4.2.2. Total bacterial counts TBC
Salah satu metode untuk melihat kesegaran ikan adalah dengan analisis TBC. Prinsip kerja dari analisis TBC adalah penghitungan jumlah koloni bakteri
yang ada di dalam sampel fillet ikan nila dengan pengenceran sesuai keperluan dan dilakukan secara duplo Fardiaz 1987.
Hasil analisis jumlah koloni bakteri selama proses kebusukan fillet ikan nila pada waktu pengamatan 15 jam menunjukkan bahwa telah terjadinya peningkatan
jumlah bakteri seiring dengan makin lamanya waktu pengamatan. Pada jam ke-0, nilai TBC fillet ikan nila adalah sebesar nilai log 4,35 ± 0,07 2,3 x 10
4
CFUml. Nilai TBC ini kemudian meningkat pada waktu pengamatan jam ke-5 yaitu
sebesar nilai log 5,81 ± 0,43 8,1 x 10
5
CFUml. Pada waktu pengamatan jam ke-10, nilai TBC kembali meningkat sebesar nilai log 7,5 ± 0,54 4,5 x 10
7
CFUml. Peningkatan nilai log TBC yang cukup tinggi terjadi pada waktu pengamatan jam ke-15 yaitu sebesar nilai log 9,11 ± 0,05 1,3 x 10
9
CFUml. Kecenderungan peningkatan nilai TBC dari fillet ikan nila selama waktu
pengamatan 15 jam dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Grafik kecenderungan peningkatan nilai log TBC dan kecenderungan nilai absorbans dinamika respon sensor smart packaging dengan
bahan dasar chitosan-asetat, PVA, dan indikator BTB selama proses kebusukan fillet ikan nila pada waktu pengamatan 15 jam.
TBC
Model regresi polinomial ortogonal dengan order 2 didapatkan bahwa semakin lama waktu pengamatan proses kebusukan fillet ikan nila
memperlihatkan adanya peningkatan nilai TBC. Persamaan regresi polinomial ortogonal antara waktu pengamatan proses kebusukan fillet ikan nila dengan nilai
TBC adalah y = 0,0037x
2
+ 0,2687x + 4,4085, dengan nilai determinasi sebesar 99,98 .
Jika melihat kecenderungan peningkatan nilai tersebut dibandingkan dengan kecenderungan data dinamika respon sensor smart packaging dengan
bahan dasar chitosan-asetat, PVA, dan indikator BTB menunjukkan bahwa pola kecenderungan data yang ada adalah sama, yaitu makin meningkat sejalan dengan
makin lamanya waktu pengamatan dari proses kebusukan fillet ikan nila. Adanya perbedaan nilai TBC menunjukkan bahwa makin lamanya waktu
pengamatan, jumlah bakteri cenderung meningkat. Gram 1990 menyatakan bahwa ikan yang disimpan dengan pemberian es selama 2-3 minggu, bakteri terus
cenderung mengalami peningkatan dengan cepat, dimana mencapai sekitar 10
8
-10
9
cfug daging ikan pada waktu akhir pengamatan. Selanjutnya juga disampaikan bahwa daging ikan yang mengandung lebih dari 1 juta bakteri per
gram telah menunjukkan mutu yang sangat rendah bahkan sudah tidak layak lagi untuk dipasarkan. Lin et al. 2006 dengan menggunakan teknik Principal
Component Analysis PCA dengan peralatan SW-NIR memperlihatkan bahwa
jumlah log TBC selama proses kebusukan fillet rainbow trout yang disimpan pada suhu 21°C cenderung semakin meningkat hingga mencapai 7,46 CFUml mikroba
pada akhir pengamatan jam ke-24. Perhitungan jumlah bakteri pada daging segar ikan Whitting dan Pouting yang dilakukan Duflos et al. 2002 memperlihatkan
juga adanya peningkatan yang nyata terhadap jumlah bakteri selama penyimpanan 10 hari pada suhu 0°C. Dalam perhitungan tersebut, ditunjukkan bahwa laju
peningkatan bakteri pada ikan Whitting lebih cepat daripada ikan Pouting. Duflos et al. 2002 juga menyimpulkan bahwa estimasi jumlah mikroflora dalam
daging ikan hanya memberikan informasi secara umum terhadap tingkat kontaminasi bakteri dan bukan sebagai kriteria satu-satunya penilai kesegaran.
4.2.3. Nilai pH