur tersebut. Nijman 2004 menyatakan bahwa respon owa pada saat ada 22 22 Gambar 6 Peta kerapatan tajuk LAI. 23 manusia yang mendekat adalah segera menghindar. Respon lain yang mungkin muncul adalah berdiam diri dan bersembunyi. Respon bersuara biasanya terjadi apabila satwa mendeteksi kehadiran manusia pada jarak yang sangat dekat. Hal tersebut membuktikan bahwa faktor manusia merupakan salah satu faktor pengganggu bagi owa Jawa, dan faktor tersebut didukung oleh jalan sebagai faktor masuknya manusia ke dalam hutan. Sehingga dilakukan pengkajian pada variable jarak dari jalan untuk melihat pengaruh faktor jalan bagi owa Jawa di Cagar Alam Gunung Tilu. Jarak dari jalan diklasifikasi menjadi lima kelas, yaitu kelas 0-200m, 200- 400m, 400-600m, 600-800m, 800-1000m. Klasifikasi dilakukan guna mempermudah dalam pembuatan model saat overlay. Pada kelas klasifikasi jarak 0-200 m dari jalan hanya terdapat satu titik kelompok owa Jawa, sedangkan pada kelas 200-400m tidak ditemukan titik kelompok owa Jawa. Pada kelas jarak 400- 600m dan kelas 600-800m masing-masing ditemukan titik kelompok owa Jawa sebanyak tiga titik, dan pada kelas jarak 800-1000m ditemukan sebanyak dua titik kelompok owa Jawa. Titik lainnya terdapat pada jarak di atas 1000m, yaitu sebanyak enam titik kelompok owa Jawa. Peta jalur jalan dapat dilihat pada Gambar 7.

5.1.3 Peta ketinggian