12
3.4 Geologi
Sebagian besar bagian utara daerah cagar alam ini berasal dari periode kwartet berupa hasil gunung api yang tak terdiferensial. Sedangkan bagian selatan
berasal dari periode miosen yang terdiri dari fagies sedimen miosen. Tipe tanah kawasan ini adalah andosol dari batuan beku basis dan intermedier di daerah
gunung. Jenis-jenis tanah lain yang terdapat di kawasan ini adalah latosol, andosol, podsolik kuning, dan regosol.
3.5 Hidrologi
Sungai dan anak sungai yang berada di kawasan Cagar Alam Gunung Tilu mengalir dan bermuara pada dua Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu: 1 DAS
Citarum S. Cipadaarum, S. Cibodas, S. Cisondari bermuara pada S. Ciwidey kemudian S. Citarum S. Cilamajang, S. Ciurug, S. Cisalada, S. Cisanggiang,
S. Cimalawindu, S. Cikakapa Gede, S. Cikakapa Leutik, S. Cisurudan bermuara pada S. Cisangkuy kemudian ke S. Citarum; 2 DAS Cikahuripan S. Cibaliung,
S. Ciasahan, S. Cinangewer, S. Cimeri, S. Ciawi Tali bermuara pada S. Cikahuripan kemudian ke S. Cilaki.
3.6 Potensi Kawasan
Kawasan CAGT merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran tinggi dan merupakan salah satu sisa hutan alam di Jawa Barat yang relatif
masih utuh. Jenis floranya tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis yang ada di pegunungan Jawa dan Sumatera. Jenis tumbuhan didominasi oleh: Puspa Schima
walichii , Pasang Quercus sp., Rasamala Altingia excelsa, Teurep Alstonia
elasticus , Huru Litsea angolata, Jamuju Podocarpus imbricatus, Saninten
Castanopsis argantea, Kiputri Podocarpus sp. dan lain-lain. Beberapa jenis golongan liana yang terdapat pada cagar alam ini yaitu Rotan Calamus sp.,
berbagai jenis Anggrek, Jotang Synnerela nodiflora, Kirinyuh Eupathorium sp., dan Tepus Zingi beraceae.
Satwaliar yang hidup di kawasan ini secara garis besar terbagi dalam enam ordo yaitu: Mamalia, Primata, Aves, Reptilia, Pisces, dan Moluska. Satwa
13 endemik dilindungi yang terdapat pada kawasan ini yaitu: Surili Presbytis
comata , Owa Jawa Hylobates moloch, dan Lutung Trachypitachus auratus.
3.7 Sarana dan Prasarana
Wilayah kerja KKW Bandung Selatan II yang terdiri dari Cagar Alam Gunung Tilu 8000 ha, CA Cigenteng Cipanyi ± 10 ha, dan CA Malabar 3,82 ha
memiliki sarana dan prasarana pengelolaan berupa dua pos jaga yang terdapat di Dangdang dan Mandala, satu pondok kerja yang terdapat di Gambung, serta satu
buah kendaraan roda dua. Kondisi pondok kerja di Dangdang dan pondok kerja di Gambung sangat memprihatinkan dan kurang layak pakai.
3.8 Masyarakat Sekitar Kawasan
Terdapat sembilan desa dari empat kecamatan dalam tiga kabupaten yang berbatasan langsung dengan kawasan CAGT, yaitu: Desa Mekarsari, Tenjolaya,
Cisondari dan Sugihmukti Kecamatan Pasirjambu, Desa Pulosari, Warnasari dan Lamajang Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Desa Mekarjaya,
Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, dan Desa Mekarmukti, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut. Di dalam kawasan CAGT terdapat enklaf HGU
Perkebunan Teh Dewata yang termasuk dalam wilayah Desa Tenjolaya. Sebagian besar masyarakat di sekitar CAGT secara langsung atau tidak
langsung, kehidupan sehari-harinya dapat dipastikan banyak tergantung atau berinteraksi dengan hutan cagar alam. Perekonomian masyarakat tersebut
bertumpu pada pertanian dalam arti luas, mata pencaharian utama berupa petani, buruh tani, dan buruh perkebunan. Berdasarkan data monografi diketahui bahwa
penduduk di sekitar kawasan cagar alam sebagian besar memeluk agama Islam. Penduduk asli sembilan desa ini umumnya adalah suku sunda yang masih ditandai
dengan adat kebudayaan sunda dalam kehidupan sehari-harinya. Kesenian tradisional yang masih dijumpai antara lain wayang golek, calung, reog, dan
upacara adat sunda dalam acara khitanan dan pernikahan.
BAB IV METODE PENELITIAN